Friday 18 March 2011

PSIKOLOGI PENDIDIKAN

 

BBM – 2

KONSEP PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK
SEKOLAH DASAR

Telaah psikologi perkembangan mencakup seluruh periode perkembangan manusia, mulai dari masa konsepsi sampai akhir hayat. Masa konsepsi adalah masa mulai bertemunya sel telur dengan sperma. Masa konsepsi ini dipandang sebagai awal perkembangan sebab pada masa ini sudah teramati adanya perubahan sebagai pertanda mulai adanya perkembangan bagi kehidupan baru terutama secara biologis (Papalia & Olds, 1995).

Jika perkembangan terjadi sejak masa konsepsi sampai akhir hayat, maka perkembangan anak usia SD merupakan bagian dari perkembangan itu sendiri. Oleh sebab itu, psikologi perkembangan dijadikan dasar untuk memahami perkembangan anak usia SD, yakni anak yang usianya erkisar antara 5 atau 6 sampai 12 atau 13 tahun. Menurut Faw dan Belkin (1989 : 351) dan Papalia dan Olds (1995 : 271) anak usia ini berada pada masa anak (childhoog), sedangkan Erikson (Syamsudin, 2000 : 84) menyebut anak usia ini sebagai usia sekolah, dalam hal ini sekolah dasar.

Secara psiko-fisik anak usia TK berbeda dari anak usia SD. Demikian pula anak usia SD berbeda dari anak usia SLTP (masa remaja). Implikasinya adalah bahwa pendidikan anak usia TK mesti memahami karakteristik perkembangan psiko-fisik anak usia TK, dan begitu seterusnya. Karena karakteristik perkembangan berbagai aspek psiko-fisik anak dipelajari oleh psikologi perkembangan, maka psikologi perkembangan merupakan pisau analisis untuk memahami perkembangan anak usia SD, maka dipandang perlu membahas telebih dahulu pengertian psikologi, psikologi perkembangan, faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan, aspek-aspek perkembangan anak usia SD, dan manfaat psikologi perkembangan bagi pendidik, terutama pendidik anak usia SD.
Empat istilah konsep perkembangan yakni, pertumbuhan (growth),kematangan (maturtion), belajar (learning), dan Latihan (exercise). Secara konseptual empat istialah ini mempunyai persamaan dan perbedaan, persamaannya adalah : pada keempat istilah tersebut terjadi perubahan (changes) sedangkan letak perbedaannya terdapat pada perubahan pada pertumbuhan yang bersifat kuatitatif, sedangkan pada kematangan, belajar, dan latihan lebih bersifat kualitatif. Perubahan pada pertumbuhan dan kematangan lebih bersifat alamiah sedangkan perubahan pada belajar dan latihan lebih bersifat disengaja dan bertujuan.
Perubahan-perubahan yang terjadi baik sebagai pertumbuhan, kematangan, belajar, maupun latihan itulah yang disebut:  perkembangan (development). Perubahan ini  dapat terjadi pada setiap periode perkembangan sepanjang organisme hidup. Oleh karena itu perkembangan dapat didefinisikan sebagai perubahan sepanjang waktu (vhange over time) baik sebagai pertumbuhan, kematangan, belajar, maupun dbg hasil latihan. Dengan demikian psikologi perkembangan dapat didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari perubahan perilaku organism sepanjang hayat.

FAKOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERKEMBANGAN
Ada tiga pandangan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan .
Pandangan pertama, yang muncul sejak lama, bahkan sejak Plato (427-347 SM), berkeyakinan bahwa faktor penentu perkembangan organism adalah faktor nature (faktor yang bersifat alami). Pandangan kedua berkeyakinan bahwa faktor penentu perkembangan organisme adalah faktor nurture (faktor yang berasal dari lingkungan).
Aliran yang pandangannya didasarkan kpd prinsip-prinsip nurture disebutaliran empirisme, aliran ketiga yang menganggap kedua faktor tersebut penting adalah aliran konvergensi. Pembahasan ketiga aliran tersebut sebagai berikut :
1.       Aliran Nativisme
Tokoh lairan ini adalah Schoupenhower dari Jerman. Asal kata adalah nativus yang berarti pembawaan. Jadi nativisme adalah paham tentang pembawaan. Aliran ini berpendapat bahwa perkembangan organisme semata-mata ditentukan oleh suatu yang bersifat innate, yakni sesuatu yang telah ada sejak lahir bukan karena pengalaman (experiences). Organisme sudah berbentuk sejak masa konsepsi  (preformed) bukan karena hasil bentukan lingkungan. Pendidikan sebagai upaya lingkungan hanya menarik potensi keluar, tetapi tidak ada sesuatu yang baru ditambahkan oleh pendidikan, perkembangan dianggap sebagai proses penambahan secara kuatitatif (Marat dan Siregar, 1992).
2.       Aliran Empirisme
Tokoh aliran ini adalah Jhon Locke dari Inggri. Ia terkenal dengan teorinya yang disebut “teori tabula rasa”. Ia berpendapat bahwa anak yang baru lahir bagaikan tabula rasa, yakni meja lilin yang putih dan bersih serta belum tergoreskan apapun. Meja lilin ini dapat dibentuk apa saja, tergantung pelukisnya. Sedangkan pelukis yang dimaksud adalah lingkungan karena ada di luar diri anak. Artinya aliran ini menganggap bahwa perkembangan anak ditentukan oleh lingkungan.
Aliran ini memandang penting pengalaman, lingkungan yang efektif, pembelajaran, sosialisasi, pendidikan, dan akulturasi. Sedangkan faktor genetik yang dibawa sejak masa konsepsi, instink, dan kematangan dianggap tidak berfungsi dalam perkembangan organisme. Perkembangan organisme semata-mata ditentukan oleh lingkungan.
3.       Aliran Konvergensi
Tokoh aliran ini adalah William Stern dari Jerman. Aliran ini meyakini bahwa faktor nature maupun faktor nurture sama pentingnya bagi perkembangan organisme. Potensi sebagai salah satu bentuk nuture unggul tanpa fasilitator lingkungan sulit diaktualisasikan atau bahkan tidak akan teraktualsasikan.
4.       Pandangan Para Ahli Kontemporer.
5.       Sejak tahun 1980an sampai sekarang pandangan aliran konvergensi umumnya banyak diterima oleh masyarakat. Ini bisa terjadi karena memang pandangan aliran konvergensi dinilai cukup bijak dalam menanggapi pertentangan paham aliran nativisme dan empirisme.

TUGAS PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK SD
A.             Konsep dan Sumber Tugas Perkembangan
Tugas perkembangan adalah tugas yang muncul dan harus diselesaikan individu pada periode perkembangan tertentu. Pada masa bayi ada tugas perkembangan bayi, pada masa kanak-kanak ada tugas perkembangan kanak-kanak, pada masa anak sekolah  ada tugas perkembangan anak sekolah, dan seterusnya. Keberhasilan menyelesaikan tugas perkembangan periode tertentu akan menjadi dasar.
B.             Tugas Perkembangan Peserta Didik SD
1)        Belajar memperoleh keterampilan fisik untuk melakukan permaianan
2)        Belajar membentksikap yang sehat terhadap dirinya sendiri
3)        Belajar bergaul dengan teman sebaya
4)        Belajar melakukan teman sosual sebagai laki-laki atau peempuan
5)        Belajar menguasai keterampilan intelektual dasar seperti membaca, menulis, dan berhitung
6)        Mengembangkan konsep-konsep yang diperlukan dalam kehidupan sehari-hari
7)        Mengembangkan kata hati
8)        Belajar memperoleh kebebasan yang bersifat pribadi
9)        Mengembangkan sikap yang positif terhadap kelompok sosial dan lembaga-lembaga
C.             Manfaat Psikologi Perkembangan bagi Pendidik
Bagi pendidik, mempelajari psikologi perkembangan bukan saja mengasikan karena dapat memperoleh informasi baru tentang karakteristik perkembangan anak, tetai yang paling penting adalah bagaimana pemahaman psikologi perkembangan pendidik aemakin arif  dalam menyelenggarakan pembelajaran. Artinya, ketika guru mau membelajarkan peserta didik maka ia senantiasa mempertimbangkan sisi perkembangan peserta didik. Ini perlu diperhatikan karena pada prinsipnya, pendidikan yang baik adalah yang sesuai dengan kebutuhan peserta didik. Salah satu landasan untuk melihat kebutuhan peserta didik adalah dengan cara memahami tingkat perkembangan kognitif, motorik, kemandirian, dan aspek-aspek perkembangan lainnya. Dengan mempelajari psikologi perkembangan, pendidik dapat memahami proses dinamika perkembangan psiko-fisik peserta didik. Pemahaman atas dinamika perkembangan ini dapat menjadi dasar untuk memfasilitasi perkembangan anak secara tepat sehingga mereka berkembang optimal. Bahkan melalui pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan perkembangan peserta didik, mereka dimungkinkan menjadi peserta didik yang overachiever, yakni peserta didik yang prestasi belajar melebihi yang dipredisikan. Misalnya anak yang IQ 100 menurut ukuran Advance Progresive memperoleh nilai rata-rata 9 pada skala 1 - 10
BBM – 3

DEFINISI, TEORI, DAN CIRI BELAJAR PESERTA DIDIK SD

DEFINISI BELAJAR
1.              Beberapa Pendapat Ahli tentang Definisi Belajar
Belajar merupakan kegiatan paling pokok dalam mencapai perkembangan individu dan mempermudah pencapaian tujuan intitusional suatu lembaga pendidikan. Hal ini berarti berhasil atau gagalnya pencapaian tujuan pendidikan itu sangat bergantung pada proses belajar yang dialami siswa termasuk di lingkungan formalterkecil seperti ruang kelas di sekolah.
Berkaitan dengan pendefinisian belajar, dikalangan ahl psikologi terdapat keragaman baik dalam cara menjelaskan maupun mendefinisikannya. Berikut beberapa pendapat para ahli tersebut.
*        Witherington (1950) mengemukakan belajar sebagai sebuah perubahan kepribadian yang dimanifestasikan kepada suatu pola respon individu yang mungkin beupa keterampilan sikap, atau peningkatan pemahaman atas sesuatu.
*        Cronbach (1954) mengatakan belajar merupakan perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman.
*        Crow dan Crow (1958) merumuskan pengertian belajar sebagai perolehan kebiasaan-kebiasaan, pengetahuan, dan sikap.
*        Skinner (1968) mengatakan belajar ialah proses adaptasi tingkah laku sedara progresif.
*        Hilgard dan Bower (1975) mengemukakan belajar berhubungan dengan perubahan tingkah laku seseorang terhadap suatu situasi tertentu yang disebabkan oleh pengalamannyayg berulang-ulang dalam situasi itu; perubahan tingkah laku itu tidak dapat dijelaskan atas dasar kecenderungan respon pembawaan, kematangan, atau keadaan sesaatseseorang (misalnya kelelhan, pengaruh obat, dan sebagainya).
*        Gagne (1977) menyatakan bahwa belajar terjadi apabla suatu stimulus bersama dengan isi ingatan mempengaruhi siswa sedemikian rupa sehingga perbuatannya berubah dari waktu sebelum ia mengalammi situasi itu ke waktu sesudah iamengalami situasi tadi.
Dari penegertian diatas maka belajar mengandung makna sebagai hasil, proses, atau fungsi. Dengan begitu belajar adalah: kegiatan seseorang untuk mendapatkan penegetahuan baru atau keterampilan, dan belajar dapat melibatkan kegiatan pengiasaan informasi baru atau keterampilan, berbagai sikap baru, pengertian, atau nilai. Belajar biasanya  disertai perubahan perilaku yang terjadi dalam dan sepanjang kehidupan.
2.              Belajar dan perubahan
Dalam kegiatan ini dikemukakan mengenai hubungan timbal balik antara belajar dengan pertumbuhan, perkembangan, dan kematangan; antara belajar dan menghafal; antara belajar dan latihan; antara belajar dan studi; serta belajar dan berfikir.
a)        Belajar, pertumbuhan, perkembangan, dan keamatangan
Pertumbuhan (growth), perkembangan (development) dan kematangan (maturation) ketiganya menunjukan adanya perubahan yang progresif dalam diri individu. Hal ini merupakan persamaan antara ketiga pengertian di atas dengan pengertian belajar. Jadi baik belajar, pertumbuhan, perkembangan maupun kematangan, semuanya ditandai dengan adanya perubahan dalam diri yang bersifat progresif, sedangkan perbedaannya terletak dalam sifat, bentuk, dan jenis perubahannya.
Pertumbuahn merupakan perubahan dalam bentuk terstruktur terutam mencakup aspek jasmaniah dan bersifat pertambahan atau perubahankuantitatif.
Perkembangan adalah perubahan atau pertambahan dalam fungsi dan aspek-aspek psikis serta bersifat kuantitatif. Yang termasuk perkembangan misalnya perubahan kemampuan berbicara, penggunaan bilangan, kemampuan sosial, dan sebagainya.
Kematangan adalah suatu fase yang merupakan kulminasi pertumbuhan atau perkembangan dimana aspek-aspek jasmani maupun mental sudah berfungsi sebagaimana mestinya. Dari bebrapa penyelidikan yang telah dilakukan oleh para ahli terbukti bahwa perbuatan belajar senantiasa bergantung pada tingkat pertumbuhan, baik fisik maupun mental. Oleh karena itu, proses belajar yang efesien hendaknya meperhatikan aspek-aspek pertumbuahan, perkembangan, dan keamatangan belajar.
b)        Belajar dan menghapal
Banyak yang beranggapan bahwa hasil perbuatan belajar siswa akan nampak dalam kemampuan menghafal materi-materi yang dipelajarinya. Misalnya, seorang guru yang beranggapan demikian akan merasa puas jika siswa di kelasnya sudah mampu untuk menghafal fakta-fakta di luar kepala. Menghapal merupakan sebagian dari kegiatan belajar secara keseluruhan. Hapal di luar kepala belum berarti memahami dan juga belum tentu menunjukan perubahan tingkah lakunya terbatas pada aspek-aspek tertentu saja. Menghapal erat sekali hubungannya dengan proses mengingat yaitu proses menerima, menyimpan, dan memproduksikan kembali tanggapan-tanggapan yang telah diperolehnya melalui pengamatan antara lain dengan perbuatan belajar. Dalam menghafal, aspek perubahannya terbatas dalam kemampuan menyimpan dan memproduksikan tanggapan-tanggapan, sedangkan dalam belajar perubahan itu tidak saja kemampuan-kemampuan tersebut, akan tetapi meliputi perubahan aspek-aspek tingkah laku lainnya secara keseluruhan. Siswa yang hafal di luar kepala tentang sesuatu, belum tentu memiliki pengertian, pemahaman, keterampilan sikap maupun kecakapan sikap ataupu kecakapan dari materi yang dihafalkannya.
c)         Belajar dan latihan
Baik belajar maupun latihan masing-masing menunjukan adanya perubahan sebagai hasilnya, akan tetapi belajar meliputi seluruh perubahan tingkah laku, maka latihan perubahannya adalah dalam aspek skill atau keterampilan. Hasiil latihan akan tampak dalam keterampilan-keterampilan psikomotor tertentu misalnya menari, olahraga, mengetik, main piano, dan sebagainya.
Belajar akan berhasil dengan baik jika disertai dengan usaha latihan secara aktif, dan sebaliknya kegiatan latihan hendaknya dilakukan dalam rangka belajar. Atau dengan kata lain, latihan dilakukan dalam situasi belajar akan lebih berhasil daripada latihan melulu.
d)        Belajar dan studi
Studi tertuju untuk memperoleh perubahan dalam aspek pengetahuan (knowledge) dan pemahaman (understanding). Jadi dengan kegiatan studi, seseorang akan memperoleh perubahan dalam aspek pengetahuannya. Croww & Crow (1985) mengarikan studi sebagai suatu program yang berencana untuk dapat menguasai materi-materi pelajaran tertentu. Studi, sangat penting dalam belajar dan terutama dalam kehidupan sekolah. Jelas sekali belajar lebih luas daripada studi. Belajar mencakup perubahan keseluruhan tingkah laku, sedangkan studi terbatas pada aspek perubahan pengetahuan dan pemahaman.
e)        Belajar dan berpikir
Berpikir dapat diartikan sebagai suatu proses memanipulasikan tanggapan-tanggapan yang telah ada dalam diri individu untuk menghadapi dan memecahkan masalah-masalah baru. Jika individu dihadapkan pada suatu situasi pemecahan masalah, maka ia akan menggunakan tanggapan-tanggapan yang telah ada dalam dirinya, baik yang berupa pengertian, hukum, generalisasi, maupun fakta-fakta untuk menghadapi dan memecahkan masalah. Berpikir dapat berlangsung dengan sengaja dan dapat pula berlangsung dengan tidak sengaja.
Apa hubungan belajar dengan berpikir? Belajar dan berpikir senantiasa saling melengkapi. Proses berpikir akan banyak bergantung pada hasil belajar yang telah diperoleh sebelumnya.
3.              Belajar dan keterampilan hidup
Melaui prefektif yang lebih luas tujuan pembelajaran (pendidikan) bukan hanya sekedar mencari angka atas nilai tertinggi sebagai indikator kualitas hasil belajar. Namun labih jauh pembelajaran atau belajar itu sendiri harus menumbuhkembangkan aspek-aspek lainnya pada diri siswanya termasuk para pendidiknya.
Ada lima hal utama dalam kegiatan belajar
a)             Learning to know
Penguasaan materi dalam bentuk pengetahuna merupakan tahapan paling penting, sebagaimana di kemukakan Benjamin Bloom dengan taksonomi perilaku kognitifnya, yaitu : pengetahuan, pemahaman, aplikasi, sintesa, analisa, dan evaluasi.
b)             Learning to do
Konsep belajar ini bukan hanya siswa mengetahui, dan memahami tetapi siswa sampai bisa melakukan sesuatu.
c)              Learning to be
Kemampuan seseorang merupakan modal untuk menjadi dirinya sendiri, Maslow sering mengistilahkan dengan sebuatan aktualisasikan diri. Untuk itu proses pembelajaran hendaknya dilakukan agar membantu dan membentuk seseorang menjadi dirinya sendiri.
d)             Learning to life togethe
e)             Keberhasilan pembelajaran pada dasarnya ditandai dengan kebermaknaan kehidupan pada masa yang akan datang. Maka hidup tidak hanya bagi dirinya sendiri, tetapi dari lingkungan.
f)              Learning to learn
Proses belajar dimaknai sebagai sesuatu yang akan terhenti bila antara jiwa dan raga terpisah.
A.             TEORI-TEORI BELAJAR
1)             Beberapa teori pokok belajar
a.             Koneksionisme
Teori koneksionisme adalah teori yang ditemukan dan dikembangkan oleh Edwar L. Thorndike (1874-1949), berdasarkan eksperimen yang ia lakukan pada tahun 1890-an dengan kesimpulan bahwa belajar adalah antara stimulus dan respon
b.             Pembiasaan klasik
Teori pembiasaan klasik berdasarkan hasil eksperimen yang dilakukan oleh Ivan Pavlop (1849-1936), menyebutkan sebuah prosedur penciptaan refleks baru dengan caramendatangkan stimulus sebelum terjadinya refleks tersebut.
c.              Pembiasaan Perilaku respon
Teori pembiasaan perilaku respon ini merupakan teori belajar berusia paling muda dan berpengaruh, penciptanya yang bernama Burrhuss Frederic Skinner (lahir tahun 1904). Selanjutnya proses belajar dalam teori ini, jika timbul tingkah laku operant diiringi dengan stimulus penguat, maka kekuatan tingkah laku tersebut akan meningkat.
d.             Teori pendekatan kognitif
Teori psikologi kognitif adalah bagian terpenting dari sains kognitif yang telah memberi kontribusi yang sangat berarti dalam perkembangan psikologi pendidikan.
2)             Klasifikasi teori belajar
a.         Teori-teori belajar mekanistik
Pandangan mekanistik didasarkan atas cara kerja  “mesin” sebagai perbandingan bagi kegiatan belajar. Berdasarkan presfektif ini, peristiwa-peristiwa pembelajaran yang beragam dapat dirinci menjadi interaksi antara komponen yang dapat diprediksi dan diukur.
b.        Teori-teori belajar organik
Penggolongan teori belajar yang lain melibatkan metafora yang menggambarkan bahwa dunai dipandang sebagai organisme yang berkembang secara dinamis dan saling berhubungan.
3)              Proses dan Fase belajar
a.         Definisi proses belajar
Proses adalah kata ug berasal dari bahasa latin “processus” yang berarti berjalan ke depan, atau proses adalah suatu perubahan yang menyangkut tingkah laku atau kejiwaan.
b.        Fase-fase dalam proses belajar
Menurut Jerome S. Burner (Barlow, 1985) menyebutkanproses belajar siswa menempuh tiga episode atau fase diantaranya:
1)        Fase informasi (tahap peerimaan materi)
2)        Fase tranformasi (tahapan pengubahan materi)
3)        Fase evaluasi (tahapan penilaian materi)
4)             Teori belahan otak dan proses belajar.
Otak memiliki implikasi terhadap belajar. Otak adalah bagian dari tubuh manusia, yang mempunyai hubungan dengan proses kimia lm badan dan emosi, berpengaruh terhadap belajar. Otak dapat tumbuh terus menerus sepanjang hidup dan merupak organ aktif dan kontrukstif, serta menyimpan fungsi dan kekuatan untuk belajar, walaupun sifatnya unik seperti keunikan manusia sendiri.
CIRI-CIRI BELAJAR
Setiap perilaku belajar selalu ditandai oleh ciri-ciri perubahan spesifik. Berikut ini perubahan khas yang menjadi karakteristik perilaku belajar.
1.              Perubahan intensional
Proese ini terjadi berkat adanya pengalaman atau praktek yang dilakukan dengan sengaja atau disarai, atau dengan kata lain bukannya kebetulan.
2.              Perubahan positif dan aktif
Positif artinya baik, bermanfaat, serta sesuai dengan harapan. Hal ini jga bermakna bahwa perubahan tersebut senantiasa merupakan tambahan, yang diperoleh sesuatu yang baru yang lebih baik dari pada sebelumnya.
3.              Perubahan efektif dan fungsional
Yang mempunyai arti perubahan yang membawa pengaruh, terhadap makna, manfaat tertenu bagi siswa. Selain itu perubahan dalam proses belajar bersifat fungsional dalam arti bahwa ia relatif menetap dan setiap saat apabila dibutuhkan, perubahan tersebut dapat dirreproduksi dan dimanfaatka.
BBM 4
WUJUD, JENIS, DAN FAKTOR-FAKTOR
YANG MEMPENGARUHI BELAJAR

WUJUD BELAJAR
1.              Perwujudan perilaku belajar
a.         Kebiasaan
Setiap siswa yang telah mengalami proses belajar, kebisaan-kebiasaannya akan tampak, berubah. Menurut Bughard (1973), kebiasaan itu timbul karena proses penyusutan kecenderungan respons dengan menhhunakn stimulis yang berulang-ulang. Dalam proses belajar, pembiasaan, juga meliputi pengurangan perilaku yang tidak diperlukan. Karena proses penyusutan/pengurangan inilah, muncul suatu pola tingkah lakuyg relatif menetap dan otomatis.
b.        Keterampilan
Keterampilan ialah kegiatan yang berhubungan dengan urat-urat syarf dan oto-otot, yang lazim tampak dalam kegiatan jasmaniah seperti menulis, mengetik, olahraga, dan sebagainya. Meskipun sifatnya motorik, namun keterampilan memmerlukan koordinasi yang teliti dan kesadaran yang lebih tinggi.
c.         Pengamatan
Pengamatan artinya proses menerima, manafsirkan, dan memberi arti rangsangan yang melalui indera seperti mata, telinga. Berkat pengalaman belajar siswa akan mencapai pengamatan yang benar-benar objektif sebelum mencapai pengertian. Pengamatan salah kaan mengakibatkan timbulnya salah pula.
d.        Berpikir asosiatif dan daya ingat
Secara sederhana, berpikir asosiatif adalah berpikir dengan cara mengasosiasikan sesuatu yang lainnya. Berpikir asosiatif merupakn proses pembentukanhub antara rangsangan dan respon. Dalam hal ini perlu dicatat bahwa kemampuan siswa untuk melakukan hubungan asosiatif yang benar amat dipengaruhi oleh tingkat pengertian atau pengetahuan yang diperoleh hasil belajar.
e.        Berpikir rasional dan kritis
Berpikir rasional dan kritis adalah perwujudan perilaku belajar terutama yang bertalian dengan pemecahan masalah. Pada umumnya siswa yang berpikir rasional akan menggunakan prinsip dan dasar-dasar pengertian dalam menjawab pertanyaan “bagaimana”, mengapa, akibat, menganalisis, menarik kesimpulan-kesimpulan, dan bahkan juga menciptakan hukum dan ramalan-ramalan.
f.          Sikap
Dalam arti yang sempit sikap adalah pandangan atau kecenderungan mental. Menurut Bruno (1987), adalah kecenderungan yang relatif menetap untuk bereaksi dengan cara baik atau buruk terhadap orang atau barang tertentu.
g.         Inhibisi
Secara ringkas, inhibisi adalah pengurangan atau pencegahan timbulnya suatu respon tertentu karena adanya proses respon lain yang sedang berlangsung.
h.        Apresiasi
Berarti suatu pertimbangan mengenai arti penting atau nilai sesuatu (Chaplin, 1982), dalam penerapanya spresiasi sering diartikan sebagai penghargaanatau penilaian.
i.           Tingkah laku afektif
Adalah tingkah laku yang menyangkut keanekaragaman perasaan seperti taku, marah, sedih, kecewa, senang, benci, was-was, dan sebagainya. Tungkah laku seperti ini tidak terlepas dari pengaruh pengalaman belajar.
2.              Makna dan manifestasi perbuatan belajar
a.         Belajar merupakan perubahan fungsional, paham ini berpendirian jiwa manusia terdiri dari atas sejumlah fungsi yang memilki daya atau kemampuan tertentu misalnya: daya ingat, daya berpikir, dan sebagainya.
b.        Belajar merupakan kekaayaan materi pengetahuan, pada saat kelahirannya jiwa manusia laksana tabula rasa (bersih tanpa noda), oleh karena proses belajar dapat diartikan sebagai suatu proses pengisian jiwa dengan pengetahuan dan pengalaman sebanyak mungkin.
c.         Belajar merupakan perubahan tingkah laku secara keseluruhan, artinya belajar bukan hanya bersifat mekanis dalam kaitan stimulus, melainkan perilaku organisme sebagai totalitas yang bertujuan.
3.              Unsur-unsur dinamis dalam prose belajar, ada lima hal:
a.         Motivasi siswa
Motivasi adalah dorongan yang menyebabkan terjadinya suatu perbuatan atau tindakan tertentu. Perbuatan belajar terjadi adanya motivasi yang mendorong seseorang untuk melakukan perbuatan belajar.
b.        Bahan belajar
Merupakan suatu unsur belajar yang penting, dengan adanya bahan belajar, siswa dapat mempelajari hal-hal yang diperlukan dalam uipaya mencapai tujuan yang hendak dicapaiu, dalam hal ini adalah hasil-hasil yang diharapkan, misalnya berupa pengetahua, keterampilan, sikap dan pengalaman lainnya.
c.         Alat bantu belajar
Merupakan alat yang dapat digunakan untuk membantu siswa melakukan perbuatan belajar, sehingga kegiatan belajar menjadi lebih efesien dan efektif. Dengan bantuan berbagai, alat pelajaran akan lebih menarik, menjadi konkrit, mudah dipahami, hemat waktu, dan tenaga, dan hasil belajarnya lebih bermakna.
d.        Suasana belajar
Artinya bagi kegiatan belajar, suasana yang menyenangkan dapat menumbuh kegairahan belajar, sedangkan suasana yang kacau, ramai, tidak tenang, dan banyak gangguan, sudah tentu tidak menunjang kegiatan belajar yang efektif.
e.        Kondisi subjek belajar
Belajar turut menentukan kegiatan dan keberhasilan belajar. Siswa dapat belajar secara efesien dan efektif apabila berbadan sehat, memiliki intergritas yang memadai, siap untuk melakukan kegiatan belajar, memiliki bakat khusus,  dengan pengalaman yang bertalian dengan pelajaran serta memiliki minat untuk belajar.
JENIS-JENIS BELAJAR
1.              Ragam Pendekatan Belajar
a.         Pendekatan hukum Jost
Menuut Reber (1988), yang mendasari hukumnya adalah siswa lebih sering mempraktekan materi pelajaran akan lebih mudah memanggil kembali memori lama yang berhubungan dengan materi yang sedang ditekuni.
b.        Pendekatan Ballard dan Clanchy
Menurutnya, pendekatan belajar siswa pada umumnya dipengaruhi oleh sikap terhadap ilmu pengetahuan. Ada dua macam siswa dalam menyikapi ilmu penegetahuan yaitu: 1). Sikap melestarikan apa yang sudah ada, dan 2). Sikap memperluas.
c.         Pendekatan Biggs
Menurut hasil penelitian Biggs (1990), pembelajaran siswa dapat dikelompokan ke dalam tipe-tipe (bentuk dasar)
1)         Pendekatan surface (permukaan/bersifat lahiriah)
2)         Pendekatan deef (mendalam)
3)         Pendekatan achieving (pencapaian prestasi)
2.              Ragam Pendekatan Belajar
Klasifikasi kegiatan belajar menurut Gagne (1970) mebagi menjadi delapan tipe diantaranya:
a.       Kegiatan belajar mengenal tanda-anda (signal learning)
Didasarkan atas situasi bersyarat yang dikemukakan oleh Ivan Pavlov bahwa belajar dilakukan dengan merespn tanda-tanda atau simbolsimbol yang dimanipulasi dalam situasi pembelajaran.
b.      Kegiatan belajar stimulus respon
Krg belajar ini berhubungan dengan erilaku peserta didik yang secara sadar melakukan respon yang tepat terhadap stimulus yang dimanipulasi.
c.       Kegiatan belajar malalui  rangkaian
Tipe dilakukan peserta didik dengan menyusus hubungan antara dua stimulus atau lebih dengan berbagai respon yang berkaitan dengan stimulus tersebut.
d.      Kegiatan belajar asosiasi lisan
Tipe kegiatan belajar ini berkaitan dengan upaya peserta didik dalam menghubungkan respon lisan terhadap stimulus yang disampaikan secara lisan.
e.      Kegiatan belajar dengan perbedaan berganda
Kegiatan belajar ini berhubungan dengan kegiatan peserta didik dalam membuat berbagai respon yang digunakan terhadap stimulus yang beragam.
f.        Kegiatan belajar konsep
Tipe kegiatan belajar berkaitan dengan berbagai respon dalam waktu yang bersamaan terhadap sejumlah stimulus yang berupa konsep-konsep yang berbeda.
g.       Kegiatan belajar prinsip-prinsip
Tipe kegiatan belajar digunakan peserta didik untuk menghubungkan beberapa prinsip yang digunakan untuk merespon stimulus.
h.      Kegiatan belajar belajar pemecahan masalah
Tipe kegiatan belajar ini berkaitan dengan kegiatan peserta didik dalam menghadapi dan memecahkan masalah sehingga pada akhirnya peserta didik memiliki kecakapan dan keterampilan baru dalam pemecahan masalah.
3.              Ragam Jenis Belajar
Keanekaragamana jenis belajar muncul dalam dunia pendidikan sejalan dengan kebutuhan manusia yang bermacam-macam juga.
a.         Belajar abstrak
Ialah belajar memggunakan cara berpikir abstrak dengan tujuan memperoleh pemahaman dan pemecahan masalah-masalah yang tidak nyata.
b.        Belajar keterampilan
Adalah belajar dengan menggunakan gerakan-gerakan motorik yakni yang berhubungan dengan urat-urat syaraf dan otot-otot.
c.         Belajar sosial
Adalah belajar memahami masalah-masalah dan teknik-teknik untuk memecahkan masalah tersebut. Tujuan untuk menguasai pemahaman dan kecakapan dalam memecahkan masalah-masalah sosial seperti masalah keluarga, masalah persahabatan, masalah kelompok dan masalah-masalah lainnya.
d.        Belajar pemecahan masalah
Pada dasarnya adalah menggunakan metoda-metoda ilmiah atau berpikir secara sistematis.
e.        Belajar rasional
Adalah dengan menggunakan keterampilan berpikir secara logis dan rasional (sesuai dengan akal sehat). Tujuananya adalah untuk memperoleh aneka ragam kecakapan menggunakan prinsip-prnsip dan konsep-konsep.
f.          Belajar kebiasaan
Proses pembentukan kebiasaan-kebiasaan atau perbaikan kebiasaan-kebiasaan yang telah ada.
g.         Belajar apresiasi
Adalah mempertimbangkan arti penting atau nilai suatu objek. Tujuannya adalah agar siswa memperoleh dan mengembangkan kecakapan ranah rasa.
h.        Belajar pengetahuan
Adalah belajar dengan melakukan penyelidikan mendalam terhadap objek pengetahuan tertentu. Tujuanannya adalah agar siswa memperoleh atau menambah informasi dan pemahaman terhadap pengetahuan tertentu.
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI BELAJAR.
1.         Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar
a.       Faktor internal
Faktor yang berasal dari dalam siswa sendiri meliputi dua aspek yakni: 1). Aspek fisiologis (yang bersifat jasmaniah), dan 2). Aspek psikologis (yang bersifat rohaniah).
1)         Aspek Fisiologis
Kondisi umum jasmani dan tonus yang menandai tingkat kebugaran organ-organ tubuh dapat mempengaruhi semangat dan intesitas siswa dalam mengikuti pelajaran. Kondisi organ tubuh yang lemah dapat menurunkan kualitas ranah cipta (kognitif) sehingga materi yang dipelajarinya kurang, sehingga dibutuhkan tonus agar tetap bugar, oleh karena itu siswa dianjurkan mengkonsumsi makanan dan minuman yang bergizi serta berolahraga ringan yang terjadwal secara tetap dan berkesinambungan.
2)         Aspek Psikologis
Banyak faktor yang termasuk psikologis yang dapat mempengaruhi kualitas dan kuantitas perolehan pembelajaran siswa. Namun faktor rohaniah siswa yang pada umumnya dipandang penting itu adalah sebagai berikut: 1). Tingkat kecerdasan, 2). Sikap siswa, 3). Bakat siswa dan 4). Minat siswa serta 5). Motivasi siswa.
Ø  Intelegensi siswa
Dapat diartikan sebagai kemampuan psiko-fisik untuk mereaksi rangsangan atau menyesuaikan diri dengan lingkungan dengan cara yang tepat, ini berarti semakin tinggi kemampuan intelegensi siswa maka semakin besar peluangnya untuk meraih sukses.
Ø  Sikap siswa
Sikap adalah gejala internal yang berdimensi afektif. Sikap siswa yang positif, terutama untuk mengantisipasi kemungkinan munculnya sikap negatif siswa, untuk itu guru dituntut untuk lebih dahulu menampilkan sikap positif dihadapan siswa-siswanya.
Ø  Bakat siswa
Bakat secara langsung atau tidak memiliki pengaruh yang cukup besar terhadap proses belajar. Oleh karenanya hal yang tidak bijaksana apabila orang tua memaksakan kehendaknya untuk menyekolahkan anaknya pada jurusan keahlian tertentu tanpa mengetahui dengan persis bakat yang dimilki anaknya.
b.      Faktor eksternal
1)         Lingkungan sosial
Lingkungan sosial yang paling berpengaruh terhadap kegiatan belajar siswa adalah orang tua siswa.
2)         Lingkungan non-sosial
Faktor yang termasuk non-sosial adalah gedung sekolah  dan letaknya, rumah tinggal siswa, alat-alat belajar, keadaan waktu dan cuaca belajar.
c.       Faktor pendekatan belajar
Suatu cara atau strategi yang digunakan siswa dalam menunjang afektivitas dan afesiensi proses pembelajaran materi tertentu.
2.         Mencegah kesulitan Belajar Siswa
Dalam menanggulangi hal seperti ini dibutuhkan beberapa langkah yang  hendaknya dilakukan oleh pendidik/guru diantaranya sebagai berikut :
a.         Pemahaman karakteristik siswa
Pemahaman yang mendalam mengenai pribadi siswa baik berkenaan dengan kapasiatas belajarnya, serta aspek pribadi lainnya seperti kecerdasan, sikap, kebiasaan belajar, motivasi belajar, pencapaian tugas-tugas perkembangan, dan prestasi serta kegagalan yang pernah diraihnya.
b.         Pemahaman karakteristik
Memahami diri sendiri diakui sebagai aktivitas yang menyulitkan.
c.          Pemahaman karakteristik
Memeahami serta menyelaraskan antara materi dan strategi yang kita kembangkan dengan harapan orang tua dan pendidikan itu sendiri.
d.         Komunikasi orang tua
Komunikasi dengan orang tua bisa dijadikan alat yang tepat untuk menyampaikan informasi tentang potensi dan karakteristik siswa.
3.         Masalah  lupa belajar
Dulu banyak orang berpendapat bahwa lupa itu terutama disebabkan oleh lamanya waktu antara terjadinya pengalaman dengan terjadinya proses  ingatan.
4.         Cara-cara belajar yang baik
Dr. Rudolf Pintner mengemukakan seppuluh macam model dalam belajar diantaranya sebagai berikut :
a.         Metode keseluruhan kepada bagian
b.         Metode keseluruhan lawan bagian
c.          Metode campuran antara keseluruhan dan bagian
d.         Metode resitasi
e.         Jangka waktu belajar
f.          Pembagian waktu belajar
g.         Membatasi kelupaan
h.         Menghafal
i.           Kecepatan belajar dalam hubungannya dengan ingatan
j.           Retrosctive inhibition
Sedangkan menurut Crow and Crow persiapan belajar yang baik itu sebagai berikut :
a.         Adanya tugas-tugas yang jelas dan tegas
b.         Belajar membaca dengan baik
c.          Gerakan metodwe keseluruhan dan metode bagian di mana diperlukan
d.         Pelajari dan kuasailah bagian-bagian yang sukar dari bahan yang dipelajari
e.         Buatlah outline dengan catatan-catatan belajar pada tepat waktu
f.          Kerjakan atau jawablah pertanyaan-pertanyaan
g.         Hubungkan bahan-bahan baru dengan bahan lama
h.         Gunakan bermacam-macam sumber dalam belajar
i.           Pelajari baik-baik tabel, grafik, gambar, dan sebagainya.
j.           Buatlah rangkuman
5.         Kiat belajar dengan metode SQ3R
ADALAH SUATU METODE YANG DIKEMBANGKAN OLEH Francis P. Robinsson di Universitas Negeri Ohio amerika Serikat. Metode ini bersifat praktek dan dapat diaplikasikan dalam berbagai bentuk belajar, terutama untuk mempelajari tek, artikel, buku dan sebagainya.
a.         Survey, memeriksa atau meneliti atau juga mengidentifikasi seluruh teks.
b.         Question, menyususn daftar pertanyaan yang relevan dengan teks
c.          Read, membaca teks secara aktif untuk mencari jawaban atas pertanyaan- pertanyaan y telah disusun
d.         Recite, menghafal setiap jawaban yang telah ditemukan
e.         Review, meninjau ulang seluruh jawaban atas pertanyaan yang tersusun pada langkah kedua dan ketiga.
BBM 5
MEMAHAMI KONFLIK, STRESS DAN TRAUMA
SERTA UPAYA PENANGANANNYA
DI SEKOLAH  DASAR

MEMAHAMI KONFLIK PADA PESERTA DIDIK  SD DAN UPAYA PENAGANANNYA
Konflik stress dan trauma
Konflik, stress yang tidak seimbang, dan trauma merupakan peristiwa psikologis yang mungkin dialami oleh peserta didik di Sekolah  Dasar. Jika peserta didik mengalami konflik, mereka akan terjebak dalam suasana bingung berkepanjangandan pada gilirannya mereka akan terjebak dalam posisi salah suai. Padahal dari waktu ke waktu manusia dituntut untuk mampu menyesuaikan diri dengan dirinya sendiri dan lingkungan dimana ia berada.
Pengertian konflik
Peristia pengambilan keputusan atau memilih dsalah satu dari dua atau lebih pilihan sama kuat disebut konflik. Jadi konflik merupakan keadaan yang dihadapi individu dalam bentuk memilih salah satu dari bagian pilihan yang sama kuat. Artinya, kekuatan kepentingan bagi individu seimbang baik posisi sama kuat dalam keuntungannya, kerugiannya, maupun dalam kerugian dan keuntungan.
Jenis-jenis konflik
(1)           Konflik mendekat-mendekat
Konflik ini terjadi ketika individu menghadapi dua pilihan atau lebih sama kuatnya yang sama disukai dan bersifat positif.
(2)           Konflik menjauh-jauh
Terjadi ketika seseorang dihadapkan pada keadaan atau lebih yang semuanya tidak disukai atau memiliki konsekuensi negatif bagi dirinya.
(3)           Konflik mendekat-menjauh
Merupakan jeis konflik yang sukar dipecahkan, karena terjadi ketika seorang dihadapkan pada keadaan yang mengandung baik maupun negatif sekaligus.
Bimbingan Penanganan konflik
Bimbingan guru hendaknya diarahkan agar peserta didik memiliki kemampuan dan kemauan malakukan hal-hal berikut ini.
(a)           Berpikir untuk mengenali latar belakang penyebabnya masalah atau konflik
(b)          Meminta saran atau bertukar pikiran
(c)           Berkonsultasi dengan para ahli
(d)          Berserah diri sambil beribadah sepenuhnya kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Pengertian Stress
Suatu tekanan atau wilayah ketagngan,baik pada aspek jasmani maupun rohani. Stress sama dengan keadaan tegangan yang menekan jasmani dan rohani seseorang.
Dinamika Terjadinya Stress
Jika diruntut ke belakang dinamika stress yang dialami individu dapat dijelaskan sebagai berikut : lingkungan eksternal dan internal individu sebagai sumber stress memunculkan berbagai tuntutan, tuntutan-tuntutan itulah sebagai stress yang diterima oleh individu.
Bimbingan Manajemen Stress
Caranya sebagai berikut : langkah pertama disebut langkah pengertian yang meliputi kegiatan peran serta penderita stress secara aktif. Langkah latihan dan penanggulangan selanjutnya, penderita diajari sebuah variasi keterampilan- keterampilan penanggulangan stress. Serta langkah terakhir adalah langkah penerapan dan pengulangan, dalam hal ini penderita menerapkan keterampilan- keterampilan penanggulangan yang telah diperoleh dari langkah yang kedua.
Pengertian Trauma
Adalah luka atau perasaan sakit yang dialami seseorang baik berkenaan dengan aspek jasmani maupun rohani akibat peristiwa traumatis.
Ciri Tanggapan terhadap Peristiwa Traumatik
Ciri-cirinya antara lain:
(1)      Perasaan menjadi lebih mendalam atau terhanyut dan terkadang sulit dipekirakan
(2)      Pola-pola perilaku dan pikiran dipengaruhi oleh trauma. Pemikiran selalu diayangi oleh pengalaman yang menimbulkan trauma.
(3)      Hubungan antar pribadi menjadi tegang, seseorang yang menderita trauma dapat menjadi mudah konflik atau bertentangan dengan orang lain.
(4)      Gejala-gejala jasmaniah berkaitan dengan stress yang tidak seimbang, sebagai contoh; sakit kepala, anggota- anggota badan lain terasa nyeri atau linu, sehingga memerlukan perhatian dokter atau kesehatan.
Bimbingan Konseling untuk Membantu Anak yang Mengalami Trauma
Beberapa upayanya:
1)             Biarkan anak mengekspresikan perasaannya dan jangan menghukum tapi membantu mereka mengungkapkan persaanya.
2)             Pastikan anak merasa bahwa mereka dalam keadaan yang aman dan dicintai atau di[perhatikan.
3)             Bersikaplah jujur kepada anak dengan cara memberikan pemahamanterhadap apa yang sebenarnya terjadi.
4)             Buatlah atau ciptakan suasana kembali senormal mungkin karena akan melahirkan rasa aman dan tenang
5)             Luangkan waktu untuk melakukan hiburan bersama anak.
6)             Berikanlah pelukan, sentuhan atau tepukan dibahu mereka sebagai bukti bahwa anak dicintai
7)             Berikan langkah- langkah simulatif yang berkaitan dengan prosedur keamanan.
8)             Doronglah anak untuk mengekspresikan perasaan melalui gambar, lukisan dan mewarnai.
BBM 6
FAKTOR-FAKTOR INTELEKTUAL
INTELEGENSI BAKAT DAN MINAT
INTELEGENSI
1.              Pengertian dan Peristilahan
Intelegensi sering disebut dengan istilah kognitif, sedangkan kognitif adalah kemampuan untuk berpikir secara abstrak, sedangkan intelek adalah berpikir jadi maksud dengan intelegensi  adalah kemampuan kecerdasan.
Menurut Wechsler, intelegensi adalah kemampuan bertindak dengan menetapkan suatu tujuan, untuk berpikir secara rasional dan untuk berhubungan dengan lingkungan di sekitarnya secara memuaskan.
Sedangkan menurut W. Stern mengatakan bahwa intelegensi adalah merupakan kamampuan untuk mengetahui problem serta kondisi baru, kemampuan berpikir abstrak, kemampuan bekerja, kemampuan menguasai tingkah laku instinkif, serta kemampuan menerima hubungan yang kompleks termasuk apa yang disebut dengan intelegensi.
2.              Teori-teori tentang Intelegensi
Intelegensi sebagai kemampuan dasar yang bersifat umum diantaranya:
a)        Teori Data (teori yang tertua)
Teori ini mengungkapkan bahwa manusia terdiri dari berbagai daya misalnya  seperti ingatan, penalaran, deskriminasi dan sebagainya.
b)        Teori Dwi Faktor
Yang dikembangkan oleh Charles Spearman seorang ahli psikologi dari Inggri, yang mengungkapkan bahwa kecakapan intelektual terdiri dari dua macam mental yaitu intelegensi umum dan intelegensi khusus.
c)         Teori Multi Faktor
Yang dikembangkan oleh E.L. Thirndike, yang menurutnya pernyataan pertalian aktual maupun potensi yang khusus antara stimulus respon.
d)        Teori Primary Mental Abilities
Yang dikembangkan oleh Turstone yang bependapat bahwa kognitif merupakan penjelmaan dari kemampuan primer yaitu kemampuan: berbahsa, mengingat, berpikir logis, pemahaman ruang, bilangan, mengunakan kata-kata, dan mengamati dengan cepat dan cermat
e)        Teori Triachic Of Intelligence
Yang dikemukakan oleh Robert Stan Berg. Yang penjelasaanya meliputi tiga kemampuan mental diantaranya:
1.       Proses mental yang terdiri dari tiga bagian yaitu: meta component, performance component, serta knowledge-Acquisition component.
2.       Coping with New Experience yaitu: tingkah laku kognitif yang dibentuk melalui dua karakteristik y insight atau kemampuan untuk menghadapi situasi baru secara efektif.
3.       Adapting To Environment yaitu: kemampuan untuk memilih dan beradaptasi dengan tuntutan atau norma lingkungan.
3.              Klasifikasi Intelegnsi (IQ)
Wechsler adalah seorang ahli yang memperkenalkan klasifikasi intelegensi (IQ) manusia dalam rentangan skala yang dimulai dari nol sampai dengan 200, dimana bilangan 100 merupakan titik tenagh dinyatakan untuk sekelompok average (rata-rata). Menurutnya kalau senua orang di dunia diukur intelegensinya, maka akan terdapat orang-orang YANG sangat pandai sama banyaknya dengan orang-orang yang sangat bodoh.
BAKAT
Bakat adalah memperkenalkan suatu kondisi dimana menunjukan potensi seseorang untuk mengembangkan kecakapannya dalam suatu bidang tertentu, pewujudan dari potensi ini biasanya bergantung bukan saja kemampuan belajar individu dalam bidang itu, tetapi juga pada motivasi dan keempatan- keempatan untuk memanfaatkan kemampuan.
1.         Konsep anak berbakat
Semua anak berbakat mempunayai potensi yang unggul, tetapi tidak semuanya telah berhasil mewujudkan potensi tersebut secara optimal. Diperlukan pelayanan yang optimal bagi anak berakat, adalah justru untuk membantu mereka mencapai prestasi sesuai dengan bakat- bakat mereka yang unggul.
2.         Ciri-ciri anak berbakat
Martison (1974) ciri-ciri sebagai berikut :
Membaca pada usia muda, membaca lebih cepat dan banyak, memiliki perbendaharaan kata yang luas, memliki rasa ingin tahu yang kuat, mempunyai minat yang luas, mempunyai inisiatif, dapat bekerja sendiri dan lain-lain.
3.         Memahami anak berbakat
Secara fisik seorang berbakat memiliki penampilan yang sama dengan anak-anak lain sebayanya. Menurut Cony Semiawan yang menjadi pembeda adalah spesialisasi kerja belahan otak kiri kanan, respon tugas dan fungsi belahan otak kiri kanan berbeda dalam menghayati berbagai pengalaman belajar.
4.         Masalah-masalah anak berbakat
*         Kemampuan berpikir kritis dapat mengarah pada sikap skeptis
*         Kraetifitas dan minat terhadap hal baru bisa menimbulkan sikap mudah bosan.
*         Keuletan dan perilaku yang selalu terarah menjurus pada keinginan untuk memaksakan kehendaknya.
5.         Menentukan anak berbakat
Seseorang dapat diketahui dan ditentukan bakatnya dengan malalui tes, yang disebut tes bakat. Tes bakat dibagi dua golongan yang luas, dikenal dengan tes bakat umum dan tes bakat khusus. Tes bakat umum dirancang untuk mengungkapkan dalam jangkauan yang lebih luas, terutama sekali ini penting dalam kaitan tugas-tugas atau pekerjaan sekolah .
KREATIVITAS
Banyak arti kreativitas yang populer diantaranya yang sering digunakan!
Pertama, kreativitas yang menekankan pembuatan sesuatu yang baru dan berbeda. Kebanyakan orang menganggap bahwa kreativitas dapat dinilai malaui hasil atau apa saja yang diciptakan seseorang.
Kedua, kreativitas sebagai kreasi sesuatu yang baru dan orsinil. Dengan demikian kreativitas dapat diartikan kemampuan untuk kombinasi baru berdasarkan data, informasi atau unsur yang ada.
1.         Ciri-ciri Afektif dari Kreativitas
Motivasi atau dorongan dari dalam untuk berbuat sesuatu, pengabdian untuk pengikatan diri terhadap suatu tugas termasuk ciri-ciri afektif kreativitas.
2.         Pengembangan Kreativitas dalam Pembelajaran
a.         Menciptakan lingkungan kelas yang merangsang belajar kreatif, menurut Fieldhusen dan Treffinger (1980), suatu lingkungan kraetif dapat tercipta dengan
1)        Memberikan pemanasan
2)        Pengaturan fisik
3)        Kesibukan di dalam kelas
4)        Guru sebagai fasilitator
b.         Mengajukan dan mengundang pertanyaan
1)        Teknik bertanya
2)        Metode diskusi
3)        Metode inquiry-discovery
4)        Mengajukan pertanyaan yang menentang
3.         Kreativitas perlu dikembangkan
Kreativitas dapat terwujud dimana saja atau siapa saja, tidak tergantung pada usia, jenis kelamin, keadaan sosial ekonomi atau tingkat pendidikan tertentu. Sesungguhnya bakat kreatif dimiliki oleh seseorang tanpa pandang bulu dan yang lebih penting lagi ditinjau dari segi pendidikan bahwa bakat kreatif itu dapat ditingkatkan karena itu perlu dipupuk sejak dini.
4.         Peran Guru dalam Mengembangkan Kreativitas Anak
a.         Guru sebaiknya berfungsi sebagai fasilitator belajar.
b.         Guru diharapkan lebih banyak memberikan tantangan daripada tekanan.
c.          Guru sebaiknya tidak hanya memperhatikan hasil belajar tapi proses belajar
d.         Guru lebih baik memberikan umpan balik daripada penilaian
e.         Guru harus mampu menyajikan beberapa metode belajar, supaya kreativitas anak akan berkembang
f.          Guru hendaknya dapat menciptakan suasana di dalam kls yang menunjanh rasa harga diri anak.
5.         Mengenal Anak yang kreatif
Anak yang kreatif dapat dilihat melalui aktivitas dan prilakunya, seperti di bawah ini.
a.         Bersifat ingin tahu.
b.         Sering mengajukan pertanyaan yang bermutu
c.          Memberikan banyak gagasan dan ususl terhadap masalah
d.         Bebas dalam menyatakan pendapat
e.         Mempunyai rasa keindahan
f.          Menonjol dalam salah satu bidang seni
g.         Mempunyai pendapat sendiri
h.         Mempunyai rasa humor
i.           Mempunyai daya imajinasi
Organisasi atau menggunakan cara-carayg asli dalam pemecahan masalah
BBM 7
FAKTOR-FAKTOR NON INTELEKTUAL
YANG MEMPENGARUHI PEMBELAJARAN 1

FAKTOR SIKAP YANG DAPAT MEMPENGARUHI PEMBELAJARAN
1.         Makna sikap
Sikap berasal dari istilah asing attitude, merupakan pandangan, perasaanyg disertai oleh kecenderunganutama bertindak sesuai dengan objek. Dengan semikian sikap itu senantiasa terarahkan terhadap suatu hal, suatu objek, tidak ada sikap tanpa ada objeknya.
2.         Sikap sosial dan individual
a.     Sikap sosial adalah: sikap yang dinyatakan oleh cara-cara kegiatan yang sama dan berulang-ulang terhadap objek sosial.
b.    Sikap individual adalah sikap yang dimiliki oleh seseorang demi seorang saja, misalnya kesukaan terhadap binatang-binatang tertentu.
3.         Ciri-ciri sikap
a.     Sikap bukan dibawa sejak lahir
b.    Sikap dapat berubah-rubah
c.     Sikap dapat berdiri sendiri
d.    Sikap tidak merupakan suatu hal tertentu
e.    Sikap mempunyai segi-segi motivasi
4.         Memahami sikap
Metode dapat digolongkan ke dalam metode langsung dan tidak langsung
Ø  Metode langsung adalah metode ini dimana orang secara langsung diminta pendapat
Ø  Metode tidak langsung ialah orang itu diminta upaya menyatakan dirinya mengenai objek dengan melalui tes psikologi seperti yang dikembangkan oleh Thurton, Likert, dan Guttman.
5.         Faktor yang mempengaruhi sikap
a.    Intern adalah pandangan baru dipengaruhi melalui alat komunikasi dan ditampung diantara pandangan dan persaan yang sudah terdapat pada diri seseorang.
b.    Ekstern adalah sikap yang dibentuk dan diubah dalam situasi atau interaksi kelompok.
6.         Perubahan sikap
a.    Perubahan sikap dalam situasi kontak antar kelompok
b.    Perubahan sikap karena komunikasi sepihak
KEPRIBADIAN
1.         Makna kepribadian
Beberapa definisi kepribadian
Kepribadian adalah: suatu totalitas terorganisir dan disposisi-disposisi psikis manusia yang individual, yang memberi kemungkinan untuk membedakan ciri-cirinya yang umum dengan pribadi lainnya.
Gordon W Allport
Kepribadian adalah: kesatuan organisasi yang dinamis sifatnya dari sistem psikolofisis individu yang menentkan kemampuan penyesuaian diri.
May; kepribadian itu merupakan peransang atas stimulus sosial bagi orang lain
Morton Prince; kepribadian adalah jumlah total dari semua disposisi pembawaan, impuls-impuls, kecenderungan-kecenderungan, selera-selera, nafsu-nafsu, insting-insting individual, diposisi-disposisi, dan tendensi-tendesi yang diperoleh melalui pengalaman.
2.         Perubahan kepribadian
faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya perubahankepribadian diantaranya adalah sebagai berikut :
a.         faktor fisik seperti gangguan otak, kurang gizi, minuman keras, dan gangguan organik
b.         faktor lingkungan sosial budaya, seperti krisis ekonomi, dan keamanan yang menyebabkan terjadinya masalah pribadi.
c.          Faktor itu sendiri, seperti: tekanan emosional, dan identifikasi atau imitasi terhadap orang lain.
3.         Karakteristik kepribadian
EB. Hurlock (1986), mengemukakan bahwa penyesuain yang sehat ditandai dengan karakteristik sebagai berikut :
a.         Mampu menilai diri sendiri
b.         Mampu menilai situasi secara realistik
c.          Mampu meilai prestasi
d.         Menerima tanggung jawab
e.         Kemandirian, memiliki sifat kemandirian
f.          Dapat mengontrol emosi
g.         Berorientasi tujuan
h.         Berorientasi keluar
i.           Penerimaan sosial
Adapun kepribadian tidak sehatditandai dengan karakteristik sebagai berikut :
a.         Mudah marah
b.         Menunjukan kekhawatiran dan kecemasan
c.          Sering merasa tertekan
d.         Bersikap kejam
e.         Ketidakmampuan untuk menghindar dari perilaku menyimpang, meskipun sudah diperingati
f.          Mempunayai kebiasaan berbohong
g.         Bersikap memusuhi
h.         Senang mencomoh orang lain
i.           Sulit tidur
j.           Kurang memiliki rasa tanggungjawab
k.         Sering mengalami pusing kepala
l.           Bersikap pesimis dalam menghadapi kehidupan
m.       Kurang bergairah
4.         Faktor yang mempengaruhi kepribadian
a.         Faktor genetik
b.         Faktor lingkungan
1)             Kelaurga, perlakuan orang tua yang penuh kasih sayang, dan pendidikan yang diberikan kepada anak tentang nilai-nilai kehidupan.
2)             Kebudayaa, pengaruh kebudayaan terhadap kepribadian dapat dilihat dari perbedaan antara masyarakat modern, yang budayanya relatif maju dengan primitif
3)             Sekolah
-          Ilkim emosional kelas yang sehat memberikan dampak yang positif bagi perkembangan psikis
-          Sikap dan prilaku guru, tercermin dari hubungan dengan siswa
-          Disiplin atau tata tertib
5.         Penampilan kepribadian seorang guru
a.         Komponen penampilan yaitu unsur kemampuan mewujudkan perilaku kinerja yang nampak sesuai dengan bidang jabatan dan tugasnya.
b.         Komponen subjek, yaitu unsur kemampuan penguasaan bahan pengetahuan yang relefan
c.          Komponen profesional yaitu unsur kemampuan penguasaan subtansi pengetahuan dan keterampilan
d.         Komponen proses yaitu unsur kemampuan penguasaan proses mental intelektual
e.         Komponen penyesuaian diri
f.          Komponen kepribadian





BBM 8

FAKTOR-FAKTOR NON INTELEKTUAL
YANG MEMPENGARUHI PEMBELAJARAN 2
FISIK DAN KESEHATAN, KEMATANGAN SERTA
DORONGAN PRESTASI

FISIK DAN KESEHATAN
1.              Rasa
Indera perasa ini akan merespon perangang melalui lidah untuk membedakn rasa asin, manis, asma, dan sebagainya.
2.              Raba dan sakit
Perbedaan jenis kelamin memperlihatkan perbedaan sensitivitas terhadap rangsangan ini dimana jeis kelamin perempuan memperlihatkan lebih sensitive.
3.              Pembauan
Pembauan pada manusis cukup penting, namun tidak sepenting seperti hanya pada binatang. Sekalipun demikian indera pembauan pada manusia sangat perasa dan sangat membantu.
4.              Pendengaran
Penelitian terhadap anak usia 8 tahun – 14 tahun menunjukan bahwa meningkatnya sensitivitas suara sampai usia 12 – 13 tahun baik untuk anak laki-laki maupun perempuan.
5.              Persepsi berdasarkan penglihatan
Rangsangan penglihatan memberikan sumber penting bagi individu untuk mengadakan hubungan dengan lingkungan.
6.              Interaksi sistem indera
Dalam banyak situasi; persepsi melibatkan penguasaan lebih dari satu indera secara bersama-sama. Koordinasi mata dn tangan memerlukan penglihatan rabaan.
Penglihatan dan Pendengaran
Apa yang dimaksud dengan persepsi adalah proses yang sifatnya kompleks dalam menrima dan mengiterprestasikan informasi yang datangnya dari berbagi indera penerima. Proses psikologisblj individu sebagai berikut :
·                Informasi ditampung oleh alat-alat indera lalu disalurkan oleh sisyim urat syaraf sebagai masukan.
·                Masukan ditampung dalam pusat penampungan kesan-kesan sensori
·                Pola perseptual itu masuk dalam ingatan
·                Ingatan jangka waktu lama
·                Informasi yang digali dari long term memory masuk ke dalam pusat perencanaan.
·                Hasil pengolahan dalam pusat pelaksanaan yang menghasilkan suatu tindakan atau perbuaan yang sesuai.
KEMATANGAN
Kematangan atau maturation adalah urutan perubahan yang dialami individu secara teratur yang ditentukan oleh rancangan genetikanya (Suntro & Yutsen, 1992:20)
Kaum naturalismemengaku bahwa kondisi lingkungan yang ekstrim dapat menyebabkan gangguan terhadap proses perkembangan anak.
Masa peka adalah suatu masa dimana suatu fungsi demikian baik perkembangannya dan Karenanya harus dilayani sebaik-baiknya.
DORONGAN PRESTASI
Dorongan istilah psikologinya adalah disebut dengan motif. Doronganberprestasi sama artinya dengan motif berprestasi . motif merupakan pengertian yang melingkupi penggerak, alasan-alasan atau dorongan-dorongan dalam diri manusia yang menyebabkan manusia itu berbuat sesuatu.
Ada beberapa pendapat mengenai pengertian motif, Sherif & Sherif (1956). Misalnya menyebut motif sebagai suatu istilah generik yang meliputi semua faktior internal yang mengarah pada berbagai jenis peilaku yang bertujuan. Giddens (1991:64) mengartikan motif sebagai dorongan yang memberikan energi pada tindakan manusia sepanjang lintasan kognitif/perilaku kearah pemuasan kebutuhan. Dengan demikian motif adalah segala daya yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu, jadi motif adalah tujuan, tujuan disebut insentif, adapun insentif dapat diartikan sebagai sesuatu tujuan yang menjadi arah suatu kegiatan yang bermotif.
Secara etimologis motif berasal dari kata Motion yang berarti gerakan atau sesuatu yang bergerak, jadi istilah motif erat berkaitan d gerak, yakni gerakan yang dilakukan oleh manusia disebut juga perbuatan atau tingkah laku.
Dorongan Berprestasi (Moti Berprestasi)
Mc Celland adalah seorang psikologi sosial yang terkenal dengan pemikirannya mengenai kebutuhan atau dorongan berprestasi. Konsep ini diangkat dengan sebuah simbol yang kemudian menjadi sangat terkenal yakni n-Ach. Menurut Mc Celland untuk membuat sebuh pekerjaan berhasil, yang paling penting adalah sikap terhadap pekerjaan itu.
Menurut Wood Worth bahwa motif pada diri individu atau seseorang itu ada yang asli dan ada yang tidak dipelajari.
Peranan guru dalam memotivasi pembelajaran siswa
1.              Mengenal siswa yang diajarnya secara pribadi
2.              Memperlihatkan interaksi yang menyenangkan, interaksi yang menyenangkan ini akan menimbulkan suasana aman di dalam kelas.
3.              Menguasai bebagai metode dan teknik mengajar
4.              Menjaga suasana kelas supaya para siswa terhindar dari konflik dan frustasi
5.              Memperlakukan siswa sesuai dengan keadaan dan kemampuannya.




BBM 9

KESEHATAN MENTAL
KONSEP KESEHATAN MENTAL, FAKTOR DETERMINAN
DAN PERANAN GURU DALAM MENINGKATKAN KESEHATAN MENTAL
KONSEP KESEHATAN MENTAL
1.              Pengertian kesehatan mental
Kesehatan mental sering dianggap sebagai terjemahan dari mental health dan mental hygiene padahal yang sebenarnya adalah mental health dapat diterjamaahkan menjadi kesehatan mental.
Carl Witherington mengemukakan perbedaan antara mental health dan hygiene sebagai berikut : kesehatan mental merupakan kondisi yang terjadi sebagai hasil dari mental yang terorganisir dan berfungsi secara normal, sedangkan mental hygiene merupakan metoda dan teknik secara ilmiah untuk mencapai dan meningkatkan mental yang sehat.
Zakyah Darajat (1975), bahwa kesehatan mental merupakan terwujudnya keharmonisan yang sungguh-sungguh antara fungsi-fungsi jiwa, serta mempunayai kesanggupan untuk menghadapi problem-problem yang bisa terjadi.
Kita dapat mengetahui seseorang mentaknya terganggu dari perasaan dan pikiranya dengan cara mengamati perilakunya sebagai berikut :
a.              Rasa gelisah atau rasa cemas, perasaan gelisah tersebut kelihatan panik, takut, tanpa mengetahui apa yang ditakutinya dan tidak dapat menghilangkan perasaan gelisah dan cemas itu.
b.             Iri hati, sering kali orang merasa iri hati atas kebahagian orang lain, perasaan ini Karena kebusukan hatinya seperti biasa disangka orang, karena ia sendiri tsk bisa merasakan bahagia dalam hidupnya.
c.              Rasa sedih, rasa sedih yang tidak beralasan atau terlalu banyak hal-hal yang menyedihkannya sehingga air mukanya selalu membayang-bayang kesedihan kendati pun ia seorang yang mampu, berpangkat, dihargai ord dan sebagainya.
d.             Rasa rendah diri ddan hilangnya kepercayaan kepada diri, rasa rendah diri ddan hilangnya kepercayaan kepada diri banyak sekali terjadi pada pemuda-pemudi kita yang disebabkan oleh banyaknya masalah yang mereka hadapiyg tidak mendapatkan penyelesaian dan pengertian dari orang tuanya. Disamping itu mungkin pula faktor pendidikan dan perlakuan yang diterimanya waktu masih kecil. Rasa rendah diri dapat menyebabkan orang itu mudah tersinggung, mereka akan sering menjauhi orang banyak.
e.             Pemarah, marah merupakan ungkapan dari rasa hati yang tidak enak, biasanya akibat kekecewaan, ketidakpuasan atau tidak tercapi yang diinginya. Apabial orang merasa tidak enak, tidak puas terhadap dirinya maka sedikit saja suasana luar mengganggu ia akan menjadi marah.
2.              Karakter mental yang sehat
Karakter mental yang sehat adalah sebagai berikut :
a.              Terhindar dari gejala-gejala gangguan jiwa dan penyakit jiwa, Zakyah Darajat (1975) mengemukakan tentang perbedaan gangguan jiwa (narose) dengan penyakit jiwa (psikose) yaitu naore adalah masih mengetahui dan merasakan kesukarannya sedangkan spikose tidak.
b.             Dapat menyesuaikan diri, proese penyesuain diri merupakan kebutuhan untuk menghindar dari stress.
c.              Memanfaatkan fotensi semaksimal mungkin
d.             Tercapai kebahagiaan pribadi dan orang lain.
3.              Ciri-ciri kesehatan mental pada anak-anak.
a.              Merasa anak-anak lain menyukainya
b.             Merasa aman, terutama menghadapi kejadian yang akan datang
c.              Merasa tenang dan teguh
d.             Tidak takuit sendirian
e.             Dapat tertawa pada situasi yang lucu
f.               Menunjukan sikap tenang tidak takut oleh suatu objek tertentu seperti air, tempat yang tinggi dan sebagainya.
g.              Senang bermain dan menyenangi permainan
h.             Senang bersekolah
i.                Mempunyai perasaan berkelompok, merasa bagian dari kelompok
j.               Periang dan optimis
k.              Dapat tidur dengan baik
l.                Dapat mudah melupakan hal-hal yang salah pada dirinya
m.           Bersahabat dengan baik
n.             Menyenangi orang tua dan kehidupan dirumah
4.              Ciri-ciri kesehatan mental pada orang dewasa
a.              Merasa orang lain menyukainya
b.             Merasa aman, dengan kehadiran sesuatu yang asing
c.              Mempunayi selera humor
d.             Dapat tidur dengan baik
e.             Merasa ia mempunyai kebebasan
f.               Dapat menyatakan dirinya dengan bebas
g.              Memiliki beberapa hobi
h.             Dan sebagainya
FAKTOR DETERMIAN
Faktor atau kondisi yang mempengaruhi kesehatan mental seseorang yaitu :
1.              Kepribadian, sebagai organisasi yang unik dalam diri in, termasuk di dalamnya aspek konsep diri, penerimaan dan realisasi diri.
2.              Kondisi-kondisi fisik termasuk faktor-faktor pembawaan konstitusi fisik system syaraf, kelenjar dan sebagainya.
3.              Perkembangan dan kematangan, terutama dalam aspek intelektual, sosial, moral, dan emosional
4.              Kondisi psikologis termasuk hasil belajar, kebiasaan, sikap frustasi dan konflik dan psikologis lainnya.
5.              Kondisi lingkungan masyarakat secara luas dengan segala norma dan nilai di dalamnya.
6.              Kondisi keagamaan, hubungan manusia dengan Tuhan.
A.             Prinsip-prinsip kesehatan mental
a.         Prinsip yang didasrkan pada hakekat manusia
·           Kesehatan mental dan penyesuain diri tergantung kepada kondisi jasmani yang abik dan itergritas organisme
·           Unmemelihara kesehatan mental dan penyesuaian diri maka perilaku individu harus sesuai dengan hakekat kemanusiaanya sebagai makhluk yang memiliki moral, intelektual, agama, emosional, dan sosial
·           Dalam mencapai dan memelihara kesehatan mental dan penyesuaian diri perlu memperluas pengetahuan atau tilikan tentang diri sendir.
·           Kesehatan mental memerlukan konsep diri pengetahuan dan sikap terhadap kondisi fisik dan fsikis
·           Kestabilan mental dan penyesuain diri yang baik dapat dicapai dengan pengembangan moral yang luhur dalam diri sendiri seperti sikap adil, hati-hati, keteguhan hati dan sebagainya.
b.        Prinsip yang didasarkan kepada hubungan manusia dengan lingkungan
·           Kesehatan mental dan penyesuain diri tergantung kepada hubungan manusia dengan lingkungan
·           Kesehatan mental dan penyesuain diri dengan ketenangan batin
·           Kesehatan mental dan penyesuain diri dicapai dengan sikap realistis, termsk penerimaan terhadap pernyataan secara sehat dan objektif
c.         Prinsip-prinsip yang didasarkan kepada hubungan manusia dengan Tuhan
·           Kestabilan mental tercapai dengan perkembangan kesdaran seseorang terhadap sesuatu yang luhur dari pada dirinya
·           Kesehatan mental dan ketenangan batn dicapai dengan kegiatan yang tetap dan teratur.
B.             Fungsi kesehatan mental
a.         Pencegahan
Kesehatan mental berupaya untuk mencegah terjadinya kesulitan atau gangguan mental atau penyesuaian diri.
b.        Penyebuhan
Fungsi ini merupakan  upaya untuk memperbaiki kepribadian dan meningkatkan kemampuan menyesuaikan diri dapat dikendalikan.
c.         Pengembangan
Merupakan upaya untuk mengembangkan mental yang sehat atau kepribadian, sehingga seseorang mampu menghindarkan kesulitan-kesulitan psikologis yang mungkin dialaminya.
PERAN GURU DALAM MENINGKATKAN KESEHATAN MENTAL ANAK
1.              Kesulitan belajar
Kesulitan belajar adalah merupakan gejala gangguan kesehatan mental, baik sebagai sebab maupunakibat
2.              Masalah kenakalan remaja
Beberapa kasus menunjukan bahwa pada umumnya anak yang melakukan tindakan kenakalan baik di sekolah  maupun di luar sekolah  erta sekali hubungannya dengan kondisi gangguan mental.
3.              Masalah disiplin
Pelanggaran disiplin yang dilakukan anak dapat merupakan gejala gangguan kesehatan mental pada dirinya





KEMBALI KE HALAMAN UTAMA

0 comments:

Post a Comment

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More