Saturday 1 January 2011

MAKALAH PENELITIAN PENJAS

KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Allah SWT, bahwasan-Nya kita masih diberikan umur panjang dan kesehatan pada kelompok kami yang telah menyelesaikan tugas pembuatan makalah tentang Pendidikan Jasmani di Sekolah Luar Biasa (SLB) Bagian B Tunas Harapan Tingkat SMPLB Kabupaten Karawang.
Kami ucapkan terimakasih kepada Kepala Sekolah dan pihak sekolah SLB B Tingkat SMPLB Bagian B Tunas Harapan Karawang yang telah membantu kami dalam melakukan penelitian dan pemberian materi berupa bahan makalah sehingga kami bias leluasa tuangkan dalam tulisan ini.
Makalah ini dibuat untuk prasyarat mengikuti ujian akhir semester pada Mata Kuliah Pendidikan Jasmani Adaftif yang dibimbing oleh Bapak Djajat Darajat M.Pd.
Banyak pengalaman baru buat kami khususnya pengetahuan dibidang Pendidikan Jasmani yang diberikan pada siswa yang Luar Biasa, begitu Maha Besar Kekuasaan Allah AWT yang menciptakan makhluknya terutama manusia yang mempunyai akal, walaupun mereka mempunyai latar yang Luar Biasa jika dilatih dengan terus-menerus dan terprogram, mereka dapat melakukan seperti orang biasa terutama dalam bidang olahraga, bahkan dapat berprestasi.

Karawang, Oktober 2010
penyusun


DAFTAR ISI

Halaman
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I 1
SEJARAH SEKOLAH 1
A. Latar Belakang 1
B. Sejarah Sekolah Luar Biasa (SLB) B Tunas Harapan Karawang 2
BAB II 4
STRUKTUR DAN MUATAN KURIKULUM 4
A. Struktur Kurikulum satuan Pendidikan 4
B. Bentuk pengajaran 5
C. Beban Belajar 8
D. Beban Belajar 8
E. Kegiatan Belajar 9
F. Program Unggulan 10
G. Peran Serta Orang Tua Peserta Didik 11
BAB III 14
SARANA DAN PRASARANA 14
A. Prasarana dan Sarana Pendidikan 14
BAB IV 24
PENUTUP 24
Kesimpulan 24
Saran 24
Lampiran- lampiran 26
DAFTAR PUSTAKA 29

BAB I
SEJARAH SEKOLAH

A. Latar Belakang
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana dalam mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didk secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang berguna bagi individu, masyarakat, bangsa, dan negara.

Dalam proses pendidikan setiap peserta didik mengembangkan potensi dirinya melalui proses interaksi dengan pendidik, kawan sebaya, lingkungan, dan sumber belajar lainnya. Proses pendidikan ini akan memungkinkan peserta didik menghayati pengalaman belajar untuk mewujudkan empat pilar pendidikan, yaitu belajar untuk mengetahui (learning to know), belajar untuk melakukan (learning to do), belajar menjadi diri sendiri (leraning to be), dan belajar untuk hidup bersama (learning to live together).

Berdasarkan pasal 31 ayat 1 UUD 1945 menyatakan “Tiap-tiap warga negara berhak mendapatkan pelajaran”. Ayat ini memilki beberapa implikasi terhadap pembangunan dalam bidang pendidikan, antara lain adalah : (1) karena pengajaran merupakan hak warga negara, maka ada satu kewajiban (dari pemerintah, masyarakat, dan lain-lain) untuk memenuhi kebutuhan tersebut dan (2) karena pengajaran merupakan hak warga negara, maka tidak ada diskriminasi atau perbedaan bagi warga negara dalam mendapatkan pengajaran. Untuk itu semua anak termasuk anak dengan kebutuhan khusus, maka sama-sama memiliki hak yang sama dalam memperoleh pengajaran. Implikasinya adalah begaimana bentuk dan upayanya dalam memberikan pelayanan yang adil dan fair terhadap semua anak.
Termasuk pendidikan yang diberikan pada peserta didik yang latarbelakang mental (cacat mental dan fisik) khususnya pendidikan jasmani di sekolah SLB Bagia B Tunas Harapan tingkat SMPLB diberikan sesuai keinginan dan harapan peserta didik dan orang tua yang menitipkan anaknya supaya berkembang khususnya dibidang pendidikan jasmani (olahraga) bisa berguna bagi dirinya dan bergaul dimasyarakat tidak merasa dikucilkan atau diasingkan.

Penyelenggraan pendidikan bagi anak dengan kebutuhan khusus dapat dilakukan dengan berbagi cara, antara lain melaui pendidikan jasmani dan olahraga. Manfaat pendidikan jasmani dan olahraga telah teruji dalam upaya memperdayakan manusia hingga kini. Untuk itu diperlukan adanya model sebagai upaya pengembangan pemberdayaan anak dengan kebutuhan khusus melalui pendidikan jasmani,. Salah satu bentuk program pendidikan jasmani yang sesuai dengan anak dengan kebutuhan khusus adalah program pendidikan jasmani adaftif adalah pendidikan melalui program aktivitas jasmani yang dimodifikasi untuk memungkinkan individu dengan kelainan memperoleh kesempatan untuk berpartisipasi dengan aman, sukses, dan memperoleh kesempatan.

B. Sejarah Sekolah Luar Biasa (SLB) B Tunas Harapan Karawang
Sekolah ini diberikan nama SLB B TUNAS HARAPAN tahun berdiri 1977 dengan ijin Operasional 421.9/4257 – PLB. Tanggal 05 Desember 2003 berstatus Swasta dan Status Akreditasi B dengan NSS: 802.02.21.09.002, yang beralamatkan Jln. Mekar Karang Indah Kelurahan Karangpawitan Kecamatan karawang Barat kabupaten Karawang 41315 Propinsi Jawa Barat. Tlp (0267) 417 425, dibawah pimpinan Kepala Sekolah HAENUDIN. S.Pd.

Sekolah Luar Biasa ini dibawah naungan Yayasan Pembina Pendidikan dan Penyantunan Anak-anak Cacat “TUNAS HARAPAN” dengan No Akte Notaris/Tahun: 35 Tahun 1981. Nama Ketua Yayasan : Ny. Hj. Nursofa Dadang S. Mukhtar dan komite sekolah Ny. Hj. Tuti Sulastri, beralamatkan di Gedung PKK Jln. Akhmad Yani No 1 Kecamatan Karawang Barat kabupaten Karawang.

1. Visi sekolah:
Melalui pembelajaran keterampilan yang yang berkualitas SLB/B Tuanas Harapan Karawang ini “mewujudkan siswa yang terampil dan mandiri pada tahun 2019”.

2. Misi Sekolah:
a. Menanmkan keyakinan dan ketaqwaan terhadap kebesaran dan kekuasaan Tuhan YME.
b. Meningkatkan kesadaran peserta didik sebagai makhluk sosial dalam tatanan kemasyarakatan yang santun dan aktif memelihara /melestarikan lingkungan.
c. Mengembangkan potensi yang ada sesuai dengan bakat dan minat anak dalam meningkatkan keterampilan kecakapan hidup dan mandiri.
d. Mensukseskan wajib belajar pendidikan 9 tahun anak berkebutuhan khusus/luar biasa.


BAB II
STRUKTUR DAN MUATAN KURIKULUM

A. Struktur Kurikulum satuan Pendidikan
Pertaturan pemerintah No. 19 tahun 2005 tentang Standar Pendidikan Nasional pasal 6 ayat (1) menyatakanan bahwa kurikulum untuk jenis pendidikan jasmani dasar dan menengah terdiri atas:
1. Kelompok mata pelajaran agama dan ahklaq mulia.
2. Kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian
3. Kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi
4. Kelompok mata elajaran estetika
5. Kelompok mata pelajaran jasmani olahraga dan kesehatan.
Salah satu cakupan khususnya kelompok mata pelajaran jasmani olahraga dan kesehatan antara lain: KELOMPOK MATA PELAJARAN JASMANI OLAHRAGA DAN KESEHATAN PADA SMP/Mts/SMPLB dimaksud untuk meningkatkan potensi fisik serta membudayakan sportivitas dan kesadaran hidup sehat.
Struktur kurikulum pendidikan dasar menengah melalui subtansi pembelajaran yang ditempuh satu jenjang pendidikan selama 3 tahun melaui kelas VII s.d IX untuk SMPLB pendekatan menggunakan pendekatan tematik.
Struktur kurikulum SMP khususnya SLB/B Tunas Harapan Karawang memuat 10 mata pelajaran wajib, muatan lokal, program khusus dan pengembangan diri.



B. Bentuk pengajaran
Bentuk pengajaran yang diberikan ke pada peserta didik pada Sekolah Luar Biasa B Tunas Harapan diantaranya:
1. Program ke khususan
Dalam program ini yang diberikan diantaranya tentang:
a. Merawat diri melaui mandi, mencuci anggota badan, buang air besar dan kecil, menggosok gigi, berpakaian dan berhias.
b. Mengurus diri dengan cara makan minum, menempatkan barang-barang milik sendiri, kebersihan dan keindahan, memnui kebutuhan hidup sehari-hari.
c. Menolong diri sendiri, keselamatan, keamanan, kesehatan sederhana/P3K, kebersihan, membela diri, menghindari bahaya, meyelamatkan diri dari ancaman.
d. Berkomunikasi, komunikasi verbal, (lisan) dan non verbal dengan teman sebaya, guru, orang tua, dan orang lain yang dekat dengan mereka.
e. Beradaptasi, adaptasi di lingkungan rumah, sekolah, kelompok bermain dan tetangga.

2. Pengajaran Pengembangan diri melaui prestasi kegiatan ekstarkurikuler.
a. Wajib
1) Parmuka
b. Pilihan
1) Melukis
2) Tari Daerah
3) Olahraga (Bulutangkis, Tenis Meja, dan Bola Voli)

Dalam pengembangan diri melaui layanan bimbingan:
a. Layana Khusus
b. Layanan Kesulitan Belajar
c. Layanan Pengembangan potensi yang ada.
3. Pendidkan Keacakapan Hidup
a. Pendidikan berbasis keunggulan
1. Mengapreasiasi dan menerapkan teknologi pengolahan produk pengawetan bahan mentah hewani dengan cara diasinkan (pembuatan telur asin).
2. Mengapresiasikan dan menerapkan teknologi budi daya tanaman obat dan tanaman hias yang menggunakan media tanah (tanaman hias dan apotik hidup).
3. Mengapresiasikan dan membuat benda kerajinan untuk fungsi pakai/hias berbahan buatan dan teknik lipat, potong dan rekat dengan ragam hias tradisional mancanegara maupun modifikasi (membuat boneka dari limbah bungkus ) 4 jam.

b. Pendidikan berbasis keunggulan global
Pendidikan berbasis keunggulan local dan global adalah pendidikan yang memanfaatkan keunggulan lokal dan kebutuhan daya saing global dalam aspek ekonomi, budaya, khas, teknologi informasi dan komunikasi, tekologi dan lain-lain yang semuanya bermanfaat bagi pengembangan kompetensi peserta didik.
Pendidikan berbasis keunggulan lokal dan global di SLB/B Tunas Harapan Tingkat SMPLB Karawang adalah Melukis. Materi yang diberikannya:
1. Kelas VII Menggambar imajinasi media cat
2. Kelas VIII Menggambar imajinasi media campuran
3. Kelas UX Menggambar imajinasi media campuran






Table Struktur Kurikulum SMPLB Tunas Harapan Karawang
NO KOMPONEN JUMLAH JAM
A MATA PELAJARAN
1. Pendidikan Agama
2. Pendidikan Kearganegaraan
3. Bahasa Indonesia
4. Bahsa Inggris 10
5. Matematika Pendekatan Temati
6. Ilmu Pengetahuan Alam
7. Ilmu Pengetahuan Sosial
8. Seni Budaya dan Keterampilan
9. Pendidikan jasmani, Olahraga dan Kesehatan
10. Keterampilan Vokalisasi/Teknolofi Informasi dan Komunikasi 20
1. Budidaya tanaman hias 4
2. Produksi telur asin 4
3. Menjahit 4
4. Memasak 6
B. MUATAN LOKAL
1. Bahasa dan Sastra Sunda 2
2. PLH 1
C. PROGRAM KHUSUS 2
D. PENGEMBANGAN DIRI 2**)
JUMLAH 34

Catatan :
 Penambahan 1 jam pembelajaran untuk muatan local PLH untuk memenuhi Pergub Jabar No. 25 tahun 2007

C. Beban Belajar
Beban belajar ditentukan berdasarkan penggunaan system pengelolaan program pendidikan berlaku disekolah system paket.
Beban belajar SMP Khusus SLB/B tunas Harapan Karawang
a. Beban digunakan dengan system paket
b. Satu jumlah pembelajaran tatap muka 35 menit
c. Jumlah jam pembelajaran permingu 34-38 jam pelajaran
d. Mengajar efektif pertahun pelajaran 36 perminggu
e. Penguasaan terstruktur dan kegiatan mandiri tidak terstruktur dalam system paket 0%-50%
D. Beban Belajar
Ketuntasan belajar setiap indikator yang telah ditetapkan dalam bentuk kompetensi dasar berkisar antara 0-100%. Criteria ideal ketuntasan belajar (mastery learning) untuk masing-masing 60%. Ketuntasan belajar setiap jenis mata pelajaran disesuaikan dengan kompleksitas, esensial, imtaq siswa, dan sarana prasaran, serta brdasarkan assessment sehingga diketahui baseline setiap peserta didik maka standar Ketuntasan Belajar Minimal (SKBM), setiap mata pelajaran sebagai berikut:

Table Ketuntasan Belajar SMPLB/B Tunas HArapan Karawang
KOMPONEN Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)
VII VIII IX
A. Mata Pelajaran
1. Pendidkan Agama 60 60 60
2. Pendidikan Kearganegaraan 60 60 60
3. Bahasa Indonesia 60 60 60
4. Bahsa Inggris 60 60 60
5. Matematika 60 60 60
KOMPONEN Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)
VII VIII IX
6. Ilmu Pengetahuan Alam 60 60 60
7. Ilmu Pengetahuan Sosial 60 60 60
8. Seni Budaya dan Keterampilan 60 60 60
9. Pendidikan jasmani, Olahraga dan Kesehatan 60 60 60
10. Keterampilan Vokalisasi/Teknolofi Informasi dan Komunikasi 60 60 60
a. Budidaya tanaman hias 65 65 65
b. Produksi telur asin 65 65 65
c. Menjahit 60 60 60
d. Memasak 60 60 60
B. MUATAN LOKAL
1. Bahasa dan Sastra Sunda 55 55 60
2. PLH 60 60 60
Program Khusus 65 65 65
Pengembangan Diri 60 60 60

E. Kegiatan Belajar
1. Khususnya untuk tingkat SMPLB waktu kegiatan belajar mengajar pukul 08.00-11.00 WIB
2. Kegiatan pendidikan jasmani missal (senam irama) dilakukan setiap hari sabtu pukul 08.00-11.00 WIB.
3. Kegiatan olahraga atau pendidikan jasmani dilakukan dengan system rombongan belajar karena keterbatasan guru penjas sehingga kegiatannya selalu digabungkan.

F. Program Unggulan
1. Seni lukis
2. Keterampilan bunga hias dari bahan straw (sedotan)
Keadaan peserta didik
NO SATUAN PENDIDIKAN JENIS KELAINAN JUMLAH
A B C C1 D D1 G AUTISTIK
L P L P L P L P L P L P L P L P L P LP
1
TKLB
KELOMPOK A
(TKLB-1) - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
KELOMPOK B
(TKLB-2) - - - - 6 3 - 1 - - - - - - - - 6 4 10
JUMLAH - - - - 6 3 - 1 - - - - - - - - 6 4 10
2 SDLB
KELAS 1 - - - - 3 2 9 4 - - - - - - - - 12 6 18
KELAS 2 - - - - 6 4 4 5 - - - - - - - - 10 9 19
KELAS 3 - - - - 3 3 5 4 - - - - - - - - 8 7 13
KELAS 4 - - - - 4 1 2 3 - - - - - - - - 6 4 10
KELAS 5 - - - - 1 1 6 4 - - - - - - - - 7 5 12
KELAS 6 - - - - 5 3 - - - - - - - - - - 5 3 8
JUMLAH - - - - 22 14 26 20 - - - - - - - - 48 34 82
3 SMPLB
KELAS 7 - - - - 3 2 2 3 - - - - - - - - 5 5 10
KELAS 8 - - - - 3 1 1 3 - - - - - - - - 4 4 8
KELAS 9 - - - - 1 - - 1 - - - - - - - - 1 1 2
JUMLAH - - - - 7 3 3 7 - - - - - - - 10 10 20
NO SATUAN PENDIDIKAN JENIS KELAINAN JUMLAH
A B C C1 D D1 G AUTISTIK
L P L P L P L P L P L P L P L P L P LP
4 SMALB
KELAS 10 - - - - 4 - - - - - - - - - - - 4 - 4
KELAS 11 - - - - 2 2 - - - - - - - - - - 2 2 4
KELAS 12 - - - - 1 - - - - - - - - - - - 1 - 1
JUMLAH - - - - 7 2 - - - - - - - - - - 7 2 9
JUMLAH 1-4 42 22 29 28 71 50 121

G. Peran Serta Orang Tua Peserta Didik
Dalam memandang pendidikan bagi anak penderita cacat, Warlock (dalam: Hidayat 1998:3) membuat beberapa rekomendasi tentang pendidikan anak luar biasa, yaitu bahwa mereka dididik bukan hanya berdasarkan pada kalainan khusus mereka. Melainkan juga karena adanya kebutuhan terhadap pendidikan khusus ke dalam sekolah umum dimanapun adalah memungkinkan dan dapat dilakukan. Disini keterlibatan orang tua sangat diperlukan. Orang tua mempunyai suatu hak untuk meminta dan melibatkan diri dalam assasenment anak-anaknya dan memutuskan tentang penempatan sekolahnya.
Orang tua memegang peranan yang sangat penting bagi tumbuh kembang anak-anaknya yang mempunyai kelainan tersebut. Kekhususan yang dimilikinya tentunya memerlukan perhatian yang khusus bagi orang tua sehingga ada kesatuan cara pandang antara orang tua dirumah maupun dengan guru disekolah.
Peran yang dapat dilakukan oleh orang tua dan guru diantaranya salah satunya pada anak tuna rungu yang ada pada SLB B Tingkat SMPLB.
Pada umumnya anak tuna rungu mengalami masalah dengan kemampuan menyampaikan bahasa lisan sehingga anak tuna rungu perlu didorong untuk mengembangkan bahasa isyarat. Walaupun pemberian penekanan pada penguasaan bahasa isyarat ini menimbulkan pro konta di kalangan para pakar. Yang setuju untuk dilakukan penekanan bahasa isyarat beranjak pada pemikiran bahwa sebagai bagian masyarakat dari masyarakat dan keluarga yang membutuhkan kemampuan berkomunikasi dengan anggota keluarga dan masyarakat maka tatkala kemampuan bahasa lisan tidak memadai maka diperlukan kemanpuan bahasa isyarat sehingga dapat terjalin komunikasi antara si anak dengan orang lain. Untuk itu mereka harus dieri suatu system yang mendorong mereka mampu berkomunikasi secara efektif dan dapat menangkap informasi dari orang lain.
Sedangkan yang tidak setuju penekanan pada pemberian bahasa isyarat mengutarakan bahwa pemberian penekanan pada penguasaan bahasa isyarat akan mengganggu atau mengurangi penguasaan bahasa lisan yang sedang dipelajari (Hidayat, 1998:5). Penekanan pada bahasa isyarat juga akan membatasi lingkungan pergaulan anak tuna rungu. Hal ini karena komunikasi hanya dapat berlangsung dengan orang-orang yang tahudan paham bahasa isyarat yang digunakan.
Bahasa lisan anak tuna rungu dapat dikembangkan sesuai dengan kondisinya apabila mereka diberi kesempatan yang maksimal untuk mengembangkan keterampilan yang memungkinkan mereka untuk berkomunikasi sebanyak-banyaknya.
Untuk mengembangkan kemampuan anak tuna rungu sesuai dengan potensinya, orang tua dan guru harus memberikan kesempatan sejak usia dini pada anak untuk mendapatkan latihan pendengaran bagi mereka yang masih mempunyai sisa pendengaran dan belajar bahasa isyarat. proses tersebut harus difokuskan pada pemahaman anak tunga rungu secara individual sehingga orang tua dan guru perlu menyadari perbedaan perjalanan perkembangan anak tunga rungu.
Dengan meningkatnya kemampuan dan keterampilan orang tua dalam menjalin kerjasama dengan guru dan para ahli, diharapkan orang tua akan sapat berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya. Disamping itu oaring tua akan dapat turut menunjang peningkatan proses belajar mengajar dan evaluasinya serta mengoptimalkan fungsi organ anak sehingga dapat meningkatkan perkembangan persepsi visual, motorik, dan kognisi anak berkelainan.
Sedang bagi guru agar lebih responsif dan lebih sensitive dalam menghadapi anak anak berkelainan. Guru harus tahu bagaimana perkembangan tiap anak, terutama bagi anak yang mengalami, posisi guru akan sangat menentukan berhasil tidaknya proses pemberdayaan anak.
Begitu juga dengan kegiatan belajar di sekolah siswa SLB B Tingkat SMPLB Tunas Harapan Karawang hampir sama dengan sekolah-sekolah biasa layaknya orang sekolah, yang membedakan halnya pada cara pengajaran dengan cara tematik dan alat peraga yang dimodifikasi khususnya alat-alat olahraga yang sudah ada. Sehingga orang tua yang menitipkan anaknya merasa bangga anaknya ada perubahan yang signifikan.






























BAB III
SARANA DAN PRASARANA

A. Prasarana dan Sarana Pendidikan
1. Prasarana Pendidikan
a. Tanah

NO TANAH LUAS
TANAH STATUS TANAH KETERANGAN
(SERTIFIKAT/….)
1 Tanah I 2.106 m2 Milik Sendiri Sertifikat
2 Tanah II
3 Tanah III


b. Bangunan dan Ruangan
1). Jumlah Bangunan : 3 (tiga) Bangunan
2). Luas Bangunan Seluruhnya : 392 m2
3). Jumlah Ruangan : 13 ruang
4) Status Ruangan : Milik Sendiri
NO NAMA RUANGAN JUMLAH LUAS STATUS RUANGAN *)
1 Ruang Kelas 5 ruang 240 m2 Milik Sendiri
2 Ruang Perpustakaan 1 ruang 9 m2 Milik Sendiri
3 Ruang Ketrampilan 1 ruang 42 m2 Milik Sendiri
4 Ruang Kepala Sekolah 1 ruang 56 m2 Milik Sendiri
5 Ruang Guru - - -
6 Ruang TU 1 ruang 9 m2 Milik Sendiri
7 Tempat Beribadah 1 ruang 9 m2 Milik Sendiri
8 Ruang UKS - - -
9 Ruang BK/Asesmen - - -
10 WC/Jamban 4 ruang 45 m2 Milik Sendiri
11 Gudang 1 ruang 42 m2 Milik Sendiri
12 Tempat Bermain/Olah Raga 1 ruang 600 m2 Milik Sendiri
13 Ruang Program Khusus - - -
14 Aula - - -
15 Ruang Tunggu Orang Tua 1 ruang 20 m2 Milik Sendiri

2. Sarana Pendidikan
a. Sarana Ruang Kelas
NO NAMA SARANA JUMLAH KETERANGAN
1 Kursi Siswa 70 buah 50 baik, 20 rusak
2 Meja siswa 40 buah 30 baik, 10 rusak
3 Kursi Guru 10 buah 5 baik, 5 rusak
4 Meja Guru 7 buah 4 baik, 3 rusak
5 Lemari 8 buah 4 baik, 4 rusak
6 Papan Tulis 7 buah 5 baik, 2 rusak
7 Papan Pajang 5 buah 3 baik, 2 rusak
8 Tempat Sampah 5 buah Baik
9 Tempat Cuci Tangan 1 buah Baik
10 Jam Dinding 7 buah 5 baik, 2 rusak

b. Sarana Ruang Perpustakaan
NO NAMA SARANA JUMLAH KETERANGAN
1 Rak Buku 2 buah 1 baik-1 rusak
2 Rak Majalah 1 buah Baik
3 Rak Surat Kabar 1 buah Baik
4 Meja Baca 2 buah Baik
5 Kursi Baca 4 buah Baik
6 Kursi Kerja - -
7 Meja Kerja - -
8 Lambang Katalog - -
9 Lemari 3 buah Baik
10 Papan Pengumuman 1 buah Baik
11 Meja Multimedia - -
12 Buku Teks Pelajaran 350 eks Baik
13 Buku Panduan Guru 20 eks Baik
14 Buku Pengayaan 50 eks Baik
15 Buku Referensi 50 eks Baik
16 Sumber Belajar Lain 50 eks Baik
c. Sarana Ruang Kepala Sekolah
NO NAMA SARANA JUMLAH KETERANGAN
1 Kursi Kepala Sekolah 1 buah Baik
2 Meja Kepala Sekolah 1 buah Baik
3 Kursi Meja Tamu 2 set 1 baik-1 rusak
4 Lemari 4 buah 3 baik 1 rusak
5 Papan Statistik 4 buah Baik
6 Simbol Kenegaraan 1 set Baik
7 Jam Dinding 1 buah Baik
8 Tempat Sampah 1 buah Baik
9 Jadwal Kegiatan Kepala Sekolah 1 buah Baik
10 Telepon 1 buah Baik
11 Faximille - -
12 Lukisan 4 buah Baik
13 Foto 7 buah Baik
14 Kalender 1 buah Baik
15 Filling Kabinet 1 buah Baik

d. Sarana Ruang Guru
NO NAMA SARANA JUMLAH KETERANGAN
1 Kursi Guru/Kerja
2 Meja Guru/Kerja
3 Lemari
4 Papan Statistk
5 Papan Pengumuman
6 Jam Dinding
7 Tempat Sampah
8 Tempat Cuci Tangan

e. Sarana Tata Usaha
NO NAMA SARANA JUMLAH KETERANGAN
1 Kursi Kerja 12 buah Baik
2 Meja Kerja 2 buah Baik
3 Lemari 1 buah Baik
4 Mesin Tik 1 buah Rusak
5 Komputer 1 buah Baik
6 Printer 3 buah 1 baik 2 rusak
7 Papan Statistik - -
8 Fillin Kabinet 1 buah Baik
9 Jam Dinding 1 buah Baik
10 Tempat Sampah 1 buah Baik

f. Sarana Tempat Beribadah
NO NAMA SARANA JUMLAH KETERANGAN
1 Lemari/Rak 1 buah Baik
2 Perlengkapan Ibadah 4 buah Baik
3 Jam Dinding 1 buah Baik
4 Tikar I buah Baik

g. Sarana Ruang UKS
NO NAMA SARANA JUMLAH KETERANGAN
1 Tempat Tidur -
2 Kursi -
3 Meja -
4 Lemari -
5 Catatan Kesehatan Siswa -
6 Perlengkapan P3K --
7 Tandu -
8 Selimut -
h. Sarana Ruang BK/Asesmen
NO NAMA SARANA JUMLAH KETERANGAN
1 Meja Kerja -
2 Kursi Kerja -
3 Kursi Tamu -
4 Lemari -
5 Papan Kegiatan -
6 Instrumen Konseling -
7 Instrumen Asesmen -
8 Buku Sumber -
9 Media Pengembangan Kepribadian -
10 Jam Dinding -
11 Tempat Sampah -

i. Sarana WC/Jamban
NO NAMA SARANA JUMLAH KETERANGAN
1 Kolset 3 buah 2 baik 1 rusak
2 Tempat Air 4 buah 3 baik 1 rusak
3 Gayung 4 buah Baik
4 Gantungan Pakaian 4 buah Baik
5 Tempat Sampah 1 buah Baik
6 Ember 2 buah Baik
7 Sikat WC 4 buah Baik

j. Sarana Gudang
NO NAMA SARANA JUMLAH KETERANGAN
1 Lemari 2 buah 1 baik 1 rusak
2 Rak 1 buah Baik
3 Meja 2 buah Baik
4 Kursi 2 buah Baik
k. Sarana Tempat Bermain/Olah Raga
NO NAMA SARANA JUMLAH KETERANGAN
1 Tiang Bendera 1 buah Baik
2 Bendera 1 buah Baik
3 Peralatan Olah Raga 8 set Baik
4 Lapangan Basket 1 buah Rusak
5 Lapangan Bola Voli 1 buah Baik
6 Meja Tenis Meja 1 buah Baik
7 Matras 2 buah Baik
8 Trill Mil 1 buah Baik
9 Gelas Putar 1 buah Baik
10 Ayunan 1 buah Baik

l. Sarana Ruang Program Khuusus Sesuai dengan jenis kelainan)
NO NAMA SARANA JUMLAH KETERANGAN
1 Meja Kerja Dilaksanakan
2 Kursi Kerja Di dalam kelas
3 Peralatan Program Khusus 5 set

m. Sarana Aula
NO NAMA SARANA JUMLAH KETERANGAN
1 Podium -
2 Panggung -
3 Meja -
4 Kursi -
5 Sound System -
6 LCD -
7 Laptop -
8 Layar -
n. Sarana Ruang Ketrampilan

NO NAMA SARANA JUMLAH KETERANGAN
1 Papan Tulis 1 buah
2 Lemari Pajang Hasil Karya 2 buah
3 Kursi Kerja 4 buah
4 Meja Kerja 2 buah
5 Rak Buku -
6 Meja Multimedia -
7 Alat Ketrampilan Kerajinan Tangan Sedotan 5 set
8 Alat Ketrampilan Pertukangan 1 set
9 Alat Ketrampilan Tata Busana 3 buah
10 Alat Ketrampilan Tata Boga 1 set
11 Perlengkapan Melukis 5 set

3. Sarana Khusus (Alat Bantu Khusus)
a. ALAT BANTU KHUSUS/ALAT BANTU PENDIDIKAN BAGI ANAK TUNANETRA (BLIND & LOW VISION)

NO NAMA SARANA JUMLAH KETERANGAN
1 - - -
2 - - -
3 - - -

b. ALAT BANTU KHUSUS/ALAT BANTU PENDIDIKAN BAGI ANAK TUNARUNGU

NO NAMA SARANA JUMLAH KETERANGAN
1 - - -
2 - - -
3 - - -

c. ALAT BANTU KHUSUS/ALAT BANTU PENDIDIKAN BAGI ANAK TUNAGRAHITA/ADHD/ADD /AUTISTIK

NO NAMA SARANA KHUSUS (ALAT BANTU KHUSUS) JUMLAH
1 Gradasi Kubus 1 buah/set
2 Gradasi balok 1 1 buah/set
3 Gradasi Balok 2 ....buah/set
4 Selinder 1 ....buah/set
5 Selinder 2 ....buah/set
6 Selinder 3 ....buah/set
7 Menara Gelang 1 ....buah/set
8 Menara gelang 2 ....buah/set
9 Menara gelang 3 ....buah/set
10 Kotak Selinder ....buah/set
11 Multi Media 2 buah/set
12 Puzzle Binatang 5 buah/set
13 Puzzle Konstruksi 5 buah/set
14 Puzzle Bola 5 buah/set
15 Boks Sortor Warna ....buah/set
16 Geometri Tiga Dimensi 2 buah/set
17 Papan Geometri (Roden Set) 2 buah/set
18 Papan Geometri (Box Shape) 2 buah/set
19 Konsentrasi Mekanis 4 buah/set
20 Formmenstockbox ....buah/set
21 Scheiben-Stepel Puzzle ....buah/set
22 Formstec-Stepe-Puzzle ....buah/set
23 Fadeldreicke ....buah/set
24 Schmettering Puzzle ....buah/set
25 Puzzle Set ....buah/set
26 Streckkpiel ....buah/set
27 Geo-Streckbrett ....buah/set
28 Rongenbugentorte ....buah/set
29 Keping Raba 1 ....buah/set
30 Keping Raba 2 (Gradasi Keping) ....buah/set
NO NAMA SARANA KHUSUS (ALAT BANTU KHUSUS) JUMLAH
31 Keping Raba 3 Gradasi Kain (Tactile Pooth) ….buah/set
32 Alas Raba 3 (Tactile Pooth) ….buah/set
33 Fub and Hand ….buah/set
34 Puzzle Pubtastplatten ….buah/set
35 Tactila ….buah/set
36 Balance Labirinth Spirale ….buah/set
37 Balance Labirinth Maander ….buah/set
38 Dressing Frime Set 4..buah/set
39 Keping Pecahan 4 buah/set
40 Balok Bilangan 1 4 buah/set
41 Balok Bilangan 2 4 buah/set
42 Geometri Tiga Dimensi ....buah/set
43 Abacus 5 buah/set
44 Papan Bilangan (Cikes) 4 buah/set
45 Tiang Bilangan (Seguin Bretter) 2 buah/set
46 Kotak Bilangan 2 buah/set
47 Das Baukastchen ....buah/set
48 Das Wurfelaugen ....buah/set
49 Steck Spiezug ....buah/set
50 Grobenvorsttellung ....buah/set
51 Wurfspiel ....buah/set
52 Alphabet Loweincase ....buah/set
43 Pias Huruf 4 buah/set
54 Alphabet Flore Box 4 buah/set
55 Pias Kalimat 4 buah/set
56 Papan Keseimbangan 1 buah/set
57 Gradasi Papan Titian, ....buah/set

d. ALAT BANTU KHUSUS/ALAT BANTU PENDIDIKAN BAGI ANAK TUNADAKSA

NO NAMA SARANA JUMLAH KETERANGAN
1
2
3


e. ALAT BANTU KHUSUS/ALAT BANTU PENDIDIKAN LAINNYA

NO NAMA SARANA JUMLAH KETERANGAN
1 - - -
2 - - -
3 - - -

f. Bantuan yang Pernah Diterima

NO JENIS BANTUAN TAHUN
BANTUAN JUMLAH BANTUAN
(RP/Alat?Media) SUMBER BANTUAN
1 Imbal Swadaya 2003 Rp 40.000.000 Direktorat PLB
2 Penjas Adaftif 2003 Rp 10.000.000 Direktorat PLB
3 BBE 2006 Rp 50.000.000 Subdis PLB Prov. Jabar
4 Beasiswa 2007 Rp 12.000.000 Subdis PLB Prov. Jabar
5 Bos Buku 2007 Rp 3.000.000 Subdis PLB Prov. Jabar
6 Beasiswa 2008 Rp 14.000.000 Subdis PLB Prov. Jabar
7 Bos Buku 2008 Rp 3.000.000 Subdis PLB Prov. Jabar
8 Beasiswa 2009 Rp. 18.000.000 Bidang PLB Prov. Jabar
9 Bos Buku 2009 Rp. 2.000.000 Bidang PLB Prov. Jabar
10 Meubelair 2009 Rp. 25.000.000 Bidang PLB Prov. Jabar
BAB IV
PENUTUP
Kesimpulan
Dalam PLB dikenal 2 bentuk layanan yang sampai kini masih menimbulkan silang pendapat, yaitu layanan terpisah (sergregasi) dan layanan, terpadu (intregrasi). Layanan segregrasi mendidik ALB secara terpisah dari anak normal, sedangkan layanan intregrasi mendidik ALB di sekolah biasa bersama anak normal. Kedua bentuk layanan ini mempunyai kekuatan dan kelemahan masing-masing. Di antara layanan intregrasi dan segregrasi penuh dapat dikembangkan berbagai jenis layanan dengan tingkat segregrasi dan intregrasi yang paling kompleks, yaitu intregrasi dalam kondisi terntentu, intregrasi dapat berupa intregrasi fisik, intregrasi dan intregrasi yang paling kompleks, yaitu intregrasi dalam pembelajaran.
Model atau jenis pelayanan yang dapat disediakan bagi ALB adalah (1) sekolah biasa, (2) sekolah biasa dengan guru konsultan, (3) sekolah biasa dengan guru kunjung (4) sekolah biasa dengan ruang sumber , (5) model kelas khusus, (6) model sekolah khusus, dan (7) model panti asuhan/rehabilitasi.

Saran
Melihat dari banyaknya metode komunikasi yang digunakan dalam meningkatkan prodktivitas guru, diperlukan lebih banyak penataran baik terhadap guru, maupun orang tua siswa, karena pembelajaran di sekolah SLB B terbatasnya waktu, sisanya di rumah, kalau di rumah orang tuanya tidak mampu melakukan komunikasi yang biasa diajarkan di sekolah, ini akan menambah beban siswa terhadap komunikasi yang diajarkan di sekolah dengan rumah. Kalau orang tua siswa mampu berkomunikasi yang diajarkan di sekolah akan lebih efektif lagi bagi keberhasilan pembelajaran yang diharapkan di sekolah. Contohnya penguasaan metode komunikasi manual atau bahasa isyarat dengan abjad jadi. Maka perlunya penataran untuk semua orang tua siswa yang mempunyai anak ALB B (metode komunikasi SLB-B)
Tindak lanjut hasil assesmen
Mengembagkan program yang diawali dengan penetapan jenis layanan yang dibutuhkan siswa.
Penetapan layanan dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Menetapkan kemampuan ideal yang dikuasai siswa
2. Mendeskripsikan kemampuan nyata, berdasarkan assesmen.
3. Membandingkan kemampuan ideal dengan kemampuan nyata
4. Mendeskripsikan kesenjangan antara kemampaun ideal dengan kemampuan nyata
Dengan cara kerjasama dengan pihak kurikulum dan pemerintah, juga orang tua siswa.















Lampiran- lampiran








































































































































DAFTAR PUSTAKA
 Kurikulum sekolah Luar Bias Bagian B Tunas Harapan,(Bandung: Dinas Pendidikan Bidang pendidikan Luar Biasa, Jawa Barat 2010)
 Munif, Erfan Agus, (peranan guru dan orang tua dalam pemberdayaan Anak Luar Biasa Tahun 2008)
 Utami Rastiyai Yuniara, Penyesuaian Diri dan Pola Asuh orang tua yang memilki anak RETARDASIMENTAL (fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah, SURAKARTA 2009)
 Abdullah, Arma (1996). Pendidikan Jasmani Adaftif (Jakarta: departemen pendidikan kebudayaan, Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi, Proyek Pendidikan Tenaga Akademik)
 Pengantar Pendidikan Luar Biasa (buku materi pokok: IGK Wardani dkk)

0 comments:

Post a Comment

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More