SELAMAT DATANG DI SDN LEMAHABANG IV

Selamat Datang di SDN lemahabang IV UPTD TK,SD Kecamatan Lemahabang Kabupaten Karawang.

UPACARA BENDERA

Upacara bendera juga mengajarkan pada kita untuk mengenang jasa para pahlawan, mendoakannya, dan menyanyikan lagu-lagu nasional yang membuat peserta didik mengetahui sejarah bangsa Indonesia dan menanamkan jiwa patriotisme di kalangan generasi muda.

AYO BELAJAR

Semangat sangat penting dalam belajar. Sebesar apapun rintangan, bila semangat akan terasa ringan. Diantara yang dapat memacu semangat belajar misalnya, tentukan tujuan akhir Anda belajar. Jadikan tujuan tersebut sebagai pemacu semangat.

UJIAN PRAKTEK

Pelaksanaan Ujian Praktek sebagai tolok ukur kelululasan dan Pencapaian Target Pembelajaran Siswa kelas VI di semester akhir.

ENDANG RUSIANA, S.Pd.

Blog ini hanyalah bagian dari upaya untuk berbagi dalam memaknai hidup. Bukan untuk menjadi sok arif atau bijak, apalagi narsistik. Tapi, paling tidak, telah berbuat sesuatu untuk mengisi hidup yang sementara ini.

Sunday 2 January 2011

TUGAS MATA KULIAH PKn

TUGAS MATA KULIAH

“ Pendidikan Dasar PKn”

Pertanyaan-pertanyaan

1. Maksud dari pengertian, Pendidikan Kewarganegaraan (PKn)?

2. Coba jelaskan tujuan Pendidikan Kewarganegaraan PKn?

3. Coba jelaskan Pengertian Nilai dan Moral PKn?

4. Coba jelaskan pengertian Moral dalam materi PKn.

5. Coba jelaskan penegrtian Norma dalam materi PKn SD

Jawaban

1. Maksud dari pengertian, Pendidikan Kewarganegaraan (PKn)?

Pengertian PKn (n) tidak sama dengan PKN (N). PKN (N) adalah Pendidikan Kewargaan Negara, sedangkan PKn (n) adalah Pendidikan Kewarganegaraan. Istilah KN merupakan terjemahan civics. Menurut Soemantri (1967) merupakan mata pelajaran sosial yang bertujuan untuk memnbentuk atau membina warga negara yang baik, yaitu warganegara yang tahu, mau dan mampu berbuat baik. Warga negara yang baik adalah warga negara yang mengetahui dan menyadari serta melaksanakan hak dan kewajibannya sebagai warga negara (Winata Putra 1978), itulah maksud dari PKN (N). Bagaimana dengan PKn(n). PKn (n) adalah Pendidikan Kewarganegaraan yaitu yang menyangkut status formal warga negara yang pada awalnya diatur dalam undang-undang no.2 th 1949 isinya mengatur tentang diri kewarganegaraan peraturan tentang naturalisasi atau pemerolehan status sebagai warga negara Indonesia (Winata Putra 1995). Undang-undang ini telah diperbarui dalam UU no.62 th 1958. dalam perkembanganya karena UU ini dianggapa cukup diskriminatif maka diperbarui lagi yang sekarang diatur dalam UU no.12 th 2006 tentang kewarganegaraan, yang telah diberlakukan mulai 1 Agustus 2006 UU ini sebelumnya telah disahkan oleh DPR dalam sidang paripurna tanggal 11 Juli 2006. ada hal yang menarik dalam UU ini karena didalamnya telah memberi perlindungan pada kaum perempuan yang merubah menikah dengan warga negara asing dan nasib anak-anaknya (Harpen dan Jehani 2006). Perubahan ini dibangun setelah menimbang UUD hasil amandemen yang sarat dengan kebebasan serta penuh dengan perlindungan HAM serta hasil konvensi internasional yang anti diskriminasi.

Dengan demikian sudah jelas bahwa KN berbeda dengan Kn karena KN merupakan program pendidikan tentangn hak dan kewajiban warga negara yang baik. Sedangkan Kn merupakan status formal warga negara yang diatur dalam UU no.2 th 1949 tentang naturalisasi dan yang terakhir sekarang diperbarui lagi dalam UU no.12 th 2006.

2. Coba jelaskan tujuan Pendidikan Kewarganegaraan PKn?

Tujuan PKn untuk membentuk watak atau karakteristik warga negara yang baik. Sedangkan tujuan mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan, menurut Mulyasa (2007) adalah untuk menjadikan siswa

v mampu berpikir secara kritis, rasional, dan kreatif dalam menanggapi persoalan hidup maupun isu kewarganegaraan di negaranya.

v mau berpartisipasi dalam segala bidang kegiatan, secara aktif dan bertanggung jawab, sehingga bisa bertindak secara cerdas dalam semua kegiatan, dan

v bisa berkembang secara positif dan demokratis, sehingga mampu hidup bersama dengan bangsa lain di dunia dan mampu berinteraksi, serta mampu memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi dengan baik. Hal ini akan mudah tercapai jika pendidikan nilai moral dan norma tetap ditanamkan pada siswa sejak usia dini karena jika siswa sudah memiliki nilai moral yang baik maka tujuan untuk mencapai warga negara yang baik akan mudah terwujudkan. Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa tujuan PKn di SD adalah untuk menjadikan warganegara yang baik, yaitu warganegara yang tahu, mau, dan sadar akan hak dan kewajibannya. Dengan demikian, diharapkan kelak dapat menjadi bangsa yang terampil dan cerdas, dan bersikap baik sehingga mampu mengikuti kemajuan teknologi modern.

3. Coba jelaskan Pengertian Nilai dan Moral PKn?

Pengertian nilai (value), menurut Djahiri (1999), adalah harga, makna, isi dan pesan, semangat, atau jiwa yang tersurat dan tersirat dalam fakta, konsep, dan teori, sehingga bermakna secara fungsional. Disini, nilai difungsikan untuk mengarahkan, mengendalikan, dan menentukan kelakuan seseorang, karena nilai dijadikan standar perilaku. Sedangkan menurut Dictionary dalam Winataputra (1989), nilai adalah harga atau kualitas sesuatu. Artinya, sesuatu dianggap memiliki nilai apabila sesuatu tersebut secara intrinsik memang berharga.

Pendidikan nilai adalah pendidikan yang mensosialisasikan dan menginternalisasikan nilai-nilai dalam diri siswa. PKn SD sebagai pendidikan nilai yaitu mata pelajaran yang mensosialisasikan dan menginternalisasikan nilai-nilai Pancasila /budaya bangsa seperti yang terdapat pada kurikulum PKn SD. Pelaksanaannya selain melalui taksonomi Bloom dkk, juga bisa menggunakan jenjang afektif (Kratzwoh,1967) yaitu menerima nilai (receiving), menanggapi.

nilai/penanggapan nilai (responding), penghargaan nilai (valuing), pengorganisasian nilai (organization), karakterisasi nilai (characterization), namun disini cenderung memilih Bloom dkk. Selanjutnya marilah kita mencermati contoh nilai di bawah ini.

hendaknya sadar bahwa secara historis, nilai Pancasila digali dari puncak-puncak kebudayaan, nilai agama, dan adat istiadat bangsa Indonesia sendiri, bukan dikulak dari negara lain. Nilai ini sudah ada sejak bangsa Indonesia lahir. Oleh karena itu, sudah sepantasnya jika Pancasila mendapat predikat sebagai jiwa bangsa.

Nilai Pancasila yang digali dari bumi Indonesia sendiri merupakan pandangan hidup/panutan hidup bangsa Indonesia. Kemudian, ditingkatkan kembali menjadi Dasar Negara yang secara yuridis formal ditetapkan pada tanggal 18 Agustus 1945, yaitu sehari setelah Indonesia merdeka. Secara spesifik, nilai Pancasila telah tercermin dalam norma seperti norma agama, kesusilaan, kesopanan, kebiasaan, serta norma hukum.

Dengan demikian, nilai Pancasila secara individu hendaknya dimaknai sebagai cermin perilaku hidup sehari-hari yang terwujud dalam cara bersikap dan dalam cara bertindak. Bisakah Anda membuat contoh penerapan nilai ini pada keluarga Anda? Marilah kita coba dengan contoh gotong-royong. Jika perbuatan gotong-royong dimaknai sebagai nilai, maka akan lebih bermakna jika nilai gotong-royong tersebut telah menjadi pola pikir, pola sikap, dan pola tindak seseorang secara individu maupun sebagai anggota masyarakat. Oleh karena itu, nilai gotong-royong seperti yang dicontohkan tadi adalah perilaku yang menunjukkan adanya rasa saling membantu sesama dalam melakukan sesuatu yang bisa dikerjakan secara bersama-sama sebagai perwujudan dari rasa solidaritas yang memiliki makna kebersamaan dalam kegiatan bergotong-royong.

Berdasarkan uraian di muka dapat disimpulkan bahwa pengertian dan makna nilai adalah suatu bobot/kualitas perbuatan kebaikan yang terdapat dalam berbagai hal yang dianggap sebagai sesuatu yang berharga, berguna, dan memiliki manfaat. Dalam pembelajaran PKn SD, nilai sangat penting untuk ditanamkan sejak dini karena nilai bermanfaat sebagai standar pegangan hidup. Dengan demikian, nilai Pancasila perlu dipahamkan pada anak SD. Sarana paling tepat untuk menanamkannya adalah melalui pembelajaran PKn, karena di dalamnya terkandung muatan nilai, moral, dan norma yang disertai contoh-contoh.

4. Coba jelaskan pengertian Moral dalam materi PKn?

Pengertian moral, menurut Suseno (1998) adalah ukuran baik buruk seseorang, baik sebagai pribadi maupun sebagai warga masyarakat, dan warga negara. Sedangkan pendidikan moral adalah pendidikan untuk menjadikan anak manusia bermoral baik dan manusiawi. Sedangkan menurut Ouska dan Whellan (1997), moral adalah prinsip baik buruk yang ada dan melekat dalam diri individu/seseorang. Walaupun moral itu berada di dalam diri individu, tetapi moral berada dalam suatu sistem yang berwujud aturan. Moral dan moralitas ada sedikit perbedaan, karena moral adalah prinsip baik buruk sedangkan moralitas merupakan kualitas pertimbangan baik buruk. Dengan demikian, hakekat dan makna moralitas bisa dilihat dari cara individu yang memiliki moral dalam mematuhi maupun menjalankan aturan.

Ada beberapa pakar yang mengembangkan pembelajaran nilai moral, dengan tujuan membentuk watak atau karakterstik anak. Pakar-pakar tersebut di antaranya Newman, Simon, Howe, dan Lickona. Dari beberapa pakar tersebut, pendapat Lickona-lah yang lebih cocok diterapkan untuk membentuk watak/karakter anak. Pandangan Lickona (1992) tersebut dikenal dengan educating for character atau pendidikan karakter/watak untuk membangun karakter atau watak anak. Dalam hal ini, Lickona mengacu pada pemikiran filosof Michael Novak yang berpendapat bahwa watak atau karakter seseorang dibentuk melalui tiga aspek yaitu, moral knowing, moral feeling, dan moral behavior, yang mana satu sama lain saling berhubungan dan terkait.

Lickona menggarisbawahi pemikiran Novak. Ia berpendapat bahwa pembentukan karakter atau watak anak dapat dilakukan melalui tiga kerangka pikir, yaitu konsep moral (moral knowing), sikap moral (moral feeling), dan perilaku moral (moral behavior). Dengan demikian, hasil pembentukan sikap karakter anak pun dapat dilihat dari tiga aspek, yaitu konsep moral, sikap moral, dan perilaku moral.

Konsep moral (moral knowing) mencakup kesadaran moral (moral awarness), pengetahuan nilai moral (knowing moral value), pandangan ke depan (perspective taking), penalaran moral (reasoning), pengambilan keputusan (decision making), dan pengetahuan diri (self knowledge).

Sikap moral (moral feeling) mencakup kata hati (conscience), rasa percaya diri (self esteem), empati (emphaty), cinta kebaikan (loving the good), pengendalian diri (self control), kerendahan hati (and huminity).

Perilaku moral (moral behavior) mencakup kemampuan (compalance), kemauan (will) dan kebiasaan (habbit).

Teori Lickona (1992) ini cukup relevan untuk digunakan dalam membentuk watak anak dan sesuai dengan karakteristik materi PKn. Sasaran pembelajaran PKn SD dapat dikaitkan dengan pola pikir Lickona tersebut. Dari sini dapat kita lihat hasilnya, seberapa jauh perubahan watak atau karakter anak setelah mendapat materi PKn. Misalnya, bagaimana watak atau karakter anak yang terbentuk berkenaan dengan demokrasinya setelah ia menerima materi demokrasi tersebut.

Berdasarkan uraian di muka, dapat disimpulkan bahwa pengertian moral/moralitas adalah suatu tuntutan perilaku yang baik yang dimiliki oleh individu sebagai moralitas, yang tercermin dalam pemikiran/konsep, sikap, dan tingkah laku. Dalam pembelajaran PKn, moral sangat penting untuk ditanamkan pada anak usia SD, karena proses pembelajaran PKn SD memang bertujuan untuk membentuk moral anak, yaitu moral yang sesuai dengan nilai falsafah hidupnya.

5. Coba jelaskan penegrtian Norma dalam materi PKn SD?

Norma adalah tolok ukur/alat untuk mengukur benar salahnya suatu sikap dan tindakan manusia. Norma juga bisa diartikan sebagai aturan yang berisi rambu-rambu yang menggambarkan ukuran tertentu, yang di dalamnya terkandung nilai benar/salah. Dalam bahasa Inggris, norma diartikan sebagai standar. Di samping itu, norma juga bisa diartikan kaidah atau petunjuk hidup yang digunakan untuk mengatur perilaku manusia dalam kehidupan bermasyarakat maupun bernegara.

Norma yang berlaku di masyarakat Indonesia ada lima, yaitu

1. norma agama

2. norma susila

3. norma kesopanan

4. norma kebiasaan, dan

5. norma hukum dan sebenarnya masih ada yang lain.

Pelanggaran norma biasanya mendapatkan sanksi, tetapi bukan berupa hukuman di pengadilan. Menurut Anda apa sanksi dari pelanggaran norma agama? Sanksi dari norma agama lebih ditentukan oleh Tuhan. Oleh karena itu, hukumannya berupa siksaan di akhirat, atau di dunia atas kehendak Tuhan. Sanksi pelanggaran/penyimpangan norma kesusilaan adalah moral yang biasanya berupa gunjingan dari lingkungannya. Penyimpangan norma kesopanan dan norma kebiasaan, seperti sopan santun dan etika yang berlaku di lingkungannya, juga mendapat sanksi moral dari masyarakat, misalnya berupa gunjingan atau cemooh. Begitu pula norma hukum, biasanya berupa aturan-aturan atau undang-undang yang berlaku di masyarakat dan disepakati bersama.

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa norma adalah petunjuk hidup bagi warga yang ada dalam masyarakat. Norma dalam masyarakat hendaknya dipatuhi oleh anggota masyarakat, karena norma tersebut mengandung sanksi. Siapa saja, baik individu maupun kelompok, yang melanggar norma mendapat hukuman yang berwujud sanksi, seperti sanksi agama dari Tuhan dan departemen agama, sanksi susila, kesopanan, hukum, maupun kebiasaan yang diberikan oleh masyarakat berupa sanksi moral.


Posted Oktober 15th, 2009

ENDANG RUSIANA

NIM : 0905269

KLS : BAHASA INDONESIA (B)

Saturday 1 January 2011

KEWIRAUSAHAN MBS

KEWIRAUSAHAAN

Materi Pelatihan Penguatan Kemampuan Kepala Sekolah

DIREKTORAT TENAGA KEPENDIDIKAN
DIREKTORAT JENDERAL
PENINGKATAN MUTU PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN
KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL
2010

SAMBUTAN
DIREKTUR JENDERAL
PENINGKATAN MUTU PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN

Di dalam pelaksanaan program penguatan kemampuan kepala sekolah dan pengawas sekolah yang merupakan agenda dari program 100 hari Mendiknas, Direktorat Tenaga Kependidikan Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan (Ditjen PMPTK) telah menyusun materi untuk penguatan kemampuan kepala sekolah dan pengawas sekolah.
Di dalam pengembangan materi tersebut telah mengacu kepada standar kepala sekolah/madrasah sebagaimana diatur dalam Permendiknas No. 13 tahun 2007. Saya memberikan penghargaan yang tinggi kepada Direktorat Tenaga Kependidikan atas dihasilkannya materi penguatan kemampuan kepala sekolah dalam rangka meningkatkan kompetensi kepala sekolah.
Materi ini diharapkan dapat dijadikan referensi bagi individu kepala sekolah dan lembaga yang terkait dalam penguatan kemampuan kepala sekolah di Propinsi dan Kab/Kota. Berbagai pihak yang ingin berkontribusi terhadap program penguatan kepala sekolah dapat memperkaya dengan berbagai referensi dan khasanah bacaan lainnya untuk mewujudkan kepala sekolah yang profesional dan akuntabel.
Semoga semua usaha kita untuk penguatan kemampuan kepala sekolah sesuai dengan standar kepala sekolah sebagaimana diamanahkan dalam Permendiknas No. 13 tahun 2007 dapat diwujudkan, sehingga dapat meningkatkan mutu pendidikan di sekolahnya dan menghasilkan lulusan yang cerdas, kreatif, inovatif dan berpikir kritis.

Jakarta, Januari 2010
Direktur Jenderal PMPTK



Prof. Dr. Baedhowi, M.Si
NIP. 19490828 197903 1 001


KATA PENGANTAR

Pada tahun 2007, Direktorat Tenaga Kependidikan, Ditjen PMPTK bekerjasama dengan Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) telah berhasil merumuskan standar kepala sekolah/madrasah yang ditetapkan melalui Permendiknas No 13 tahun 2007. Untuk mengoperasionalkan dan mengimplementasikan Permendiknas tersebut, Direktorat Tenaga Kependidikan telah berupaya menyusun materi pelatihan sesuai dengan masing-masing komponen kompetensi kepala sekolah yang diatur dalam Permendiknas No 13 tahun 2007.
Materi yang telah disusun ini merupakan bagian dari rencana pelaksanaan program penguatan kepala sekolah, program kedua dari delapan program 100 hari Mendiknas. Program penguatan kemampuan kepala sekolah sangat penting mengingat peran strategis kepala sekolah di dalam proses peningkatan mutu pendidikan.
Kepala sekolah mempunyai tugas yang sangat penting di dalam mendorong guru untuk malakukan proses pembelajaran untuk mampu menumbuhkan kemampuan kreatifitas, daya inovatif, kemampuan pemecahan masalah, berpikir kritis dan memiliki naluri jiwa kewirausahaan bagi siswa sebagai produk suatu sistem pendidikan. Materi ini diharapkan dapat menjadi bahan referensi peningkatan kompetensi kepala sekolah sesuai yang diamanahkan Permendiknas No 13 tahun 2007.
Kami menyadari bahwa buku ini masih jauh dari sempurna, namun kami perlu menyampaikan penghargaan kepada tim penyusun buku ini yang telah berusaha dan berhasil mempersiapakan materi yang dapat dijadikan bahan bacaan bagi usaha peningkatan kompetensi kepala sekolah. Berbagai pihak yang terkait dengan penguatan kemampuan kepala sekolah dapat memperkaya dengan materi yang lain sepanjang mencapai tujuan yang sama yaitu meningkatkan kompetensi kepala sekolah sesuai dengan Permendiknas No 13 tahun 2007.
Semoga buku ini bermanfaat bagi usaha penguatan kemampuan kepala sekolah di seluruh Kab/Kota di Indonesia.

Jakarta, Januari 2010
Direktur Tenaga Kependidikan


Surya Dharma, MPA, Ph.D
NIP.19530927 197903 1 001


DAFTAR ISI


SAMBUTAN DIRJEN PMPTK .............................................................................................................. i
KATA PENGANTAR ............................................................................................................................. iii
DAFTAR ISI ............................................................................................................................................ v
PENDAHULUAN ..................................................................................................................................... 1
A. Latar Belakang .....................................................................................................................................1

B. Dimensi Kompetensi Kewirausahaan ................................................................................................2

C. Deskripsi Materi Pelatihan .................................................................................................................2

D. Langkah-langkah Mempelajari Materi Pelatihan ............................................................................3

KEGIATAN BELAJAR 1 : KONSEP KEWIRAUSAHAAN ..................................................................5
A. Pengantar ..............................................................................................................................................6
B. Definisi Kewirausahaan ........................................................................................................................6
C. Tujuan Pengembangan Kewirausahaan ............................................................................................8
D. Karakteristik/Dimensi-Dimensi Kewirausahaan .............................................................................9
E. Cara-Cara Mengembangkan Kewirausahaan .................................................................................12
F. Manfaat kompetensi kewirausahaan bagi Kepala sekolah/madrasah....................................................................................................................................12
G. Menjadi seorang wirausaha yang sukses ........................................................................................13

H. Contoh Wirausaha ........................................................................
14

I. Latihan ..........................................................................................
15

J. Ringkasan .....................................................................................
20

K. Refleksi .........................................................................................
20

L. Rencana Aksi/Tindak ....................................................................
21

KEGIATAN BELAJAR 2 : KONSEP INOVASI ...................................... 22
A. Pengantar ......................................................................................
23

B. Definisi Inovasi ..............................................................................
23

C. Tujuan Kepala sekolah/madrasah/ memiliki kompetensi inovasi ..
23

D. Ciri-ciri Seorang Inovator ..............................................................
24

E. Cara melakukan inovasi ................................................................
24

F. Contoh ...........................................................................................
25

G. Latihan ..........................................................................................
25

H. Ringkasan .....................................................................................
26

I. Refleksi .........................................................................................
26

J. Rencana Aksi/Tindak ....................................................................
27

KEGIATAN BELAJAR 3 : KONSEP KERJA KERAS ............................ 28
A. Pengantar ......................................................................................
29

B. Definisi Kerja Keras .......................................................................
29

C. Tujuan Kepala sekolah/madrasah berkerja keras .........................
30

D. Contoh ...........................................................................................
30

E. Latihan/Tugas ...............................................................................
31

F. Ringkasan .....................................................................................
32

G. Refleksi .........................................................................................
32

H. Rencana Aksi/Tindak ....................................................................
33

KEGIATAN BELAJAR 4 : KONSEP MOTIVASI KUAT DAN PANTANG MENYERAH ......................................................................... 34
A. Pengantar ......................................................................................
35

B. Uraian ............................................................................................
35

C. Contoh ...........................................................................................
38

D. Latihan /Tugas ..............................................................................
38

E. Ringkasan .....................................................................................
41

F. Refleksi .........................................................................................
41

G. Rencana Aksi/Tindak ....................................................................
42

KEGIATAN BELAJAR 5 : KONSEP KREATIVITAS UNTUK SELALU MENCARI SOLUSI TERBAIK ................................................................. 43
A. Pengantar ......................................................................................
44

B. Definisi Kreativitas .........................................................................
44

C. Tujuan Kepala sekolah/madrasah memiliki Kreativitas? ...............
45

D. Cara Berkreativitas ........................................................................
45

E. Contoh ...........................................................................................
46

F. Latihan/Tugas ...............................................................................
46

G. Ringkasan .....................................................................................
57

H. Refleksi .........................................................................................
58

I. Rencana Aksi/Tindak ....................................................................
59

KEGIATAN BELAJAR 6 : EVALUASI MEMILIKI NALURI KEWIRAUSAHAAN ................................................................................ 60
A. Pengantar ......................................................................................
61

B. Penilaian Naluri Kewirausahaan Kepala sekolah/madrasah .........
61

C. Latihan ..........................................................................................
61

D. Contoh ...........................................................................................
66

E. Ringkasan .....................................................................................
66

F. Refleksi .........................................................................................
66

G. Rencana Aksi (sebagai tagihan) ...................................................
67


DAFTAR PUSTAKA

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 13 Tahun 2007 tentang Standar Kepala sekolah/madrasah menegaskan bahwa seorang kepala sekolah/madrasah harus memiliki lima dimensi kompetensi minimal yaitu: kompetensi kepribadian, manajerial, kewirausahaan, supervisi, dan sosial.
Sosialisasi dan bimbingan teknik kewirausahaan yang telah dilaksanakan selama ini ternyata masih belum memadai untuk menjangkau seluruh kepala sekolah/madrasah dalam waktu yang relatif singkat. Intensitas dan kedalaman penguasaan materi kurang dapat dicapai dengan kedua strategi ini karena terbatasnya waktu.
Berdasarkan kenyataan tersebut dan demi mendukung peran kepala sekolah/madrasah dalam meningkatkan mutu pendidikan di sekolah/madrasah maka dibutuhkan kepala sekolah/madrasah yang kuat. Dengan kepala sekolah/madrasah yang kuat diharapkan dapat membimbing, menjadi contoh, dan menggerakkan guru dalam peningkatan mutu pendidikan di sekolah/madrasah. Oleh karena itu, program penguatan kepala sekolah/madrasah sebagaimana ditetapkan sebagai Program 100 hari Mendinas merupakan upaya yang sangat penting untuk menghasilkan kepala sekolah/madrasah yang kuat di dalam mewujudkan kualitas siswa yang diharapkan yaitu kreatif, inovatif, berpikir kritis, dan berjiwa kewirausahaan (entrepreneurship).
Materi pelatihan ini tentu saja harus disesuaikan dengan cakupan dimensi kompetensi kepala sekolah/madrasah seperti yang terdapat dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 13 Tahun 2007 tentang Standar Kepala Sekolah/Madrasah. Dalam peraturan tersebut terdapat lima dimensi kompetensi yaitu: kepribadian, manajerial, kewirausahaan, supervisi, dan sosial. Setiap dimensi kompetensi memiliki kompetensi dasar yang harus dimiliki seorang kepala sekolah/madrasah. Adapun dimensi kompetensi kewirausahaan kepala sekolah/madrasah seperti berikut ini.

B. Dimensi Kompetensi Kewirausahaan
a. Menciptakan inovasi yang berguna bagi pengembangan sekolah/madrasah.
b. Bekerja keras untuk mencapai keberhasilan sekolah/madrasah sebagai organisasi pembelajar yang efektif.
c. Memiliki motivasi yang kuat untuk sukses dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya sebagai pemimpin sekolah/madrasah.
d. Pantang menyerah dan selalu mencari solusi terbaik dalam menghadapi kendala yang dihadapi sekolah/madrasah.
e. Memiliki naluri kewirausahaan dalam mengelola kegiatan sekolah/madrasah sebagai sumber belajar peserta didik.
C. Deskripsi Materi Pelatihan
Materi pelatihan terdiri atas lima bagian yaitu:
1. Dimensi kompetensi manajerial dengan materi Manajemen Berbasis Sekolah (MBS);
2. Dimensi Kompetensi Kewirausahaan dengan materi Kewirausahaan;
3. Dimensi kompetensi supervisi dengan materi Supervisi Akademik dan Kepemimpinan Pembelajaran;
4. Penelitian Tindakan Sekolah/Madrasah.
Materi pelatihan pada bagian ini dibatasi pada kewirausahaan yang meliputi kegiatan belajar:
1. Konsep kewirausahaan;
2. Konsep Inovasi;
3. Konsep Kerja keras;
4. Konsep Motivasi kuat dan pantang menyerah;
5. Konsep Kreativitas untuk selalu mencari solusi terbaik;
6. Evaluasi diri memiliki naluri kewirausahaan.

D. Langkah-langkah Mempelajari Materi Pelatihan
Bahan belajar ini dirancang untuk dipelajari oleh kepala sekolah/madrasah dalam pelatihan. Oleh karena itu langkah-langkah yang harus dilakukan dalam mempelajari materi ini mencakup aktivitas individual dan kelompok. Secara umum aktivitas individual meliputi: (1) membaca materi, (2) melakukan latihan/tugas, memecahkan kasus pada setiap kegiatan belajar, (3) membuat rangkuman/kesimpulan, dan (4) melakukan refleksi, dan melakukan tindak lanjut. Sedangkan aktivitas kelompok meliputi: (1) mendiskusikan materi, (2) bertukar pengalaman dalam melakukan latihan/memecahkan kasus, (3) melakukan seminar/diskusi hasil latihan/tugas yang dilakukan, dan (4) bersama-sama melakukan refleksi, membuat action plan, dan tindak lanjut. Langkah-langkah tersebut dapat digambarkan seperti berikut.

Gambar 1 Langkah-langkah Kegiatan Pelatihan
Dari gambar di atas tampak bahwa aktivitas kelompok selalu didahului oleh aktivitas individu. Dengan demikian, maka aktivitas individu adalah hal yang utama. Sedangkan aktivitas kelompok lebih merupakan forum untuk berbagi, memberikan pengayaan, dan penguatan terhadap kegiatan belajar yang telah dilakukan individu masing-masing.
Dengan mengikuti langkah-langkah di atas, diharapkan peserta pelatihan baik secara individu maupun bersama-sama dapat meningkatkan kompetensinya, yang pada gilirannya diharapkan berdampak pada peningkatan kompetensi guru yang dibinanya dan akhirnya mampu menghasilkan siswa yang kreatif, inovatif, pemecahan masalah, berpikir kritis, dan bernaluri kewirausahaan.

KEGIATAN BELAJAR 1
KONSEP KEWIRAUSAHAAN
Selamat membaca dan mempelajari kegiatan belajar 1 tentang konsep kewirausahaan. Setelah mempelajari kegiatan belajar 1, Bapak/Ibu diharapkan memiliki konsep kewirausahaan untuk menggerakkan guru dan siswa berkreasi, berinovasi, memecahkan masalah, berpikir kritis, dan bernaluri kewirausahaan. Kepala sekolah/madrasah hanya akan berusaha kuat untuk memahami konsep ini jika ada komitmen yang kuat untuk berubah dan menggerakkan guru dan siswa serta mengetahui bahwa ia akan mendapatkan pengakuan atau penghargaan sewajarnya.
Bapak/Ibu akan mudah mempelajari dan mempraktikkan materi kegiatan belajar 1, jika ada kemauan yang kuat. Bukankah, di mana ada kemauan di situ ada jalan? Konsep kewirausahaan yang sudah Bapak/Ibu praktikkan dengan sukses melalui rencana tindak lanjut, akan menjadi contoh bagi guru dan siswa dalam rangka mengubah pola pikir untuk berkreasi, berinovasi, memecahkan masalah, berpikir kritis, dan bernaluri kewirausahaan. Selamat belajar!

A. Pengantar
Salah satu dimensi kompetensi kepala sekolah/madrasah adalah kewirausahaan. Kewirausahaan di sini dalam makna untuk kepentingan pendidikan yang bersifat sosial bukan untuk kepentingan komersial. Kewirausahaan dalam bidang pendidikan yang diambil adalah karakteristiknya (sifatnya) seperti inovatif, bekerja keras, motivasi yang kuat, pantang menyerah dan selalu mencari solusi terbaik, dan memiliki naluri kewirausahaan; bukan mengkomersilkan sekolah/madrasah. Semua karakteristik tersebut bermanfaat bagi Kepala sekolah/madrasah dalam mengembangkan sekolah/madrasah, mencapai keberhasilan sekolah/madrasah, melaksanakan tugas pokok dan fungsi sebagai pemimpin, menghadapi kendala sekolah/madrasah, dan mengelola kegiatan sekolah/madrasah sebagai sumber belajar siswa. Berikut disampaikan secara ringkas tentang definisi kewirausahaan, tujuan kewirausahaan, karakteristik/dimensi kewirausahaan, cara mengembangakan kewirausahaan, dan ringkasan, yang kesemuanya dipetik dari makalah yang ditulis oleh Slamet PH (2010) dengan judul “Pengembangan Jiwa Kewirausahaan” yang disampaikan dalam penataran pengawas sekolah yang diselenggarakan oleh Direktorat Tenaga Kependidikan.
B. Definisi Kewirausahaan
Yang dimaksud dengan kewirausahaan adalah kemampuan menciptakan sesuatu yang baru secara kreatif/inovatif dan kesanggupan hati (qolbu) untuk mengambil resiko atas keputusan hasil ciptaannya serta melaksanakannya secara terbaik (sungguh-sungguh, ulet, gigih, tekun, progresif, pantang menyerah, dsb.) sehingga nilai tambah yang diharapkan dapat dicapai. Jadi, seorang wirausahawan memiliki kemampuan untuk memikirkan sesuatu yang belum pernah dipikirkan oleh orang lain (prinsip kreatif dan inovatif) dan hasilnya adalah buah pikiran yang asli dan bukannya replikasi, baru dan bukannya meniru, memberi kontribusi dan bukannya membuat rugi. Catatan: kreatif berarti menghasilkan daya cipta karena belum pernah ada sebelumnya; inovatif berarti memperbaiki/memodifikasi/mengembangkan sesuatu yang sudah ada. Selain kemampuan kreatif/inovatif, seorang wirausahawan juga memiliki kesanggupan hati (qolbu) yang ditunjukkan oleh: (1) tumbuhnya tindakan atas kehendak sendiri dan bukan karena pihak lain; (2) progresif dan ulet, seperti tampak pada usaha mengejar prestasi, penuh ketekunan, merencanakan dan mewujudkan harapan-harapannya; (3) berinisiatif, yakni mampu berpikir dan bertindak secara asli/orisinal/baru, kreatif dan penuh inisiatif; (4) pengendalian dari dalam, yakni kemampuan mengendalikan diri dari dalam, kemampuan mempengaruhi lingkungan atas prakarsanya sendiri; dan (5) kemantapan diri, yang ditunjukkan oleh harga diri dan percaya diri. Ringkasnya, siapapun yang memiliki jiwa kewirausahaan akan menjadi agen perubahan yang mampu dan sanggup mentransformasi sumberdaya yang ada di sekitarnya untuk memperoleh nilai tambah yang menguntungkan, baik secara ekonomi maupun non-ekonomi, pribadi maupun organisasi/masyarakat.
Ada yang kebetulan mengepas-ngepaskan bahwa istilah kewirausahaan itu merupakan singkatan dari:
“KEWIRAUSAHAAN adalah singkatan dari: Kreatif, Enerjik, Wawasan luas, Inovatif, Rencana bisnis, Agresif, Ulet, Supel, Antusias, Hemat, Asa, Antusias, Negosiatif.”(Anonim 1, 2005)
Tetapi pembaca tidak harus mengikuti jabaran singkatan tersebut karena masih banyak kata-kata penting yang terkait dengan kewirausahaan belum tertampung dalam singkatan tersebut.
C. Tujuan Pengembangan Kewirausahaan
Apakah tujuan yang akan dicapai dari pengembangan kewirausahaan? Dengan kata lain, mengapakah kewirausahaan itu penting untuk dimiliki oleh seseorang? Dalam hidup ini sudah jelas yaitu hanya orang-orang yang memiliki kelebihan kualitas saja yang berhak memilih kehidupan di dunia, misalnya penghasilan, karir, pengaruh, dan prestise. Kualitas kewirausahaan merupakan salah satu dimensi penting kualitas manusia, akan tetapi kewirausahaan sebagai peluang karir kurang memperoleh perhatian dan bahkan terasa dikesampingkan dalam sistem pendidikn kita. Oleh karena itu, lemahnya kewirausahaan generasi muda dapat dimengerti karena kurang memperoleh tempat dalam kebijakan pendidikan nasional. Padahal, kewirausahaan mengajarkan cara-cara berpikir kreatif, inovatif, positif, dan menggerakan hati nurani untuk lebih proaktif, properubahan, mendorong keingintahuan, ulet, gigih, berani mengambil resiko, dan mengajarkan peserta didik tentang pentingnya prakarsa (keberanian moral) untuk melakukan hal-hal baru yang belum pernah dilakukan, akan tetapi akan membawa nilai tambah serta keuntungan yang lebih besar. Maka, kedepan, pendidikan jiwa kewirausahaan sudah merupakan keniscayaan untuk diajarkan di sekolah, mulai dari jenjang pendidikan dasar, menengah, hingga sampai perguruan tinggi.
Sebagai tambahan, kewirausahaan itu untuk siapa saja yang ingin menjadi wirausaha sukses dan memperoleh keuntungan darinya (ekonomi dan/atau non-ekonomi, material dan/atau non-material). Kewirausahan itu bukan hanya miliknya para pengusaha, akan tetapi milik siapa saja, termasuk kepala sekolah, pengawas dan bahkan menteri sekalipun karena mereka juga dapat disebut sebagai wirausaha jika mereka sukses dalam pekerjaannya. Kebetulan, yang banyak mempraktekkan kewirausahaan adalah para pengusaha karena mereka tahu manfaatnya, akan tetapi bukan berarti bahwa kewirausahaan hanya milik pengusaha.
D. Karakteristik/Dimensi-Dimensi Kewirausahaan
Ada dua jenis karateristik atau dimensi kewirausahaan yaitu: (1) kualitas dasar kewirausahaan, yang meliputi kualitas daya pikir, daya hati/qolbu, dan daya pisik; dan (2) kualitas instrumental kewirausahaan, yaitu penguasaan lintas disiplin ilmu. Berikut dijabarkan seperlunya tentang dua karakteristik/dimensi kewirausahaan yang dimaksud.

1. Kualitas Dasar Kewirausahaan

a. Daya Pikir
Kualitas dasar daya pikir kewirausahaan memiliki karakteristik/dimensi-dimensi sebagai berikut: berpikir kreatif; berpikir inovatif; berpikir asli/baru/orisinil; berpikir divergen; berpikir mengembangkan; pionir berpikir; berpikir menciptakan produk dan layanan baru; memikirkan sesuatu yang belum pernah dipikirkan oleh orang lain; berpikir sebab-akibat; berpikir lateral; berpikir sistem; berpikir sebagai perubah (agen perubahan); berpikir kedepan (berpikir futuristik); berintuisi tinggi; berpikir maksimal; terampil mengambil keputusan; berpikir positif; dan versalitas berpikir sangat tinggi.
b. Daya Qolbu/Hati
Kualitas dasar daya hati/qolbu kewirausahaan memiliki karakteristik/dimensi-dimensi sebagai berikut: prakarsa/inisiatif tinggi; ada keberanian moral untuk mengenalkan hal-hal baru; proaktif, tidak hanya aktif apalagi hanya reaktif; berani mengambil resiko; berani berbeda; pro perubahan dan bukan pro kemapanan; kemauan, motivasi, dan spirit untuk maju sangat kuat; memiliki tanggungjawab moral yang tinggi; hubungan interpersonal bagus; berintegritas tinggi; gigih, tekun, sabar, dan pantang menyerah; bekerja keras; berkomitmen tinggi; memiliki kemampuan untuk memobilisasi orang lain; melakukan apa saja yang terbaik; melakukan perbaikan secara terus menerus; mau memetik pelajaran dari kesalahan, dari kesuksesan, dan dari praktek-praktek yang baik; membangun teamwork yang kompak, cerdas, dinamis, harmonis, dan lincah; percaya diri; pencipta peluang; memiliki sifat daya saing tinggi, tetapi mendasarkan pada nilai solidaritas; agresif/ofensif; sangat humanistik dan hangat pergaulan; terarah pada tujuan akhir, bukan tujuan sesaat; luwes dalam pergaulan; selalu menginginkan tantangan baru; selalu membangun keindahan cita rasa melalui seni (kriya, musik, suara, tari, lukis, dsb.); bersikap mandiri akan tetapi supel; tidak suka mencari kambing hitam; selalu berusaha menciptakan dan meningkatkan nilai tambah sumberdaya; terbuka terhadap umpan balik; selalu ingin mencari perubahan yang lebih baik (meningkatkan/mengembangkan); tidak pernah merasa puas, terus menerus melakukan inovasi dan improvisasi demi perbaikan selanjutnya; dan keinginan menciptakan sesuatu yang baru.
c. Daya Pisik
Kualitas dasar daya pisik/raga kewirausahaan memiliki karakteristik/ dimensi-dimensi sebagai berikut: menjaga kesehatan secata teratur; memelihara ketahan/stamina tubuh dengan baik; memiliki energi yang tinggi; dan keterampilan tubuh dimanfaatkan demi kesehatan dan kebahagiaan hidup.

2. Kualitas Instrumental Kewirausahaan

Jika seseorang ingin menjadi wirausahawan sukses, maka selain memiliki kualitas dasar kewirausahaan sebagaimana diuraikan sebelumnya, dia harus juga memiliki kualitas instrumental kewirausahaan yang kuat yaitu penguasaan disiplin ilmu, baik mono disiplin ilmu, antar disiplin ilmu, maupun lintas disiplin ilmu. Kewirausahaan bukanlah sekadar mono-disiplin (ekonomi, matematika, manajemen, dsb.) dan juga bukan hanya antar disiplin ilmu (manajemen perusahaan, ekonomi pertanian, psikologi industri, dsb.), akan tetapi juga lintas disiplin ilmu (lingkungan hidup, kependudukan, dsb.).
Seseorang yang ingin menjadi wirausahawan sukses tidak cukup hanya memiliki kualitas dasar kewirausahaan, akan tetapi yang bersangkutan harus juga memiliki kualitas instrumental kewirausahaan (penguasaan disiplin ilmu). Misalnya, seorang kepala sekolah, pengawas, atau kepala dinas pendidikan kabupaten/kota, harus memiliki ilmu pengetahuan yang luas di bidang pekerjaan yang menjadi kewenangan dan tanggungjawabnya. Misalnya, mereka harus memiliki ilmu-ilmu berikut yaitu: ilmu pendidikan, teori perubahan, kebijakan pendidikan nasional dan daerah, manajemen pendidikan, pengembangan organisasi pendidikan, pengembangan administrasi pendidikan, perencanaan pendidikan, regulasi pendidikan, kepemimpinan pendidikan, komunikasi dan jejaring pendidikan, supervisi pendidikan (pembelajaran, manajemen sekolah, dsb.), dan akreditasi sekolah.
Jika seseorang ingin menjadi wirausahawan sebagai pengusaha, dia harus memiliki ilmu-ilmu sebagaiberikut: manajemen produksi (proses produksi, rencana produksi, riset dan pengembangan produksi), manajemen pemasaran (perebutan pelanggan, rencana pemasaran, riset pasar dan pemasaran), manajemen sumberdaya manusia, manajemen keuangan, manajemen peralatan dan perbekalan, prinsip-prinsip akuntansi, manajemen transaksi, dan inti manajemen (general manager).
Karateristik/dimensi-dimensi kewirausahaan yang telah disebutkan di atas semuanya sangat diperlukan oleh kepala sekolah, namun materi pelatihan ini hanya dibatasi pada dimensi-dimensi berikut (sesuai Permendiknas 13/2007): kreativitas untuk selalu mencari solusi terbaik, inovasi, bekerja keras, dan motivasi tinggi serta pantang menyerah. Naluri kewirausahaan menyangkut semua sifat-sifat di atas.
E. Cara-Cara Mengembangkan Kewirausahaan

Cara-cara mengembangkan kewirausahaan dilakukan melalui pentahapan sebagai berikut. Pertama, melakukan evaluasi diri tentang tingkat/level kepemilikan kewirausahaan. Ini dapat dilakukan melalui pengisian daftar kualitas kewirausahaan atau menjawab sejumlah pertanyaan tentang kewirausahaan yang dilakukan setulus-tulusnya dan sejujur-jujurnya (lihat Lampiran tentang Instrumen Profil Diri Kualitas Dasar Kewirausahaan, oleh Slamet PH). Hasil pengisian daftar/jawaban tersebut berupa profil diri kewirausahaan. Kedua, berdasarkan hasil evaluasi diri (profil diri jiwa kewirausahaan), selanjutnya ditempuh melalui berbagai upaya yang disebut “belajar”. Ketiga, mempelajari kewirausahaan dapat dilakukan melalui berbagai upaya, misalnya: berpikir sendiri (otak kita kaya untuk berpikir), membaca (buku, jurnal, internet/web-site), magang, kursus pendek, belajar dari wirausahawan sukses, pengamatan langsung dilapangan, dialog dengan wirausahawan sukses, mengikuti seminar, mengundang wirausahawan sukses, menyimak acara-acara kewirausahaan di televisi, atau cara-cara lain yang dianggap tepat bagi dirinya untuk mempelajari kewirausahaan.

F. Manfaat kompetensi kewirausahaan bagi Kepala sekolah/madrasah
Manfaat kompetensi kewirausahaan bagi Kepala sekolah/madrasah adalah:
1. mampu menciptakan kreativitas dan inovasi yang bermanfaat bagi pengembangan sekolah/madrasah,
2. bekerja keras untuk mencapai keberhasilan sekolah/madrasah sebagai organisasi pembelajaran yang efektif,
3. memiliki motivasi yang kuat untuk mencapai kesuksesan dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi sebagai kepala sekolah/madrasah,
4. pantang menyerah dan selalu mencari solusi terbaik dalam menghadapi kendala sekolah/madrasah,
5. memiliki naluri kewirausahaan sebagai sumber belajar siswa, dan
6. menjadi teladan bagi guru dan siswa di sekolahnya, khususnya mengenai kompetensi kewirausahaan.

G. Menjadi seorang wirausaha yang sukses
Kepala sekolah/madrasah sebagai seorang wirausahawan yang sukses harus memiliki tiga kompetensi pokok yaitu pengetahuan, keterampilan, dan sikap/sifat lewirausahaan. Ketiga kompetensi tersebut saling berkaitan. Keterkaitan ketiga kompetensi tersebut digambarkan sebagai berikut.
Gambar 2: Kompetensi (Anonim 4, 2005)
Kompetensi merupakan penguasaan pengetahuan, keterampilan, dan sikap/sifat. Pengetahuan adalah kumpulan informasi yang disimpan di otak dan dapat dipanggil jika dibutuhkan. Keterampilan adalah kemampuan menerapkan pengetahuan. Sifat/sikap adalah sekumpulan kualitas karakter yang membentuk kepribadian seseorang (Anonim 4, 2005). Seseorang yang tidak memiliki ketiga kompetensi tersebut akan gagal sebagai wirausahawan yang sukses.
Keterampilan-keterampilan (skills) yang dibutuhkan oleh seorang wirausahawan menurut Hisrich & Peters (2002) adalah keterampilan teknikal, manajemen bisnis, dan jiwa kewirausahaan personal. Keterampilan teknikal meliputi: mampu menulis, berbicara, mendengar, memantau lingkungan, teknik bisnis, teknologi, mengorganisasi, membangun jaringan, gaya manajemen, melatih, bekerja sama dalam kerja tim (teamwork). Manajemen bisnis meliputi: perencanaan bisnis dan menetapkan tujuan bisnis, pengambilan keputusan, hubungan manusiawi, pemasaran, keuangan, pembukuan, manajemen, negosiasi, dan mengelola perubahan. Jiwa wirausahawan personal meliputi: disiplin (pengendalian diri), berani mengambil risiko diperhitungkan, inovatif, berorientasi perubahan, kerja keras, pemimpin visioner, dan mampu mengelola perubahan.
H. Contoh Wirausaha
Tokoh-tokoh wirausahawan yang sukses di bidang pendidikan antara lain adalah Raden Ajeng Kartini yang berupaya keras pada jamannya merintis kesadaran tentang hak kaum perempuan, KI Hajar Dewantoro dengan Taman Siswa, Ciputra dengan Universitas Entrepreneurship, dan pendiri sekolah Global Jaya.


I. Latihan
1. Pertanyaan
a. Apa yang terjadi jika seorang Kepala sekolah/madrasah hanya memiliki pengetahuan dan keterampilan saja dalam kompetensi kewirausahaannya?
b. Apa yang terjadi jika seorang Kepala sekolah/madrasah/madrasah hanya memiliki pengetahuan dan sifat saja dalam kompetensi kewirausahaannya?
c. Apa yang terjadi jika seorang Kepala sekolah/madrasah/madrasah hanya memiliki keterampilan dan sifat saja dalam kompetensi kewirausahaannya?

Kunci Jawaban Pertanyaan
a. Tidak memenuhi sifat-sifat wirausahawan seperti tidak inovatif, tidak memiliki motivasi tinggi, tidak mau bekerja keras dalam memajukan sekolah/madrasahnya. Wirausahawan akan gagal
b. Tidak menghasilkan produk/jasa sekolah/madrasah. Wirausahawan akan gagal.
c. Tidak mengenal pelanggan, dan lain-lain. Wirausahawan akan gagal.

2. Kasus (Lihat Film terlampir)

Pipo dan Embro
Dahulu kala di suatu desa kecil dekat lembah yang asri tersebutlah dua sahabat bernama Embro dan Pipo. Mereka adalah tipe pemuda yang berambisi untuk menjadi orang terkaya di desanya. Mereka kerap membicarakan impian dan ambisi mereka itu akan kekayaan, kehidupan dan gaya hidup yang ingin mereka miliki nantinya. Mereka tidak takut untuk bekerja keras hanya saja mereka masih belum mendapatkan kesempatan untuk dapat mewujudkan cita-cita mereka. Tanpa putus asa mereka terus mencari dan mencoba gagasan-gagasan baru untuk mendapatkan kesempatan tersebut.
Hingga suatu hari kesempatan itu pun datang. Desa mereka membutuhkan lebih banyak air. Oleh karena itu, kepala desa mempekerjakan Embro dan Pipo untuk mengambil air dari mata air di gunung untuk dibawa ke tempat penampungan di desa. Mereka akan dibayar sesuai dengan banyaknya air yang dapat mereka bawa. Maka mereka berdua pun menyambut dengan baik kesempatan ini. Embro dan Pipo pun segera melaksanakan pekerjaan tersebut dengan bersemangat. Setiap hari sejak pagi hingga sore mereka bergegas menuju mata air dengan membawa Embro masing-masing. mereka bekerja keras untuk membawa air sebanyak mungkin ke tempat penampungan air di desa. Menjelang sore hari merekapun pulang dengan membawa upah dari hasil jerih payah mereka hari itu. Embro merasa puas sekali dengan pekerjaannya itu dan besarnya upah yang ia dapatkan. Dia yakin, bahwa dengan pekerjaannya ini ia bisa segera mewujudkan cita-citanya. Bahkan untuk menambah penghasilannya, Embro membuat ember yang lebih besar agar dapat lebih banyak membawa air. Embro yakin dengan penghasilan yang sebesar itu tak lama lagi ia bisa segera membeli sapi dan memiliki gubuk baru yang ia idam-idamkan.
Lain halnya dengan Pipo, ia merasa tidak nyaman dengan cara yang ia lakukan itu. Ia mencari cara yang lebih nyaman untuk mendapatkan lebih banyak uang. Suatu hari Pipo mendapat sebuah gagasan. Ia berniat membangun sebuah saluran Pipo yang akan mengalirkan air dari mata air langsung ke tempat penampungan air di desa. Dengan saluran Pipo tersebut ia akan mendapat lebih banyak air tanpa perlu lagi membawa air ke mata air. Ia sangat antusias dengan gagasananya ini. Pipo pun mulai menceritakan gagasannya itu kepada Embro dan mengajaknya bekerja sama. Tetapi Embro tidak sependapat. Ia bahkan menertawakan gagasan Pipo tersebut karena merasa dirinya mampu mendapatkan lebih banyak uang. Embro pun lebih sering lagi mengambil air dengan ember dan bahkan menggunakan ember yang lebih besar agar dapat membawa lebih banyak air ke desanya. Dengan cara ini, Embro yakin penghasilannya akan meningkat.
Pipo akhirnya memutuskan untuk mewujudkan sendiri gagasannya itu. Dia mengerti bahwa tidaklah mudah untuk membangun dan menyelesaikan saluran Pipo tersebut. Dibutuhkan beberapa tahun untuk bisa menyelesaikan dan menikmati hasilnya. Namun tekadnya telah bulat. Ia pun tetap bekerja mengangkat air dengan ember setiap hari seperti biasa. Tetapi di akhir minggu dan setiap ada waktu luang, Pipo bekerja keras menggali tanah yang banyak berbatu untuk membangun saluran Piponya. Pada bulan-bulan pertama hasilnya hampir tidak kelihatan. Orang-orang desa mulai banyak menertawakan dan mencemooh Pipo, mereka menjuluki Pipo Si Manusia Saluran Pipo.
Sementara itu penghasilan Embro telah meningkat dua kali lipat. Ia sudah berhasil membeli sapi dan memiliki gubuk baru yang lebih besar. Gaya hidupnya pun sudah mulai berubah. Ia sering menghabiskan waktu sepulang kerja di bar. Menikmati hasil jerih payahnya mengangkat ember. Namun tanpa disadari badan Embro kini mulai jadi bungkuk karena begitu beratnya ia harus mengangkat ember besar setiap hari. Raut mukanya pun terlihat kelelahan. Semakin hari semakin sedikit air yang dapat dibawanya karena tenaganya berkurang seiring bertambahnya usia.
Bulan berganti bulan, tahun berganti tahun. Dan akhirnya, Pipo berhasil menyelesaikan saluran Piponya. Kini tanpa perlu bersusah payah mengangkat ember, Pipo akan mendapat lebih banyak uang berkat air yang terus mengalir memenuhi tong-tong air di tempat penampungan. Air terus mengalir tanpa henti bahkan saat ia tidur, makan ataupun saat pergi berlibur. Pipo pun puas dan bangga berkat tekad dan kerja keras, kini penghasilannya pun mengalir tiada henti seiring aliran air di saluran Piponya.
Setelah melihat cerita Embro dan Pipo, kita sadari bahwa cerita mereka menggambarkan kehidupan kita. Pekerjaan yang dilakukan mereka melambangkan apa yang dilakukan kebanyakan orang dalam mendapatkan penghasilan. Embro mendapatkan penghasilannya dengan cara menggunakan ember. Ia harus pulang pergi mengisi embernya dari mata air ke desa untuk ditukarkan dengan uang. Untuk meningkatkan penghasilan, yang dilakukan Embro adalah dengan cara lebih rajin pergi ke mata air dan juga memperbesar ukuran embernya. Dalam kehidupan yang nyata, sangatlah normal kalau kita ingin meningkatkan penghasilan, kita harus bekerja lebih keras misalnya dengan bekerja lembur atau mungkin mendapatkan pekerjaan tambahan. Kita juga dapat memperbesar ember kita yaitu dengan menerima posisi pekerjaan yang lebih tinggi. Sebagian besar dari kita menukarkan waktu kita untuk mendapatkan uang. Seperti juga Embro kita pun memiliki waktu yang terbatas untuk dibarterkan menjadi uang. Dan kita tahu, setiap orang hanya memiliki 24 jam per hari dan tidaklah mungkin kalau kita membarterkan seluruh waktu kita untuk bekerja. Dan yang lebih sulit lagi yaitu jika kita tak mampu lagi membarter waktu kita karena alasan usia, kesehatan ataupun alasan lainnya sehingga penghasilan kita terhenti sama sekali. Tetapi coba perhatikan apa yang dilakukan Pipo. Secara bijaksana Pipo tidak membarterkan seluruh waktunya hanya untuk mendapatkan penghasilan yang terbatas. Tetapi dia menggunakan sebagian waktu yang dimilikinya untuk membangun saluran Pipo. Karena dia tahu bahwa saluran Pipo ini akan mendatangkan penghasilan yang berkesinambungan tanpa dia harus membarterkan seluruh waktunya. Dia tahu bahwa suatu hari nanti mungkin karena alasan usia atas kesehatan dia akan tidak dapat lagi membarterkan waktunya dengan uang. Sedangkan bila ia mampu mewujudkan gagasan saluran Piponya itu dia hanya perlu bekerja keras sekali saja untuk membangun saluran Pipo. Setelah saluran Pipo selesai, maka penghasilan akan terus mengalir bagi Pipo. Pipo telah menunjukkan kepada kita bahwa untuk mendapatkan penghasilan kita tidak selalu harus dengan cara barter waktu dengan uang. Ada cara lain yang lebih baik. Bagaimana dengan Anda? Apakah Anda masih seperti Embro yang membarterkan waktu Anda untuk mendapatkan penghasilan? Atau Anda ingin mengikuti jejak Pipo dengan mulai membangun saluran Pipo untuk mendapatkan penghasilan yang berkesinambungan? (JDE, 2002)
Latihan/Tugas:
a. Identifikasikan sifat-sifat wirausaha yang tampak nyata (tersurat).
b. Identifikasikan sifat-sifat wirausaha yang tersembunyi (tersirat).
c. Mana dari sifat-sifat jawaban 1 dan 2 yang menunjang kompetensi wirausaha menurut Permendiknas Nomor 13 tentang Standar Kepala sekolah/madrasah/madrasah?

Petunjuk Jawaban Latihan (kata kunci):
a. Teliti kata-kata sifat di dalam kasus.
b. Teliti kata-kata sifat di dalam kasus
c. Inovatif, kerja keras, motivasi tinggi, kreatif memecahkan masalah.
d. Kesemuanya ini disebut memiliki jiwa wirausaha.
e. Hasil penyelesaian tugas diskusikan di MKKKS.
.
J. Ringkasan

Kewirausahaan adalah kemampuan menciptakan sesuatu yang baru (kreatif) dan/atau mengembangkan sesuatu yang sudah ada (inovasi) dan kesanggupan hati untuk mengambil resiko atas kreativitas dan inovasinya serta melaksanakannya secara terbaik yaitu sungguh-sungguh, ulet, gigih, tekun, progresif, pantang menyerah, maksimal (all out), dan profesional sehingga nilai tambah yang diharapkan dapat dicapai. Tujuan pengembangan kewirausahaan bagi kepala sekolah adalah untuk meningkatkan kualitas kewirausahaannya. Banyak dimensi-dimensi kewirausahaan yang dapat dimiliki oleh kepala sekolah, tetapi minimal seorang kepala sekolah harus memiliki dimensi kreativitas, inovasi, kerja keras, dan motivasi tinggi serta pantang menyerah. Untuk menjadi wirausahawan sukses harus memiliki pengetahuan, sikap, dan keterampilan kewirausahaan. Ini ditempuh melalui evaluasi diri dan belajar dengan berbagai cara yang efektif dan efisien.

K. Refleksi
Mohon untuk mengisi lembar refleksi di bawah ini berdasarkan materi yang Bapak/Ibu sudah pelajari.

Nama: _____________________ Tanggal: _______________

• Apa saja yang telah saya lakukan berkaitan dengan materi kegiatan belajar ini?
• Bagaimana pikiran/perasaan saya tentang materi kegiatan belajar ini?
• Apa saja yang telah saya lakukan yang ada hubungannya dengan materi kegiatan ini tetapi belum ditulis di materi ini?
• Materi apa yang ingin saya tambahkan?
• Bagaimana kelebihan dan kekurangan materi materi kegiatan ini?
• Manfaat apa saja yang saya dapatkan dari materi kegiatan ini?
• Berapa persen kira-kira materi kegiatan ini dapat saya kuasai?
• Apa yang akan saya lakukan?
L. Rencana Aksi/Tindak
Selamat karena Bapak/Ibu telah selesai mempelajari kegiatan belajar ini. Selanjutnya, selamat menyusun rencana tindak (action plan). Untuk menambah pengetahuan, Bapak/Ibu dimohon untuk mempelajari kegiatan belajar berikutnya.

KEGIATAN BELAJAR 2
KONSEP INOVASI

Selamat membaca dan mempelajari kegiatan belajar 2 tentang inovasi. Setelah mempelajari kegiatan belajar 2, Bapak/Ibu diharapkan memiliki konsep inovasi untuk menggerakkan guru dan siswa berkreasi, berinovasi, memecahkan masalah, berpikir kritis, dan bernaluri kewirausahaan. Kepala sekolah/madrasah hanya akan berusaha kuat untuk memahami konsep ini jika ada komitmen yang kuat untuk berubah dan menggerakkan guru dan siswa serta mengetahui bahwa ia akan mendapatkan pengakuan atau penghargaan sewajarnya.
Bapak/Ibu akan mudah mempelajari dan mempraktikkan materi kegiatan belajar 2, jika ada kemauan yang kuat. Bukankah, di mana ada kemauan di situ ada jalan? Konsep inovasi yang sudah Bapak/Ibu praktikkan dengan sukses melalui rencana tindak lanjut, akan menjadi contoh bagi guru dan siswa dalam rangka mengubah pola pikir untuk berkreasi, berinovasi, memecahkan masalah, berpikir kritis, dan bernaluri kewirausahaan. Selamat belajar!

A. Pengantar
Salah satu dari lima kompetensi kewirausahaan Kepala sekolah/madrasah adalah menciptakan inovasi yang berguna bagi pengembangan sekolah/madrasahnya. Untuk meningkatkan kompetensi inovasi Kepala sekolah/madrasahnya, maka Kepala sekolah/madrasah hendaknya mengetahui dan mampu menerapkan konsep inovasi dalam mengembangkan sekolah/madrasah. Esensi kewirausahaan adalah kreativitas dan inovasi. Oleh sebab itu, Kepala sekolah/madrasah dituntut memiliki sifat kreatif dan inovatif dalam mengembangkan sekolah/madrasahnya.

B. Definisi Inovasi
Kreativitas dan inovasi merupakan dimensi-dimensi penting kewirausahaan. Kreativitas adalah kemampuan menciptakan sesuatu yang baru, yang belum pernah ada sebelumnya. Sedang inovasi adalah penciptaan sesuatu yang berbeda dari sebelumnya (Drucker, 1985). Contoh: hasil inovasi adalah kantin jujur, pembelajaran anti korupsi, pembelajaran PAIKEM, manajemen sekolah/madrasah bersertifikasi ISO, unit produksi sekolah/madrasah sebagai tempat praktik siswa untuk memperoleh pengalaman nyata di dunia kerja, dan lain-lain.
C. Tujuan Kepala sekolah/madrasah/ memiliki kompetensi inovasi
Kepala sekolah/madrasah perlu memiliki kompetensi inovasi agar dalam menjalankan tugas pokok dan fungsinya selalu memikirkan sesuatu yang lebih baik dari sebelumnya melalui perbaikan, pengembangan, pengayaan, pemodifikasian, dsb. Dalam rangka untuk memajukan dan mengembangkan sekolah/madrasahnya.
D. Ciri-ciri Seorang Inovator
Seorang inovator memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1. mengerjakan tugas dengan cara yang tidak konvensional;
2. menemukan masalah dan memecahkannya dengan cara yang tidak liniear;
3. lebih tertarik pada hasil dari pada proses;
4. tidak senang pada pekerjaan yang bersifat rutin;
5. kurang senang pada kesepakatan; dan
6. kurang sensitif terhadap orang lain (Kirton, 1976);

E. Cara melakukan inovasi
Cara melakukan inovasi dapat diuraikan sebagai berikut:
1. anda harus ke luar dari kawasan yang membuat anda nyaman (comfort zone);
2. jangan berpikir dengan cara yang sudah terbiasa ada/dilakukan;
3. bergerak lebih cepat dibanding orang lain (pesaing) agar tidak didahului orang lain;
4. dengarkan ide stakeholders sekolah/madrasah;
5. bertanyalah kepada warga sekolah/madrasah dan stakeholders apa yang perlu diubah di sekolah/madrasah ini secara berkala;
6. dorong diri sendiri dan orang lain untuk cepat bergerak tetapi selamat;
7. berharap untuk menang, dan memiliki kesehatan dan kekuatan; dan
8. rekreasi secukupnya untuk mendapatkan ide-ide baru (Anonim 3, 2005).
Ke delapan cara di atas dapat dilakukan secara sendiri-sendiri atau dikombinasikan.

F. Contoh
Yohanes Surya menemukan cara-cara pembelajaran fisika yang inovatif sehingga menghasilkan juara olimpiade fisika tingkat dunia. Penemu jarimatika menemukan pembelajaran matematika di SD. Phytagoras menemukan rumus Phytagoras dalam matematika.Sekolah/madrasah. Di Tidore memanfaatkan gelombang laut dan alam sekitar sebagai laboratorium praktik siswa,dan koleksi pohon langka di SMA Ambarawa sebagai sarana observasi siswa dan guru.

G. Latihan
Kasus
Zaman telah berubah, untuk mengikuti dan mengantisipasi perubahan sekolah/madrasah dituntut melakukan inovasi-inovasi dalam mengembangkan sekolah/madrasahnya. Bila tidak, sekolah/madrasah akan ketinggalan zaman dan kalah dalam bersaing mendapatkan siswa baru. Stakeholders sekolah/madrasah akan meninggalkan sekolah/madrasah dan mencari sekolah/madrasah lain yang lebih inovatif.
Latihan/Tugas
Induvidu
Identifikasi inovasi-inovasi apa yang Anda lakukan untuk mengembangkan sekolah/madrasah?.
Kelompok
Diskusikan
Identifikasi inovasi-inovasi apa yang Anda lakukan untuk mengembangkan sekolah/madrasah?. Hasil diskusi disajikan untuk dikomentari kelompok lain dan fasilitator.
Petunjuk Jawaban (Kata Kunci)
Ciri-ciri innovator, cara melakukan inovasi.

H. Ringkasan
Inovasi adalah mengembangkan sesuatu yang sudah ada menjadi berbeda atau tampil beda (lebih baik). Inovasi bagi Kepala sekolah/madrasah adalah untuk mengembangkan sekolah/madrasahnya agar lebih inovatif (lebih baik). Setidaknya ada enam ciri seorang inovator dan ada delapan cara untuk melakukan inovasi.

I. Refleksi
Mohon untuk mengisi lembar refleksi di bawah ini berdasarkan materi yang Bapak/Ibu sudah pelajari.

Nama: _____________________ Tanggal: _______________

• Apa saja yang telah saya lakukan berkaitan dengan materi kegiatan belajar ini?
• Bagaimana pikiran/perasaan saya tentang materi kegiatan belajar ini?
• Apa saja yang telah saya lakukan yang ada hubungannya dengan materi kegiatan ini tetapi belum ditulis di materi ini?
• Materi apa yang ingin saya tambahkan?
• Bagaimana kelebihan dan kekurangan materi materi kegiatan ini?
• Manfaat apa saja yang saya dapatkan dari materi kegiatan ini?
• Berapa persen kira-kira materi kegiatan ini dapat saya kuasai?
• Apa yang akan saya lakukan?
J. Rencana Aksi/Tindak
Selamat karena Bapak/Ibu telah selesai mempelajari kegiatan belajar ini. Selanjutnya, selamat menyusun rencana aksi/tindak untuk membuat sekolah/madrasah lebih inovatif. Untuk menambah pengetahuan, Bapak/Ibu dimohon untuk mempelajari kegiatan belajar berikutnya.

KEGIATAN BELAJAR 3
KONSEP KERJA KERAS
Selamat membaca dan mempelajari kegiatan belajar 3 tentang konsep kerja keras. Setelah mempelajari kegiatan belajar 3, Bapak/Ibu diharapkan memiliki konsep kerja keras untuk menjadi contoh dan menggerakkan guru dan siswa dalam berkreativitas, berinovasi, memecahkan masalah, berpikir kritis, dan bernaluri kewirausahaan. Kepala sekolah/madrasah hanya akan berusaha kuat untuk memahami konsep kerja keras jika ada komitmen yang kuat untuk berubah dan menggerakkan guru dan siswa serta mengetahui bahwa ia akan mendapatkan pengakuan atau penghargaan sewajarnya.
Bapak/Ibu akan mudah mempelajari dan mempraktikkan materi kegiatan belajar 3, jika ada kemauan yang kuat. Bukankah, di mana ada kemauan di situ ada jalan? Konsep kerja keras yang sudah Bapak/Ibu praktikkan dengan sukses melalui rencana tindak lanjut, akan menjadi contoh bagi guru dan siswa dalam rangka mengubah pola pikir untuk berkreasi, berinovasi, memecahkan masalah, berpikir kritis, dan bernaluri kewirausahaan. Selamat belajar!

A. Pengantar
Usaha mengembangkan sekolah/madrasah memerlukan banyak tenaga, pikiran, dan biaya serta membutuhkan kemampuan bekerja dalam rentang waktu yang lama. Kita harus bekerja keras secara terus-menerus. Anda sebaiknya jangan hanya mengandalkan bekerja keras atau mengandalkan pisik tetapi juga mengandalkan kerja cerdas atau mengandalkan otak. Keras keras dan cerdas saja belum cukup tanpa diikuti oleh kerja ikhlas dan kerja tuntas (Collis & Le Boeuf, 1997).

B. Definisi Kerja Keras
Kerja keras ialah kegiatan maksimal yang banyak menguras tenaga, pikiran, dan waktu untuk menyelesaikan sesuatu. Kerja keras kadang lupa waktu, lupa kesehatan, dan lupa lainnya. Orang yang keranjingan kerja keras disebut workcholic. Orang kadang-kadang sering salah perhitungan. Dengan kerja keras tanpa mengenal waktu dan kesehatan; maka akan banyak mendapatkan uang. Tetapi mereka lupa apa gunanya uang banyak kalau akhirnya jatuh sakit. Kadang-kadang semua uang yang sudah terkumpul tidak cukup untuk menyembuhkan penyakit. Oleh sebab itu, perlu keseimbangan antara kerja keras dan istirahat. Motif orang bekerja keras bermacam-macam. Ada yang untuk memenuhi kebutuhan dasarnya (sandang, pangan, papan, rekreasi, dan uang) yang selalu tak terbatas atau tak pernah cukup, untuk melakukan yang terbaik, untuk mendapatkan penghargaan atau, ingin mengaktualisasikan dirinya. Jika seseorang ditanya, “Mengapa Anda sukses?”. Jawabnya cenderung adalah karena kerja keras (Collis & Le Boeuf, 1997).

C. Tujuan Kepala sekolah/madrasah berkerja keras
Kepala sekolah/madrasah bekerja keras untuk mencapai keberhasilan Sekolah/madrasah sebagai organisasi pembelajar yang efektif.
Berikut disampaikan beberapa cara untuk mempengaruhi seseorang agar mau bekerja keras.
1. Tanamkan keyakinan bahwa banyak bukti keberhasilan seseorang karena kerja keras. Apabila kita ditanya tentang keberhasilan kita, maka jawaban kita adalah berkat kerja keras..
2. Tanamkan keyakinan, “Saya harus bekerja keras agar yang saya butuhkan tercapai”. “Jangan mengharapkan sesuatu, jika tidak berbuat sesuatu”.
3. Tanamkan keyakinan, saya ingin jadi orang yang bermanfaat. Banyak penganggur ingin bekerja. Mengapa mereka yang sudah mendapat pekerjaan ingin menganggur?
4. Tentukan target yang harus dicapai.
5. Tunjukkan kerja keras Anda untuk dijadikan contoh bawahan Anda.
6. Kelima cara di atas dapat dilakukan sendiri-sendiri atau dikombinasikan agar saling melengkapi.

D. Contoh
Perhatikan cara Pipo bekerja keras pada kasus di kegiatan belajar 2.

E. Latihan/Tugas
Kasus:
Saya selalu kurang dan tak pernah merasa puas dengan keberhasilan sekolah/madrasah. Ujian Nasional sudah mencapai 6,5 ingin 7,0. UN 7,0 ingin 7.5. Saya juga ingin menjadi kepala sekolah/madrasah/madrasah berprestasi tingkat kabupaten. Prestasi tersebut sudah tercapai. Namun, saya masih belum puas. Saya bercita-cita ingin menjadi kepala sekolah/madrasah/madrasah berprestasi tingkat propinsi bahkan tingkat nasional. Untuk mencapai itu semua saya bekerja keras, cerdas, dan ikhlas. Dengan cita-cita setinggi langit itu, saya bekerja keras sering di luar jam kerja mengarahkan dan membimbing guru agar mengejar prestasi yang tinggi. Akibatnya saya merasa jenuh,dan sering melupakan kegiatan keluarga.
Latihan/Tugas:
Individu:
Bagaimana Anda mengatasi kasus di atas?
Kelompok:
Diskusikan! Bagaimana Anda mengatasi kasus di atas?
Petunjuk Jawaban (Kata Kunci):
Bekerja keras dan ulet dan jangan melupakan kegiatan belajar 1 dan 2.


F. Ringkasan
Kerja keras ialah kegiatan maksimal yang banyak menguras tenaga, pikiran, dan waktu untuk menyelesaikan sesuatu. Kerja keras bagi kepala sekolah/madrasah adalah untuk mencapai keberhasilan sekolah/madrasah sebagai organisasi pembelajar yang efektif. Lima cara agar orang mau bekerja keras. Kelima cara tersebut dapat dilakukan sendiri-sendiri atau dikombinasi, serta dilakukan secara cerdas (kreatif dan inovatif)
G. Refleksi
Mohon untuk mengisi lembar refleksi di bawah ini berdasarkan materi yang Bapak/Ibu sudah pelajari.

Nama: _____________________ Tanggal: _______________

• Apa saja yang telah saya lakukan berkaitan dengan materi kegiatan belajar ini?

• Bagaimana pikiran/perasaan saya tentang materi kegiatan belajar ini?

• Apa saja yang telah saya lakukan yang ada hubungannya dengan materi kegiatan ini tetapi belum ditulis di materi ini?

• Materi apa yang ingin saya tambahkan?

• Bagaimana kelebihan dan kekurangan materi materi kegiatan ini?

• Manfaat apa saja yang saya dapatkan dari materi kegiatan ini?

• Berapa persen kira-kira materi kegiatan ini dapat saya kuasai?

• Apa yang akan saya lakukan?

H. Rencana Aksi/Tindak
Selamat karena Bapak/Ibu telah selesai mempelajari kegiatan belajar ini. Selanjutnya, selamat menyusun rencana aksi/tindak untuk meningkatkan kerja keras warga sekolah. Untuk menambah pengetahuan, Bapak/Ibu dimohon untuk mempelajari kegiatan belajar berikutnya.

KEGIATAN BELAJAR 4
KONSEP MOTIVASI KUAT DAN PANTANG MENYERAH
Selamat membaca dan mempelajari kegiatan belajar 4 tentang konsep motivasi kuat dan pantang menyerah. Setelah mempelajari kegiatan belajar 4, Bapak/Ibu diharapkan memiliki konsep motivasi kuat dan pantang menyerah untuk menggerakkan guru dan siswa berkreasi, berinovasi, memecahkan masalah, berpikir kritis, dan bernaluri kewirausahaan. Kepala sekolah/madrasah hanya akan berusaha kuat untuk memahami konsep ini jika ada komitmen yang kuat untuk berubah dan menggerakkan guru dan siswa serta mengetahui bahwa ia akan mendapatkan pengakuan atau penghargaan sewajarnya.
Bapak/Ibu akan mudah mempelajari dan mempraktikkan materi kegiatan belajar 4, jika ada kemauan yang kuat. Bukankah, di mana ada kemauan di situ ada jalan? Konsep motivasi kuat dan pantang menyerah yang sudah Bapak/Ibu praktikkan dengan sukses melalui rencana tindak lanjut, akan menjadi contoh bagi guru dan siswa dalam rangka mengubah pola pikir untuk berkreasi, berinovasi, memecahkan masalah, berpikir kritis, dan bernaluri kewirausahaan. Selamat belajar!

A. Pengantar
Motivasi merupakan salah satu alat atasan agar bawahan mau bekerja keras dan bekerja cerdas sesuai dengan yang diharapkan. Pengetahuan tentang motivasi membantu para Kepala sekolah/madrasah untuk menumbuhkan motivasi kerja yang kuat untuk sukses dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya sebagai pemimpin sekolah/madrasah. Teori cara memotivasi diri sendiri ini bukan hanya bermanfaat untuk diri sendiri tetapi juga bawahan kepala sekolah/madrasah. Motivasi adalah keinginan untuk memenuhi kebutuhan. Motivasi membantu wirausahawan dalam menggunakan sikap mereka untuk mengendalikan situasi
Kepala sekolah/madrasah sebagai wirausahawan harus memiliki motivasi yang kuat untuk mencapai sukses. Mereka bekerja keras untuk memcapai tujuan yang mulya. Mereka menetapkan sendiri tujuannya dan berusaha keras untuk mencapainya.

B. Uraian
1. Definisi Motivasi
Motivasi adalah keinginan untuk melakukan sesuatu dalam rangka untuk memenuhi kepentingan (sesuatu yang dianggap penting oleh siapa dalam bentuk apa) yang bersumber dari kebutuhan (kebutuhan dasar, sosial, aktualisasi diri, dsb.). Definisi lain mengatakan bahwa motivasi adalah keinginan yang melatarbelakangi seseorang untuk melakukan sesuatu (Husaini Usman, 2009). Tentu masih banyak definisi lain, tetapi intinya jelas yaitu seseorang termotivasi mengerjakan sesuatu apabila didasari oleh sesuatuyang dianggap penting (kepentingan) yang bersumber dari kebutuhan.
2. Tujuan Kepala sekolah/madrasah memiliki motivasi yang kuat
Kepala sekolah/madrasah perlu memiliki motivasi yang kuat agar sukses dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya sebagai pemimpin sekolah/madrasah. Dengan penjelasan, secara pribadi Kepala sekolah/madrasah memiliki motivasi yang kuat untuk melakukan sesuatu secara terbaik, dan dia juga mampu membuat warga sekolahnya/madrasahnya termotivasi sehingga mereka memiliki motivasi kerja yang kuat untuk mengembangkan sekolahnya/madrasahnya.
3. Cara menumbuhkan motivasi yang kuat untuk diri sendiri
a. Berpikiran positif. Ketika mengkritik orang begitu terjadi ketidakberesan, tetapi kita lupa memberi dorongan positif agar mereka terus maju. Jangan mengkritik cara kerja orang lain kalau kita sendiri tidak mampu memberi contoh terlebih dahulu. Kepala sekolah/madrasah dalam hal ini sebagai model.
b. Menciptakan perubahan yang kuat. Adanya kemauan yang kuat untuk mengubah situasi oleh diri sendiri. Mengubah perasaan tidak mampu menjadi mampu, tidak mau menjadi mau. Kata, ”Saya juga bisa” dapat membantu meningkatkan motivasi berprestasi. Kepala sekolah/madrasah dalam hal ini sebagai agent of change.
c. Membangun harga diri. Banyak kelebihan kita sendiri yang tidak dimiliki orang lain.
d. Memantapkan pelaksanaan. Ungkapkan dengan jadwal yang jelas dan laksanakan.
e. Binalah keberanian, kerja keras, bersedia belajar dari orang lain.
f. Ingin selalu melakukan yang terbaik
g. Membasmi sikap suka menunda-nunda. Hilangkan sikap menunda-nunda dengan alasan pekerjaan itu terlalu sulit dan segeralah untuk memulai.
Ketujuh cara memotivasi kerja seseorang di atas dapat dilakukan secara sendiri-sendiri atau kombinasi agar saling melengkapi.
4. Definisi Pantang Menyerah
Pantang menyerah adalah daya tahan seseorang bekerja sampai sesuatu yang diinginkannya tercapai. Pantang menyerah adalah kombinasi antara bekerja keras dengan motivasi yang kuat untuk sukses. Orang yang pantang menyerah selalu bekerja keras dan motivasi kerjanya juga tak pernah pudar.
5. Tujuan Kepala sekolah/madrasah memiliki sifat pantang menyerah
Kepala sekolah/madrasah perlu memiliki sifat pantang menyerah agar tidak mudah putus asa dalam menyelesaikan permasalahan, menghadapi tantangan dan kendala yang ada di sekolahnya/madrasahnya. Sudah banyak bukti hasil penelitian bahwa Kepala-kepala sekolah/madrasah yang memiliki sifat pantang menyerah akan mampu memajukan sekolahnya/madrasahnya dengan sukses.
6. Cara Menumbuhkan Sifat Pantang Menyerah
Cara untuk menumbuhkan sifat pantang menyerah adalah dengan menguatkan hati diri sendiri dan warga sekolah/madrasah agar tidak mudah berputus asa dalam mencapai sesuatu yang diinginkan, dan selalu menjaga kesehatan jiwa dan raga agar tidak mudah letih atau sakit.

C. Contoh
Pelajari kasus Pipo pada kegiatan belajar 1 di atas. Perhatikan bagaimana Pipo bekerja keras dan memotivasi dirinya untuk mencapai tujuannya sehingga ia berhasil meraih kesuksesan. Selanjutnya, perhatikan bagaimana Pipo pantang menyerah sehingga ia berhasil meraih kesuksesan.
D. Latihan /Tugas
Kasus 1: Rendahnya Motivasi Kerja Saya
Hilangnya Gairah Kerja
Akhir-akhir ini motivasi kerja saya menurun tanpa sebab yang jelas. Saya teringat akan hasil penelitian Pidarta yang menyimpulkan bahwa bangsa Indonesia adalah bangsa termalas nomor 3 di dunia. Kemalasan saya muncul mungkin karena kejenuhan saya bekerja atau mungkin pula karena penggajian pegawai negeri sipil (PNS) yang tidak signifikan membedakan antara PNS yang berprestasi dengan yang malas-malas saja. Gaji PNS yang berprestasi dengan yang tidak berprestasi untuk pangkat/golongan/masa kerja yang sama, setiap bulannya sama saja. Saya sebagai Kepala sekolah/madrasah tidak ingin motivasi kerja saya yang rendah ini tampak di mata bawahan saya karena saya adalah pemimpin yang harus menjadi contoh.
Tugas 1
Individu:
Bagaimana cara Anda mengatasi penurunan motivasi pada diri Anda dalam kasus di atas?

Kelompok:
Bentuklah kelompok dan diskusikan cara-cara mengatasi penurunan motivasi kerja dalam kasus di atas?
Kasus 2 (Lihat film terlampir):
Cerita tentang Katak Kecil
Pada suatu hari katak kecil mengadakan perlombaan. Tujuannya adalah mencapai puncak sebuah menara yang sangat tinggi. Penontonpun berkumpul bersama mengelilingi menara itu untuk menyaksikan perlombaan dan memberikan semangat kepada peserta perlombaan. Perlombaanpun dimulai. Secara jujur. Tak satupun penonton percaya bahwa katak-katak kecil itu akan berhasil mencapai puncak menara. Terdengar ada penonton yang berkata, “Oh jalannya saja susah. Mereka tidak mungkin akan bisa sampai ke puncak”. Ada pula yang berteriak, “Tidak mungkin berhasil! Puncaknya terlalu tinggi!” Katak-katakpun mulai berjatuhan satu persatu kecuali mereka yang masih bersemangat menaiki menaraperlahan-lahan semakin tinggi dan semakin tinggi. Penonton bersorak, “Terlalu susah. Tak satupun yang akan berhasil” Sekarang lebih banyak lagi katak kecil yang lelah dan menyerah. Tetapi ada satu katak kecil yang yang tetap melangkah semakin tinggi. Dia pantang menyerah. Akhirnya semua katak menyerah kecuali tinggal dia sendiri. Tetap bekerja keras dan penuh motivasi tinggi yang terus ke puncak. Akhirnya dia berhasil sampai ke puncak.
Semua katak yang kalah dan yang menonton ingin mengetahui bagaimana cara melakukannya. Seekor katak bertanya, “Bagaimana caranya ia bisa berhasil mencapai tujuannya?” Katak itu tidak menjawab. Ternyata katak itu tuli.

Tugas 2:
Individu:
Apa nasihat dari cerita di atas?
Kelompok:
Bentuklah kelompok diskusi dan diskusikan apa nasihat dari cerita di atas? Hasil diskusi disajikan untuk dikomentari kelompok lainnya dan fasilitator.
Kasus 3:
Seorang guru malas bekerja karena tekanan ekonomi. Akibatnya, ia tidak bergairah mengajar di kelas. Pembelajaran menjadi tidak aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan. Untuk menambah penghasilannya, guru tersebut mencari pekerjaan sampingan di luar sekolah/madrasah. Pekerjaan sampingan tersebut membuat ia kurang konsentrasi dalam mengajar. Siswa-siswa yang diajarnya menjadi korban.
Tugas 3:
Individu:
Bagaimana Anda sebagai Kepala sekolah/madrasah mengatasi kasus di atas?

Kelompok:
Bentuklah kelompok diskusi dan diskusikan bagaimana caranya mengatasi kasus di atas? Hasil diskusi disajikan untuk dikomentari kelompok lainnya dan fasilitator.

Petunjuk jawaban latihan (kata kunci) untuk semua kasus
1. Cara memotivasi seseorang.
2. Cara membuat seseorang pantang menyerah.

E. Ringkasan
Motivasi kerja adalah keinginan melakukan sesuatu untuk memenuhi kepentingan yang bersumber dari kebutuhan. Kepala sekolah/madrasah perlu memiliki motivasi yang kuat agar sukses dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya sebagai pemimpin sekolah/madrasah. Tujuh cara memotivasi seseorang telah dikemukakan. Pantang menyerah adalah daya tahan seseorang bekerja keras sampai sesuatu yang diinginkannya tercapai. Kepala sekolah/ madrasah perlu memiliki sifat pantang menyerah agar tidak mudah putus asa dalam menghadapi tantangan, permasalahan, dan kendala yang dihadapi oleh sekolah/madrasah. Cara untuk menumbuhkan sifat pantang menyerah adalah selalu menjaga kesehatan jiwa dan raga serta menguatkan hati untuk mencapai sesuatu yang diinginkan.
F. Refleksi
Mohon untuk mengisi lembar refleksi di bawah ini berdasarkan materi yang Bapak/Ibu sudah pelajari.

Nama: _____________________ Tanggal: _______________

• Apa saja yang telah saya lakukan berkaitan dengan materi kegiatan belajar ini?
• Bagaimana pikiran/perasaan saya tentang materi kegiatan belajar ini?

• Apa saja yang telah saya lakukan yang ada hubungannya dengan materi kegiatan ini tetapi belum ditulis di materi ini?

• Materi apa yang ingin saya tambahkan?

• Bagaimana kelebihan dan kekurangan materi materi kegiatan ini?

• Manfaat apa saja yang saya dapatkan dari materi kegiatan ini?

• Berapa persen kira-kira materi kegiatan ini dapat saya kuasai?

• Apa yang akan saya lakukan?

G. Rencana Aksi/Tindak
Selamat karena Bapak/Ibu telah selesai mempelajari kegiatan belajar ini. Selanjutnya, selamat menyusun rencana aksi/tindak untuk meningkatkan motivasi kerja diri Anda sendiri dan warga sekolah/madrasah, dan untuk meningkatkan daya tahan (pantang menyerah) diri Anda sendiri dan warga sekolah/madrasah. Untuk menambah pengetahuan, Bapak/Ibu dimohon untuk mempelajari kegiatan belajar berikutnya.

KEGIATAN BELAJAR 5
KONSEP KREATIVITAS UNTUK SELALU MENCARI SOLUSI TERBAIK
Selamat membaca dan mempelajari kegiatan belajar 5 tentang konsep kreativitas untuk mencari solusi terbaik. Setelah mempelajari kegiatan belajar 5, Bapak/Ibu diharapkan memiliki konsep kreativitas untuk mencari solusi terbaik untuk menggerakkan guru dan siswa agar mampu berpikir kreatif, inovatif, memecahkan masalah, berpikir kritis, dan bernaluri kewirausahaan. Kepala sekolah/madrasah hanya akan berusaha kuat untuk memahami konsep ini jika ada komitmen yang kuat untuk berubah dan menggerakkan guru dan siswa serta mengetahui bahwa ia akan mendapatkan pengakuan atau penghargaan sewajarnya.
Bapak/Ibu akan mudah mempelajari dan mempraktikkan materi kegiatan belajar 5, jika ada kemauan yang kuat. Bukankah, di mana ada kemauan di situ ada jalan? Konsep kreativitas untuk mencari solusi terbaik yang sudah Bapak/Ibu praktikkan dengan sukses melalui rencana tindak aksi/tindak akan menjadi contoh bagi guru dan siswa dalam rangka mengubah pola pikir untuk berkreasi, berinovasi, memecahkan masalah, berpikir kritis, dan bernaluri kewirausahaan. Selamat belajar!
A. Pengantar
Salah satu tugas Kepala sekolah/madrasah adalah menemukan solusi terbaik dalam menghadapi tantangan, permasalahan, dan kendala-kendala di sekolah/madrasah. Untuk menemukan solusi terbaik tersebut, berikut disampaikan dua teori yang dapat dipraktikkan di sekolah/madrasah Anda, yaitu kreativitas dan pemecahan/solusi masalah.
B. Definisi Kreativitas
Kreativitas diartikan sebagai proses menggunakan imajinasi dan keahlian untuk melahirkan gagasan baru, asli, unik, berbeda atau bermanfaat (Couger, 1996; Linberg, 1998; Oldham dan Cummings, 1996). Kreativitas adalah kemampuan untuk merancang, membentuk, membuat, atau melakukan sesuatu yang baru (Anonim 3, 2005). Kemampuan menghasilkan solusi yang kreatif atas kebutuhan sekolaah/madrasah atau masalah yang ada di sekolah/madrasah dan memasarkannya sering menjadi indikator pembeda antara kesuksesan dan kegagalan dalam mewirausahakan sekolah/madrasah. Juga membedakan sekolah/ madrasah yang sudah tumbuh pesat dengan sekolah/madrasah yang biasa-biasa saja. Agar memiliki kreativitas, Kepala sekolah/madrasah perlu membuka pikiran dan mata (Anonim 3, 2005)..
Seseorang yang kreatif memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1. cenderung melihat suatu persoalan sebagai tantangan untuk menunjukkan kemampuan diri;
2. cenderung memikirkan alternatif solusi/tindakan yang tidak dilakukan oleh orang-orang pada umumnya atau bukan sesuatu yang sudah biasa dilakukan;
3. tidak takut untuk mencoba hal-hal baru;
4. mau belajar mempergunakan cara, teknik dan peralatan baru;
5. tidak takut dicemoohkan oleh orang lain karena berbeda dari kebiasaan;
6. tidak malu bertanya berbagai informasi tentang sesuatu hal yang dianggap menarik;
7. tidak cepat puas terhadap hasil yang diperoleh;
8. toleran terhadap kegagalan dan frustasi;
9. memikirkan apa yang mungkin dapat dilakukan atau dikerjakan dari suatu kondisi, keadaan atau benda;
10. melakukan berbagai cara yang mungkin dilakukan dengan tetap berdasar pada integritas, kejujuran, menjunjung sistem nilai, dan bertujuan positif; dan
11. tindakan yang dilakukan efektif, efisien, dan produktif.

C. Tujuan Kepala sekolah/madrasah memiliki Kreativitas?
Kepala sekolah/madrasah harus memiliki kreativitas agar apa yang dilakukan membawa perubahan-perubahan baru kearah yang lebih bagi sekolahnya/madrasahnya dan memiliki alternatif solusi terbaik untuk memecahkan suatu masalah yang dihadapi.

D. Cara Berkreativitas
Berikut disampaikan beberapa cara untuk mengembangkan/meningkatkan kreativitas seseorang:
1. meningkatkan kesadaran berarti belajar untuk memperhatikan hal-hal yang biasanya tidak kita hiraukan sehingga dapat membuka pikiran kita;
2. curah pendapat (brain storming) adalah sebuah teknik untuk menghasilkan ide-ide baru;
3. mengubah ide-ide yang sudah ada;
4. mempelajari teknik berpikir kreatif dari buku-buku;
5. mengikuti pendidikan dan pelatihan kreativitas dan mempraktikkannya;
6. mencatat ide-ide baru kemudian mengembangkannya;
7. bergaul dengan orang-orang yang kreatif;
8. mengubah sudut pandang;
9. pelajari proses perubahan ide;
10. teratur berolah raga untuk menjaga kesehatan;
11. apresiasi terhadap seni; dan
12. Cari pembimbing yang dapat membantu menemukan ide baru.

E. Contoh
Salah satu sekolah/madrasah di Ambon tidak memiliki lahan yang cukup untuk membuat lapangan basket yang utuh (2 ring berhadapan), maka kepala sekolah/madrasah memutuskan untuk menyewa pelatih basket yang profesional untuk melatih siswa membentuk tim yang handal. Dengan bermodalkan 1 ring basket saja sekolah/madrasah tersebut mampu meraih juara basket tingkat propinsi. Disinilah wujud dari kreativitas untuk mencari solusi terbaik.
F. Latihan/Tugas
1. Kasus
Kreativitas adalah sebuah bidang di mana dalam banyak kasus, wirausahawan lebih banyak memiliki peluang untuk menggunakan bakat kreatif mereka dibandingkan dengan PNS yang digaji. PNS, termasuk Kepala sekolah/madrasah, yang digaji sering kali tidak diharuskan untuk berpikir kreatif dan bahkan ketika mereka memiliki ide-ide baru, mereka yang kreatif tersebut sering di diamkan atau di cemooh oleh Kepala sekolah/madrasah lainnya.

Tugas:
Individu:
Solusi apa yang Anda usulkan untuk kasus di atas, baik berdasarkan pemikiran dan pengalaman Anda sendiri maupun orang lain.
Kelompok:
Bentuklah kelompok diskusi dan diskusikan kasus tersebut diatas!
Bagaimana caranya kelompok mengatasi kasus di atas?

Petunjuk Jawaban Latihan (Kata Kunci):
Mengembangkan kreativitas.
2. Lembar Kerja
a. Kerjakan lembar kerja (a) Potensi Kreativitas Anda.
b. Kerjakan lembar kerja (b) Tiga deskripsi
c. Kerjakan lembar kerja (c) Mengembangkan ide-ide baru dari ide-ide lama.
d. Kerjakan lembar kerja (d) Membuat segi tiga dari segi tiga.
e. Kerjakan lembar kerja (e). Selangkah demi selangkah.
f. Kerjakan lembar kerja (f). Dimensi berikutnya.
g. Kerjakan lembar kerja (g.) Melegitimasikan humor.
h. Kerjakan lembar kerja (h). Koran Berjuta Karya.
i. Kerjakan lembar kerja (i). Menghubungkan titik.

Lembar kerja a.

Berikan tanggapan atas pertanyaan-pertanyaan berikut ini dengan mengisi salah satu kotak disebelah kiri setiap pernyataan. Ini bukan ujian. Pikirkan dengan seksama sebelum menanggapi apakah pernyataan tersebut sesuai dengan pribadi anda.

BENAR SALAH TDK PASTI PERNYATAAN
A ---------- ---------- -------------- Ide-ide saya tidak selalu mudah dijelaskan kepada orang lain
B ---------- ---------- -------------- Saya lebih baik bekerja untuk menemukan fakta-fakta baru ketimbang mengajarkannya kepada orang lain
C ---------- ---------- -------------- Saya tidak suka membuang-buang waktu dan tenaga untuk ide-ide yang yang mungkin tidak dapat diwujudkan
D ---------- ---------- -------------- Saya merasa lebih mudah mewujudkan ide-ide daripada memikirkan ide-ide baru
E ---------- ---------- -------------- Saya memilih solusi cepat untuk menyelesaikan suatu masalah daripada berhadapan dengan ketidakpastian.
F ---------- ---------- -------------- Cara berfikir saya tentang sesuatu sering dianggap berbeda atau tidak biasa

G
----------
----------
-------------- Saya merasa mudah menghentikan sebuah kegiatan ketika ada teman yang menelepon atau berkunjung
H ---------- ---------- -------------- Saya merasa lebih nyaman dengan fakta-fakta dibandingkan dengan teori
I ---------- ---------- -------------- Saya lebih suka mengarang cerita yang bagus dibandingkan dengan menceritakannya kepada orang lain
J ---------- ---------- -------------- Saya memiliki kesulitan memberikan ide-ide saya jika hanya untuk menyenangkan orang lain
K ---------- ---------- -------------- Saya lebih baik merancang baju daripada memperagakannya
L ---------- ---------- -------------- Saya memilih bekerja untuk ide-ide sendiri dibandingkan dengan orang lain
M ---------- ---------- -------------- Hal-hal yang tidak biasa lebih menarik bagi saya dibandingkan dengan hal-hal yang biasa
N ---------- ---------- -------------- Ketika saya mendapat ide, saya menekuninya, bahkan meskipun orang lain berfikir bahwa ide tersebut ”terlalu jauh” dan tidak praktis
O ---------- ---------- -------------- Saya akan melanjutkan ide-ide saya meskipun itu berarti saya akan sering sendirian

Kunci Penilaian kreativitas
BENAR SALAH TDK PASTI
A 2 0 1
B 2 0 1
C 0 3 1
D 0 2 1
E 0 3 1
F 3 0 1
G 0 3 1
H 0 3 1
I 2 0 1
J 3 0 1
K 2 0 1
L 3 0 1
M 2 0 1
N 3 2 1
O 2 0 1
Setelah semua pernyataan dinilai, minta peserta menjumlah poin untuk semua pernyataan. Minta peserta mengacu pada lembar kerja 1. Beritahu kepada mereka bahwa mereka dapat menginterpretasikan nilai-nilai mereka sebagai berikut:
1. Deskripsi I berlaku bagi orang-orang yang memiliki nilai 23 poin atau lebih
2. Deskripsi II berlaku bagi orang-orang yang memiliki nilai antara 11 dan 22 poin.
3. Deskripsi III berlaku bagi orang-orang yang memiliki nilai 10 poin atau kurang.

Gunakan pertanyaan-pertanyaan berikut untuk mendiskusikan hasil penilaian tersebut.
1. Apakah Anda terkejut dengan hasil penilaian tersebut? Mengapa?
2. Apa yang anda sukai tentang deskripsi yang dihasilkan dari penilaian kertas kerja tersebut?
3. Bagaimana dengan deskripsi yang ingin Anda ubah atau Anda perbaiki?
4. Dengan cara seperti apa deskripsi tersebut memiliki kesamaan? Dengan cara seperti apa deskripsi tersebut berbeda?
5. Apa kelebihan yang mungkin dimiliki oleh seseorang dari setiap deskripsi tersebut sebagai seseorang yang berwirausaha? Kurangnya?
6. Perubahan apa yang akan Anda lakukan terhadap diri Anda setelah melakukan kegiatan 1?

Lembar Kerja b.

Di bawah ini adalah deskripsi dari tiga jenis orang yang berbeda. Bacalah semua diskripsi tersebut secara hati-hati. Beri tanda ”X” di sebelah deskripsi yang Anda percaya paling dekat dalam mendeskripsikan Anda.

Deskripsi I
Anda tidak terpaku pada cara berfikir yang biasa. Anda dapat mengembangkan dan melihat gabuangan ide-ide Anda dengan cara yang baru. Anda bersedia melakukan eksperimen, meskipun Anda tidak yakin pekerjaan itu akan dihargai. Karena Anda jarang bergantung kepada orang lain, Anda dapat memberikanbroikan waktu dan tenaga bagi diri Anda sendiri, dan menyendiri untuk kegiatan-kegiatan kreatif. Anda tidak mudah berkecil hati atau tergantung oleh orang lain begitu Anda telah tertarik pada sebuah tugas yang menantang.

Deskripsi II
Anda dapat mengenali dan menghargai ide yang kreatif, meskipun Anda tidak biasa menghasilkan ide-ide sendiri. Anda mungkin terlibat dalam kegiatan-kegiatan kreatif yang melibatkan penggunaan tangan Anda atau melibatkan benda-benda yang dapat Anda lihat atau Anda sentuh. Anda kadang-kadang memulai proyek-proyek yang kreatif, tetapi Anda mungkin kehilangan kesabaran dan minat ketika proyek menuntut Anda sendirian untuk bekerja pada jangka waktu yang panjang.

Deskripsi III
Anda biasa lebih tertarik dengan urusan-urusan yang praktis dan membumi dibandingkan mengejar mimpi-mimpi. Karena Anda cenderung sangat realistis, Anda mungkin kurang menyadari bahwa ide-ide yang tidak biasa diperlukan juga untuk pemecahan masalah secara kreatif. Karena Anda memilih bekerja dengan orang lain, Anda jarang menyisihkan waktu untuk bekerja sendiri untuk ide-ide Anda. Anda mungkin lebih banyak menghabiskan waktu pada kegiatan-kegiatan yang langsung menghasilkan sesuatu bagi Anda dan yang mungkin dapat dibagi dengan orang lain.

Lembar kerja c

Mengembangkan Ide-ide baru dari Ide-ide lama:
1. Diskusikanlah teknik-teknik untuk mengubah ide-ide yang sudah ada dalam rangka mengembangkan ide-ide yang baru dan asli.
a) Ide-ide yang ada memberikan titik awal bagi kita
b) Dengan mengubah satu bagian atau lebih dari ide yang sudah ada, kita dapat mengembangkan ide-ide baru yang berguna
2. Diskusikanlah cara-cara mengubah ide-ide berikut ini. Minta peserta untuk memberikan contoh untuk masing-masing cara.
Membuatnya lebih besar atau menambah bagian-bagian baru.
Contoh: produk ”perekonomian berskala raksasa” dan meningkatkan skala usaha untuk: 1) lebih banyak produk dan atau 2) melayani wilayah yang lebih luas.
Mebuat lebih kecil atau menghilangkan beberapa bagian.
Contoh: radio transistor, kalkulator saku, dan mikrofilm.
Memodifikasi bagian-bagiannya atau idenya.
Contoh: mengubah warna, rasa, bau wangi dan gaya. Sabun sering kali diubah warna dan wanginya. Gaya mobil berubah setiap tahun.
Mengatur ulang bagian-bagiannya
Beberapa contoh pengaturan ulang bagian-bagiannya adalah dalam merancang bangunan, taman, dan mesin.

Lembar Kerja d


Tujuan:
Untuk mencegah peserta mengambil kesimpulan terlalu dini sebelum menganalisis gambaran keseluruhan secara hati-hati dari berbagai sudut pandang.
Prosedur:
1. Bagi kelompok dengan masing-masing beranggotakan tiga orang. Dasar untuk proses ”membuat segi tiga” adalah dengan melihat segitiga dari arah yang berbeda dengan harapan dapat meningkatkan akurasinya.
2. Instruksi pada masing-masing kelompok untuk menghitung jumlah segitiga yang terdapat dalam gambar di bawah ini. Setelah beberapa menit, minta setiap tim melaporkan beberapa banyak segitiga yang mereka temukan dalam gambar tersebut dan minta mereka untuk menunjukkannya.
3. Sebelum memberikan jawaban yang sebenarnya tentang jumlah segi tiga, minta mereka memeriksa efektivitas pengalaman tim mereka. Apa yang sudah mereka lakukan dengan baik dan apa yang sebaiknya mereka tingkatkan?
4. Kemudian lanjutkan dengan menginformasikan kepada mereka bahwa pada gambar tersebut terdapat 47 segitiga, yaitu: ACE, FBD, AED, AEH, AEB, AFC, AFH, AFD, AFB, FEB, FCE, FEJ, FEH, DEA, DEB, DEH, DEG, DEF, DCH, DCA, DCB, ECH, ECB, ECF, ACH, ACD, AFC, ABG, ABH, ABD, BCI, BCH, BCF, BGH, BHI, HID, HJD, HJF, HGF, FED, FHD, FBJ, BJD, BFH, BHD, FID DAN FGD.

Pertanyaan Diskusi
1) Faktor apa yang menyulitkan Anda untuk melihat ke-47 segitiga tersebut?
2) Bagaimana pendekatan yang sistematis untuk mempermudah mengenali segitiga-segitiga tersebut (misalnya: segitiga yang berasal dari satu sisi atau pertama-tama mengidentifikasi jumlah segitiga tunggal)?
3) Di dalam kelompok bagaimana individu-indibvidu membantu Anda dalam ”melihat” hal-hal dari sudut pandang yang berbeda?

Bahan-bahan yang dibutuhkan:
Sebuah salinan gambar untuk setiap peserta atau setidaknya untuk masing-masing tim.

Lembar kerja e


Tujuan : Memotivasi peserta untuk menggunakan kreativitas dan logikanya.
Prosedur :
Minta kelompok menyebutkan serangkaian benda. Tuliskan 10 kata pertama di kolom sebelah kiri (kolom 1) di sebuah flip cart atau OHP, sambil kelompok tersebut mengidentifikasi 10 kata benda lagi secara acak. Tuliskan ini semua dikolom paling kanan. Isi tiga ruang tambahan sehingga setiap kata seakan-akan terkait secara logis dengan kata disebelah kirinya. Kata terakhir di kolom paling kanan tidak perlu berhubungan dengan kolom 1, hanya berhubungan dengan kata yang berada disebelah kirinya.


Contoh
1 2 3 4 5
Pelatih ---------- ---------- ----------- TV


Kemungkinan Solusinya:
Pelatih Flip Chart AV Video TV

Bahan yang dibutuhkan
Flip chart dan handout

(2) Selangkah demi selangkah
Sebutkan 10 kata benda secara acak dan tuliskan kata-kata tersebut pada kolom 1 tabel di bawah ini. Kemudian tuliskan sepuluh kata kerja tambahan yang tidak terkait di kolom 5. Tugas Anda adalah mengisi ketiga kolom yang kosong dengan kata baru yang terkait secara logis atau dapat diasosiasikan dengan sebuah kata yang berada di kolom sebelumnya (kolom kiri). Ingatlah bahwa tujuan Anda adalah untuk mencapai kolom 5 secara logis. Kata terakhir tidak perlu berkaitan dengan kolom 1, hanya dengan kolom 4.

Contoh
1 2 3 4 5
Pelatih ---------- ---------- ----------- TV
---------- ---------- ---------- ---------- ----------
---------- ---------- ---------- ---------- ----------
---------- ---------- ---------- ---------- ----------
---------- ---------- ---------- ---------- ----------
---------- ---------- ---------- ---------- ----------
---------- ---------- ---------- ---------- ----------
---------- ---------- ---------- ---------- ----------
---------- ---------- ---------- ---------- ----------
---------- ---------- ---------- ---------- ----------
Lembar Kerja f

Tujuan: Mendorong peserta memaksimalkan daya pikir mereka melampaui kapasitas saat ini.
Prosedur:
memberikan enam buah tusuk gigi ke masing-masing peserta (atau benda serupa lainnya seperti pensil atau pengaduk minuman) yang panjangnya sama.
Instruksikan setiap peserta untuk membangun empat segitiga sama sisi dari bahan-bahan yang disediakan.
Komentar
Kebanyakan individu akan memulainya dengan menaruh tusuk gigi-tusuk gigi tersebut di atas meja kerja mereka dalam berbagai posisi. Kemungkinan peserta akan menghasilkan dua segitiga yang bersebelahan dan memiliki sebuah sisi yang sama, atau mungkin juga peserta membuat sebuah segi empat yang dibagi menjadi empat segitiga yang bukan segitiga sama kaki (tetapi dua tusuk gigi yang menyilang tidak akan mencapai sudut-sudutnya).

Kunci:
Kunci dari tugas ini adalah keluar dari kecenderungan alami untuk berpikir secara sederhana (dua dimensi) dan beranjak ke dimensi baru (tiga dimensi). Ketika hal ini dilakukan (atau petunjuk diberikan), kebanyakan peserta akan mampu membangun empat segitiga sama kaki dengan menciptakan sebuah segitiga dan dengan meletakkan tiga tusuk gigi sisanya dari sebuah sudut di bagian dasar ke bagian puncaknya, seperti diperlihatkan di halaman berikut.

Pertanyaan Diskusi
Faktor apa yang membatasi Anda unuk menyelesaikan puzzle ini pada awalnya?
Bagiamana ”berpikir dalam sebuah dimensi yang baru” dapat membantu Anda memecahkan berbagai masalah di masa depan?

Bahan yang dibutuhkan:
Tusuk gigi dalam jumlah yang banyak untuk setiap peserta (1 peserta x @ 6 buah).
Sumber: Catherine A. Arther, Liberty, TX
Kunci: Dimensi yang Berikutnya

Lembar Kerja g

Tujuan:
1. Merangsang kreativitas peserta tentang subyek yang sedang di bahas.
2. Melegitimasi penggunaan humor di dalam konteks pelatihan.
Prosedur:
1. Perkenalkan atau berikan sebuah ulasan mengenai sebuah topik secara singkat. Sampaikan poin-poin kunci yang hendak dicakup, tetapi jangan masuk ke rinciannya.
2. Sebelum menjelaskan bagaiaman cara melakukannnya, minta peserta untuk memberikan pendapat mereka. Biarkan mereka menyampaikan cara-cara yang lucu, tidak praktis atau tidak bijak untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
Contoh: dalam sebuah seminar tentang manajemen waktu, peserta mungkin memberikan saran-saran untuk menghemat waktu (menggunakan waktu secara lebih efisien), seperti ini:
a. Memotong kabel telepon Anda
b. Memendekkan kursi di ruang tamu kantor Anda, sehingga para tamu tanpa sadar akan merasa tidak nyaman (seperti nyaris tergelincir) dan pergi lebih cepat.
c. Membakar surat yang datang setiap harinya kecuali potongan-potongan pertama
d. Membuat Pizza Hut mengantarkan makan siang Anda di kantor
e. Mendapat nomor telepon yang tidak terdaftar.
Segera setelah semua orang tertawa-tawa, Anda dapat dengn mudah mengalihkan perhatian mereka ke agenda reguler Anda yang lebih serius.


Lembar Kerja h


Tujuan: Merangsang kreativitas peserta untuk menciptakan sesuatu yang baru (inovasi) dari sumber daya yang ada disekitar kita.
Prosedur:
1. Bentuk kelompok masing-masing terdiri dari 5 orang
2. Minta setiap kelompok membuat suatu cerita pendek
3. Setiap kelompok diberikan kertas koran masing-masing satu lembar
4. Instruksikan setiap kelompok untuk mengekspresikan cerita pendek yang telah mereka buat melalui kertas koran yang telah diberikan. Peserta diberi kebebasan membuat apapun dari kertas koran sehingga cerita pendek dapat terekspresikan
5. Setiap peserta menampilkan hasil karyanya didepan peserta lain.
Bahan yang dibutuhkan
Kertas koran
Lembar Kerja i

Hubungkan titik titik ini tanpa mengangkat pulpen dan garis tidak terulang dua kali

. . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . .
. . . . .
G. Ringkasan
Kreativitas adalah kemampuan untuk merancang, membentuk, membuat, atau melakukan sesuatu dengan cara baru atau berbeda (Anonim 3, 2005). Seseorang yang kreatif memiliki 11 ciri. Kepala sekolah/madrasah/madrasah meiliki kreativitas sebagai alat untuk mendapatkan solusi terbaik. Cara mendapatkan solusi terbaik melalui kreativitas dengan 12 cara.
H. Refleksi
Mohon untuk mengisi lembar refleksi di bawah ini berdasarkan materi yang Bapak/Ibu sudah pelajari.

Nama: _____________________ Tanggal: _______________

• Apa saja yang telah saya lakukan berkaitan dengan materi kegiatan belajar ini?

• Bagaimana pikiran/perasaan saya tentang materi kegiatan belajar ini?


• Apa saja yang telah saya lakukan yang ada hubungannya dengan materi kegiatan ini tetapi belum ditulis di materi ini?

• Materi apa yang ingin saya tambahkan?


• Bagaimana kelebihan dan kekurangan materi materi kegiatan ini?


• Manfaat apa saja yang saya dapatkan dari materi kegiatan ini?


• Berapa persen kira-kira materi kegiatan ini dapat saya kuasai?


• Apa yang akan saya lakukan?


I. Rencana Aksi/Tindak
Selamat karena Bapak/Ibu telah selesai mempelajari kegiatan belajar ini. Selanjutnya, selamat menyusun rencana aksi/tindak. Untuk menambah pengetahuan, Bapak/Ibu dimohon untuk mempelajari kegiatan belajar berikutnya.


KEGIATAN BELAJAR 6
EVALUASI MEMILIKI NALURI KEWIRAUSAHAAN
Selamat membaca dan mempelajari kegiatan belajar 6 tentang evaluasi memiliki naluri kewirausahaan. Setelah mempelajari kegiatan belajar 6, Bapak/Ibu diharapkan mampu mengevaluasi diri untuk diperbaiki guna menggerakkan guru dan siswa berkreasi, berinovasi, memecahkan masalah, berpikir kritis, dan bernaluri kewirausahaan. Kepala sekolah/madrasah hanya akan berusaha objektif untuk mengevaluasi diri jika ada komitmen yang kuat untuk berubah dan menggerakkan guru dan siswa serta mengetahui bahwa ia akan mendapatkan pengakuan atau penghargaan sewajarnya.
Bapak/Ibu akan mudah mengevaluasi diri dan memperbaiki diri, jika ada kemauan yang kuat. Bukankah, di mana ada kemauan di situ ada jalan? Evaluasi yang sudah Bapak/Ibu lakukan secara objektif berguna untuk mengubah pola pikir dalam berkreasi, berinovasi, memecahkan masalah, berpikir kritis, dan bernaluri kewirausahaan. Selamat belajar!


A. Pengantar
Naluri atau jiwa kewirausahaan adalah sifat-sifat yang dimiliki oleh seorang wirausahawan. Setiap Kepala sekolah/madrasah harus memiliki naluri kewirausahaan sebagai sumber belajar peserta didik. Artinya, untuk menghasilkan guru dan siswa yang bernaluri kewirausahaan sejak usia dini, maka kepala sekolah/madrasah harus menjadi contoh bagaimana kita bernaluri kewirausahaan. Sebelum naluri kewirausahaan kepala sekolah/madrasah/madrasah menjadi contoh para guru dan siswanya, maka kepala sekolah/madrasah harus menilai potensi dirinya terlebih dahulu apakah ia memang sudah memiliki jiwa kewirausahaan. Dengan penilaian ini, kepala sekolah/madrasah dapat merefleksikan dirinya untuk meningkatkan naluri kewirausahaan.
B. Penilaian Naluri Kewirausahaan Kepala sekolah/madrasah
Kepala sekolah/madrasah diharapkan mampu mengenal naluri kewirausahaan mereka sebagai bekal untuk menjadi contoh dan sumber belajar siswa-siswanya. Naluri kewirausahaan yang dimiliki Kepala sekolah/madrasah saat ini dapat menggunakan angket berikut ini.
C. Latihan
Isilah angket ini dengan sejujur-jujurnya. Pilih jarang (tidak) atau sering (ya) yang paling sesuai dengan diri Anda.



1 A. Pekerjaan harus diselesaikan.
B. Saya senang berteman dengan orang banyak sehingga saya
mendapat masukan tentang pekerjaan saya.

2. A. Saya gembira jika tanggung jawab saya bertambah.
B. Saya akan menetap di suatu tempat mengikuti jalan kehidupan yang
terjadi.

3. A. Saya tidak berbuat yang dapat menyebabkan kerugian.
B. Pemahaman cara mendapat uang adalah langkah pertama dalam
berwirausaha.

4. A. Saya tidak akan berusaha melakukan apapun, bagaimanapun baiknya, jika kegagalan akan mengakibatkan saya diolok-olok.
B. Selain melakukan pekerjaan saya, saya juga akan memikirkan
kesejahteraan orang lain.

5. A. Saya akan mengupayakan kemajuan dalam kegiatan wirausaha apa pun yang saya mulai

B. Saya hanya akan melakukan tindakan yang akan membuat saya
aman.

6. A. Orang-orang akan memperolok saya jika saya gagal.
B. Saya memerlukan nasihat orang lain, meskipun saya percaya pada diri sendiri.

7. A. Saya akan menemukan solusi bagi kesulitan yang saya hadapi.
B. Jika saya gagal dalam usaha baru ini, saya melanjutkan pekerjaan yang lama.

8. A. Saya melaksanakan ide baru, jika saya merasa ide tersebut benar.
B. Saya dapat melakukan lebih baik dari yang saya lakukan saat ini.

9. A. Meskipun bekerja, saya akan selalu memperhatikan pentingnya hubungan pribadi.
B. Apapun yang terjadi, saya mempunyai kesempatan kesempatan untuk belajar dari pengalaman.

10. A. Meskipun saya gagal dalam usaha saya, saya telah belajar sesuatu.
B. Saya senang memilki kehidupan yang nyaman.


11. A. Saya akan berinvestasi dalam undian berhadiah karena suatu saat nanti keberuntungan memihak saya.
B. Jika saya gagal dalam pekerjaan saya, saya telah belajar sesuatu.

12. A. Saya akan menganggap pegawai saya sebagai teman sama rata dengan teman lainnya.
B. Jika saya mendapat pekerjaan yang lebih baik, saya akan meninggalkan pekerjaan yang sekarang.

13. A. Saya akan berpikir hati-hati sebelum melaksanakan ide baru.
B. Saya tidak keberatan jika pekerjaan saya sekarang kurang berhasil demi kemajuan teman saya.

14. A. Saya dapat mengembangkan kewirausahaan di sekolah/madrasah
jika ada modal.
B. Saya ingin dapat membuat keputusan penting sendirian.

15. A. Saya tidak akan bertindak tidak peduli bila kebaikan saya dihianati.
B. Jika sesuatu tidak terwujud sesuai keinginan saya, saya akan mencari alternatif lain.

16. A. Saya akan membuat kesalahan.
B. Saya senang mengobrol.

17. A. Saya ingin agar uang saya dapat disimpan di bank dengan aman.
B. Saya percaya kepada pekerjaan saya saat ini.

18. A. Saya ingin mempunyai banyak uang agar dapat hidup nyaman.
B. Saya ingin mendapat bantuan seseorang dalam membuat keputusan.

19. A. Orang pertama-tama mengurus keluarganya dulu.
B. Saya menikmati pemecahan masalah yang sulit.

20. A. Meskipun saya menderita, saya berusaha agar tidak membuat orang tidak enak.
B. Uang adalah harus untuk mengembangkan usaha.
21. A. Saya berharap usaha saya cepat tumbuh sehingga saya tidak mempunyai masalah keuangan.
B. Saya hati-hati agar tidak disalahkan atas kegagalan saya.

22. A. Saya senang dibiarkan bertindak bebas sesuai pikiran saya.
B. Kebahagian saya adalah memiliki uang banyak untuk masa depan.


23. A. Jika saya gagal akibat kesalahan orang lain.
B. Saya hanya akan melakukan hal-hal yang dapat memuaskan saya.

24. A. Sebelum bertindak, saya hati-hati agar tidak merusak nama saya.
B. Saya ingin seperti orang lain yaitu dapat membeli barang mahal.

25. A. Saya ingin rumah tinggal yang nyaman.
B. Saya belajar dari kesalahan saya.

26. A. Sebelum melakukan pekerjaan apa pun, saya memikirkan akibatnya untuk jangka panjang.
B. Saya ingin agar segala sesuatu dapat terjadi menurut perintah saya.

27. A. Uang mendatangkan kenyamanan karena itu tujuan utama saya adalah mendapatkan uang.
B. Saya senang bekerja sehingga sering berkumpul teman-teman.

28. A. Saya tidak takut dikritik orang.
B. Saya tidak enak dengan diri saya jika saya gagal.

29. A. Saya sering mendapatkan kesulitan dengan pekerjaan saat ini sehingga ingin mencari pekerjaan baru.
B. Sebelum memulai pekerjaan, saya minta nasihat teman dahulu.

30. A. Semua pengalaman mendukung saya.
B. Saya ingin memiliki banyak uang.

31. A. Saya senang santai dalam hidup ini tanpa kekhawatiran.
B. Jika saya gagal, saya ingin mencari apa penyebabnya.

32. A. Saya benci jika orang lain turut campur dengan yang saya lakukan.
B. Saya melakukan apa saja demi uang.
(Anonim 2, 2005).


Petunjuk Jawaban Latihan
1. A = 1 17. A = 0
B = 2 B = 2
2. A = 2 18. A = 1
B = 1 B = 0
3. A = 0 19. A = 0
B = 1 B = 2
4. A = 0 20. A = 1
B = 1 B = 1
5. A =2 21. A = 1
B = 1 B = 0
6 . A = 0 22. A = 1
B= 2 B = 1
7. A = 2 23. A = 0
B = 0 B = 2
8. A = 1 24. A = 1
B = 2 B = 1
9. A = 1 25. A = 1
B = 2 B = 2
10. A = 2 26. A = 1
B = 1 B = 1
11. A = 0 27. A = 1
B = 2 B = 1
12. A = 1 28. A = 2
B = 1 B = 0
13. A = 2 29. A = 0
B = 0 B = 1
14. A = 1 30. A = 2
B = 1 B = 1
15. A = 1 31. A = 1
B = 2 B = 2
16. A = 2 32. A = 1
B = 1 B = 0

Jumlahkan
Interpretasi: 0 - 25 = bernaluri kewirausahaan pada level kurang.
26 – 36 = bernaluri kewirausahaan pada level sedang
37 – 47 = bernaluri kewirausahaan pada level baik.
48 ke atas= benaluri kewirausahaan pada level sangat baik.

D. Contoh
Ada 5 naluri kewirausahaa yang wajib yaitu: inovasi, kerja keras, motivasi kuat dan pantang menyerah, kreatif dalam memecahkan masalah, dan bernaluri kewirausahaan.


E. Ringkasan
Naluri kewirausahaan yang wajib ada lima.


F. Refleksi
1. Dari hasil angket yang Anda peroleh, sudahkah Anda memiliki naluri kewirausahaan?
2. Jawablah dalam hati dari hasil pengisian angket tadi:
a. Apa kelemahan pribadi yang anda temukan?
b. Dengan berbagai kelemahan tersebut, apakah anda dapat menjadi wirausaha?
c. Jika ada kelemahan, apa yang anda lakukan untuk mengurangi bahkan menghilangkan kelemahan tersebut?
d. Apakah kekuatan pribadi anda?
e. Dapatkah kekuatan tersebut menutupi kelemahan anda?
f. Apakah gaya hidup Anda saat ini sesuai dengan jiwa kewirausahaan?
g. Apakah naluri kewirausahaan bermanfaat bagi tugas Anda sebagai Kepala sekolah/madrasah/madrasah? (ganti sekolah/madrasah saja)?
h. Apa yang akan Anda lakukan?

G. Rencana Aksi (sebagai tagihan)

Jelaskan bagaimana cara Anda menginternalisasikan nilai-nilai kewirausahaan untuk mengembangkan kreativitas, inovasi, pemecahan masalah, berpikir kritis, dan bernaluri kewirausahaan! Dikumpulkan ke penyelenggara pelatihan setelah tiga bulan penutupan pelatihan.

Selamat karena Bapak/Ibu telah selesai mempelajari kegiatan belajar ini. Selanjutnya, selamat menyusun rencana aksi/tindak. Untuk menambah pengetahuan, Bapak/Ibu dimohon untuk mempelajari bacaan-bacaan yang dianjurkan, dan materi-materi pelatihan lainnya.


DAFTAR PUSTAKA

Anonim 1. 2005. Apakah Usaha dan Kewirausahaan Itu? Turin, Italiy: International Training Centre, ILO.

-----------2. 2005. Siapa Wirausaha Itu? Turin, Italiy: International Training Centre, ILO.

-----------3. 2005. Bagaimana Seharusnya Wirausaha Bersikap dan Bertindak? Turin, Italiy: International Training Centre, ILO.

-----------4. 2005. Bagaimana Menjadi Seorang Wirausaha? Turin, Italiy: International Training Centre, ILO.

-----------5. 2005. Bagaimana Mendapatkan Ide Bisnis yang Bagus? Turin, Italiy: International Training Centre, ILO.

---------- 6. 2005. Apa Langkah Selanjutnya untuk Menjadi Seorang Wirausaha? Turin, Italiy: International Training.

---------- 7. 2002. Memiliki dan Melaksanakan Kreativitas Inovasi dan Jiwa Kewirausahaan. Jakarta: Dit. Pendidikan Lanjutan Tingkat Pertama Ditjen Dikdasmen. Depdiknas.

Collis, J., & Boeuf, L.M. 1997. Bekerja Lebih Pintar Bukan Lebih Keras. Cetakan Kelima (Terjemahan Dabara). Solo: Dabara Publisher.

Hawkins, K., & Turia, P.A. 1986. Ujilah Tingkat Kecerdasan Anda sebagai Seorang Wiraswasta. (Terjemahan: Darbara). Solo: Dabara Publishers.

Husaini Usman. 2009. Manajemen: Teori, Praktik, dan Riset Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Hisrich, R.D. & Peters, M.P. 2002. Entrepreneurship. Fifth Edistion. New York: McGraw Hill Irwin.

Kao, J.J. 1991. The Entrepreneur. Englewood Cliffs, New Jersey: Prentice Hall.


Kuratko, D.E., & Hodgetts, R.M. 1989. Entrepreneurship A Contemporary Approach. Chicago: The Dryden Press.

Lambing, P.A., & Kuehl, C.R. 2003. Entrepreneurship. Third Edition. Englewood Cliffs, New Jersey: Prentice Hall.


Meridith, G.G., Nelson, R.E., & Neck, N.P. 1984. Kewirausahaan Teori dan Praktik. (Terjemahan: Andre Asparsayogi). Cetakan Kedua. Jakarta: PT. Hastama.

Slamet PH (2009). Pengembangan Jiwa Kewirausahaan (Makalah Disampaikan dalam Penataran Pengawas Sekolah yang Diselenggarakan oleh Direktorat Tenaga Kependidikan Tanggal 19-21 Desember 2009) di Hotel Mars, Puncak, Bogor.

Overton, R. 2002. Are You an Entrepreneur? Singapore: Wharton.

Bacaan yang Dianjurkan

Dit. Tendik, 2007. Kewiraswastaan SD. Jakarta: Depdiknas.

Buku-buku yang terdapat di Daftar Pustaka di atas.

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More